"Otw"
"Kemana?"
"Bandung"
"Hahaha... Lucu"
*mengirimkan foto sedang ada di bis
"AYANG GILAAA!!".
Aku hanya tertawa melihat isi chat Juan yg terkaget tidak percaya. Aku sengaja tidak memberi tahunya untuk memberi kejutan. Tapi ini pertama kalinya aku kesana dan aku tentu saja takut apabila harus sendirian disana.
Setelah 3 jam perjalanan, akhirnya aku sampai di terminal Dago. Aku sudah menghubungi Juan sebelumnya, katanya dia sedang otw.
"Yang, aku udh di terminal ya". Pesanku
Ia tidak membalas, artinya ia benar2 sedang di jalan. Sambil menunggu, aku lalu mencari toilet terdekat untuk merapihkan penampilanku dan memakai vibrator wireless di vaginaku. Setelah selesai, aku lalu keluar dan segera menemui Juan yg sudah tiba di depan terminal. Hanya ada sedikit rasa mengganjal, namun aku tetap baik2 saja. Dari kejauhan terlihat seorang pria dengan jaket puffernya sedang membakar rokok di atas motor Supra yg distandar satu.
"Oy.. Hehehe". Sapaku mengagetkannya.
"Eh.. Anjir... Anak SMA mana nih nyasar kemari?". Tanyanya.
"Anak SMA Jakarta yg ngebucin ampe ke Bandung". Jawabku tersenyum.
Ia juga tersenyum, dan aku segera memeluknya untuk melepas rindu. Erat, sangat erat. Aku tidak peduli dengan orang sekitar, aku sangat merindukan Juan.
"Badan lu kecil sih jadi nyaru klo pake seragam SMA juga". Jawabnya sambil mengelus kepalaku.
Tak mau membuang waktu, kami segera menaiki motor dan meninggalkan area terminal. Sejujurnya, aku tidak mengetahui seluk beluk kota Bandung sama sekali. Ada sedikit rasa khawatir apabila Juan menculikku dan bertindak jahat padaku. Tapi saat aku memeluknya dari belakang, rasa itu hilang. Saat ini jam 2 siang di hari week days, jadi sebentar lagi jam pulang sekolah.
"Kita mau kemana?". Tanyaku
"Ke kerjaan gw bentar, ada yg ketinggalan".
"Okeh"
Perjalanan dari terminal ke tempat kerjanya Juan tidak terlalu lama, hanya sekitar 15 menitan mungkin. Juan bekerja di sebuah rumah makan yg mirip dengan rumah masakan Padang. Aku sendiri belum makan siang dan sangat tergiur dengan aroma ayam bakar yg melewati hidungku.
"A... Mau makan dong". Seruku pada salah satu penjaga tempat makannya.
"Makan apa teh?". Sapanya
"Euhmm.... Nasi aja ama ayam bakar satu".
"Ohh... Eh anjeun kabogoh na si Juan?".
"Hah?, iya iyaa...". Jawabku ga mengerti apa yg ditanyakan.
Ia lalu berbicara panjang lebar dengan bahasa Sunda. Juan yg sudah selesai pun juga menyauti dengan bahasa Sunda.
"Ini teh nasinya. Maap yaa.. Soalnya disini pada ngira na si Juan homok". Ujar masnya sambil tertawa.
Aku lalu memakan nasi ayam bakar yg sudah aku pesan barusan sambil ditemani Juan di depanku.
"Enak ga?".
"Enaak kok, kebetulan aku lagi laper". Sahutku sambil makan.
Juan hanya memperhatikanku yg sedang makan. Saat aku tanya, ia mengaku kalau ia sudah makan. Bukan, bukan ayamnya yg enak. Makan apapun dengan posisi Juan ada dihadapanku seperti ini pasti akan enak. Suasana siang yg terik bersahutan dengan suara kipas angin yg berputar di atasku.
![](https://img.wattpad.com/cover/354328304-288-k473094.jpg)