BAB 03: PLEASE COMEBACK TO ME..

413 83 13
                                    

[ happy reading ]







Beberapa hari setelah keributan yang dilakukan Abigail di aula kampus, Jerome tidak lagi mendengar kabar tentang wanita itu. Entah apa yang akan dilakukan oleh Abigail setelah ini, yang jelas dia sudah mempersiapkan sesuatu untuk menghancurkan hidup Abigail.

Ada untung nya kalau memang wanita gila itu benar-benar sudah menyerah dan tidak akan mengganggu nya lagi. Jerome sedang butuh ketenangan dan dia tidak ingin ada seorang pun yang mengganggu nya.

Tapi tidak untuk Jonathan dan Luna yang masih dia izinkan untuk menemuinya karena mereka berdua bukan orang-orang yang akan mengganggu ketenangan pikiran nya. Di antara teman-teman nya yang lain memang hanya Jonathan dan Luna saja yang masih mau membantu nya.

Teman-teman nya yang lain sebenarnya juga tidak menyimpan dendam kepada nya tentang masalah nya dengan Raline. Mereka hanya tidak ingin ikut campur terlalu jauh dan cukup membantu sekedar nya.

Hanya begitu saja sudah membuat Jerome merasa terbantu. Setidaknya teman-teman nya tidak memusuhi nya hanya karena masalah nya dengan Abigail. Tapi nyata nya hal itu tidak berlaku untuk Dimas. Cowok itu masih tidak ingin berinteraksi dengan nya sejak insiden beberapa waktu lalu. Di tambah dengan situasi yang tengah terjadi sekarang. Sepertinya jiwa kebencian Dimas semakin menjadi-jadi.

Dan pagi ini sudah genap 6 hari setelah pesawat yang di tumpangi Raline dan ayah nya di konfirmasi hilang. Selama itu juga Jerome merasa hidup nya makin hancur dan tak berguna. Dia yang dulu di kenal rajin dan tidak pernah skip kuliah pun jadi sering bolos kuliah.

Dia yang dulu di kenal mudah menguasai emosi pun kini jadi lebih sering kehilangan kontrol emosi nya. Mood nya berubah lebih sensitif, tidak ada orang yang bisa menangani nya, bahkan kedua orang tua dan teman-teman nya saja sudah pasrah.

Satu-satu nya hal yang sudah pasti bisa mengembalikan Jerome yang dulu adalah Raline. Tapi apa daya kalau sampai saat ini tidak ada satupun pihak yang mengetahui dimana dan bagaimana keadaan cewek itu.

Pagi ini kembali di lalui Jerome dengan mimpi buruk. Dia jadi jarang tidur nyenyak karena mimpi yang berulang-ulang datang menghantui nya.

Mimpi saat dia sedang berusaha menahan kepergian Raline yang entah mau kemana. Di mimpi nya itu Raline sangat cantik dengan pakaian putih bersih, wajah nya pun bersinar cerah. Jerome tidak pernah melepaskan genggaman tangan mereka dan itu terasa seperti nyata. Meskipun dia yakin itu hanyalah bunga tidur belaka.

Tokk.. tokk..

Suara pintu di ketuk membuyarkan lamunan Jerome. Tanpa melihat nya pun dia sudah tahu siapa yang akan masuk ke dalam kamar nya.

"Kamu udah bangun tidur, dek?" suara lembut milik Mama nya mengalun melewati gendang telinga Jerome. Tapi tak mampu membuat perhatian cowok itu teralihkan.

Mama Siska menghela napas lelah melihat keadaan putra nya yang berubah drastis setelah kepergian Raline. Beliau berjalan mendekati ranjang Jerome dan duduk di sisi ranjang yang kosong.

"Kamu masih nggak mau aktif ngampus kayak dulu lagi? Bukan nya kamu lagi nyiapin buat skripsi ya, dek?"

Jerome tidak menjawabnya. Cowok itu hanya melamun dengan wajah nya yang menirus dan kelihatan pucat.

"Jerome, mama tau keadaan kamu sekarang. Tapi kalau kamu kayak gini terus malah nggak baik buat diri kamu sendiri. Papa dan teman-teman kamu juga masih terus berusaha bantu cari keberadaan Raline. Tapi kamu harus tetap terima apapun keadaan nya nanti."

Mendengar ucapan bernada lembut milik Mama Siska membuat emosi Jerome seakan teraduk-aduk. Dia yang biasanya bisa menahan perasaan nya kini lemah dan pasrah. Air mata mulai turun dari pelupuk mata nya.

[5] HATI dan WAKTU - S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang