[ happy reading ]
Meskipun detik jam semakin bertambah tiap saatnya, Jerome masih berharap kalau ini semua hanya sebatas mimpi belaka dan kehidupan nya akan kembali normal seperti sedia kala.
Tapi harapan nya itu selalu pupus saat kedua matanya terbuka lalu menyadari kalau apa yang terjadi kepadanya bukan hanya mimpi belaka.
Hubungan nya dengan Raline hancur. Masalahnya dengan Abigail belum menemukan titik terang. Dan sekarang ditambah dengan fakta kalau keberadaan Raline tidak jelas ada dimana.
Jerome tahu semua orang sudah mengerahkan seluruh tenaga dan usaha untuk mencari keberadaan Raline. Tapi usaha mereka belum menemukan kejelasan.
Sedikitpun tanda-tanda keberadaan Raline belum bisa dipastikan. Entah gadis itu masih bernyawa atau....
Ah sial!
Memikirkan kenyataan terburuk itu hanya akan menambah ketakutan Jerome saja. Segala usaha sudah dia lakukan demi menghilangkan pikiran buruk tentang keadaan pacarnya.
Meskipun kecil kemungkinannya, Jerome akan tetap percaya kalau Raline akan kembali kepadanya dalam keadaan baik-baik saja.
Tokk.. tokk..
Jerome menoleh ke arah pintu kamar nya setelah mendengar ketukan pintu. Dia mengusap wajahnya yang pucat dan kusut
Tidurnya tidak nyenyak beberapa malam ini dan membuat mood nya jadi tidak menentu."Adek bolos kuliah lagi, Ma!"
"Gue Luna, Jer." suara perempuan menyahut dari luar kamar Jerome.
Luna?
Kenapa gadis itu kemari pagi-pagi sekali. Bukankah mereka tidak ada janji sebelumnya. Jerome juga sudah mengatakan kalau dia ingin menyendiri dulu untuk beberapa saat."Gue boleh masuk, Jer?"
Jerome menghela napas panjang. Sebenarnya dia tidak mau di ganggu dulu oleh siapapun. Mental nya belum baik-baik saja untuk menerima tamu. Tapi tidak mungkin juga kalau dia menyuruh Luna pulang. Kemungkinan gadis itu ingin membicarakan sesuatu yang penting.
"Bentar. Gue cuci muka dulu, Lun."
Dia bergegas ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menyikat gigi. Setelah memastikan kondisi nya sudah lebih segar dari sebelumnya, Jerome pun berjalan ke arah pintu kamar dan membuka nya.
Dapat dia lihat sosok Luna sudah berdiri tepat di depan kamar nya dengan raut wajah yang sedikit kesal. Mungkin gadis itu merasa kesal karena disuruh menunggu agak lama.
"Sorry lama, tadi gue habis cuci muka." kata nya. Lalu Jerome mempersilahkan Luna masuk ke dalam kamarnya. Dia tidak akan menutup pintu agar tidak ada yang mencurigai mereka, meskipun dia juga tidak berminat melakukan apa-apa dengan Luna.
"Maaf juga kalau gue bertamu di waktu yang kurang tepat. Mungkin lo juga agak keberatan sama kedatangan gue kesini."
"It's okay. Gue nggak masalah kalau urusannya emang penting."
Luna mengeluarkan iPad dari dalam tas nya dan mengotak-atik layarnya. Jerome mengerutkan kening karena merasa cukup bingung dengan tingkah Luna.
"Ada apa? Gue lagi nggak bisa ngeladenin tamu."
"Gue kesini karena punya tujuan penting." ucap Luna. Gadis itu menyodorkan iPad ke arah Jerome.
"Apa?" tanya Jerome yang masih bingung.
"Lo harus lihat cctv itu. Gue baru dapat video nya semalam. Kebetulan orang yang mau bantu gue berhasil dapat bukti baru yang bisa bawa Abigail ke jurang neraka."
KAMU SEDANG MEMBACA
[5] HATI dan WAKTU - S2
Romance[S2] Setelah mengetahui fakta bahwa Raline mengalami amnesia dan tidak bisa mengingat apapun tentang Jerome membuat lelaki itu hampir menyerah. Namun meskipun begitu Jerome sudah bertekad kalau dia tidak akan pernah menyerah untuk mendapatkan Raline...