BAB 06: JEROME DAN USAHA NYA

438 64 16
                                    


[ happy reading ] 




Dan benar saja. Begitu tiba di kontrakan ternyata ibu dan beberapa teman sudah menyiapkan pesta penyambutan kecil-kecilan. Di meja makan sederhana itu sudah tersaji beberapa hidangan yang kemungkinan di beli dari luar.

Tapi Raline bisa menebak kalau ayam goreng bumbu itu pasti buatan ibu nya. Dia sungguh mengenal dengan aroma nya yang lezat.

Setengah jam kemudian Yudha datang dengan membawa tiga botol bir dan kacang rebus. Cowok itu sebelumnya memang sudah berniat ingin mengadakan pesta nakal kecil-kecilan untuk menyambut kepulangan Raline dari rumah sakit.

Tapi dia lupa kalau di rumah itu bukan hanya ada mereka saja, tapi ibu Raline juga ada disana. Dengan rasa canggung yang terlihat jelas akhirnya Yudha menyimpan kembali botol bir itu dan mengatakan akan meminum nya setelah Raline sudah sembuh total.

Mereka merayakan pesta itu dengan sangat meriah. Pesta nya memang tidak mewah, tapi kebahagiaan yang mereka ciptakan yang membuat suasana pesta kecil-kecilan itu nampak meriah.

Mereka sampai tidak sadar kalau matahari mulai tenggelam dan hari sudah berganti menjadi malam. Sebagian dari mereka sudah kelelahan dan memilih tidur tak tahu tempat. Sekarang di ruang tengah rumah sudah di jadikan tempat tidur pengungsian sementara untuk teman-teman.

Hanya tinggal Raline dan ibu saja yang masih bertahan, walaupun sebenarnya dia juga sudah mulai merasa kantuk berat kian menyerang.

"Bu, aku ke kamar duluan ya. Udah ngantuk banget nih. Besok biar aku bantu beres-beres. Ibu mending istirahat juga deh." ucap Raline sambil menguap lebar.

"Kamu nggak mau nunggu Jerome datang, Rell?"

Seketika Raline ingat kalau hanya Jerome satu-satu nya orang yang belum datang. Padahal pesta nya sudah selesai sejak satu jam yang lalu. Sepertinya mustahil cowok itu akan datang.

"Udah malem gini emang dia masih niat datang? Lagian pesta nya kan udah selesai. Teman-teman yang lain juga udah pada teler semua."

"Jerome pasti datang. Semalam apapun dia pasti bakal nyempetin untuk datang." ucap ibu. Raline bisa melihat tatapan yang meyakinkan dari ibu nya.

"Ibu kenapaㅡ" ucapan Raline di interupsi oleh suara ketukan pintu.

Tokk.. tokk..

"Itu pasti Jerome. Kamu bukain pintu nya gih. Ibu mau nyiapin camilan sama minum buat dia."

Raline merasa aneh dengan sikap ibu nya. Setahu dia ibu tidak mengenal Jerome, tapi kenapa ibu kelihatan seperti sudah pernah mengenal Jerome sejak lama.

Tidak mau berpikir jauh yang mengakibatkan sakit kepala nya kambuh, Raline memilih berjalan menuju pintu untuk menyambut tamu yang datang cukup telat.

CKLEK..

Pintu terbuka dan Raline langsung di suguhi kehadiran sosok tampan yang sedang berdiri dengan wajah kusut berkeringat.

Di depan nya berdiri Jerome yang masih menggendong tas. Kedua tangan cowok itu penuh dengan menentang barang.

Tangan kanan nya membawa buket bunga mawar merah dan putih. Sedangkan di tangan kiri nya menenteng kotak packaging yang tertera logo salah satu toko kue langganan Raline.

"Hai.. sorry akㅡ gue telat." ucap Jerome dengan cengiran canggung.

Raline sempat terdiam beberapa saat memperhatikan gerak-gerik cowok di depan nya sebelum suara ibu mengalun dari dalam. Raline langsung mempersilahkan Jerome untuk masuk ke dalam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[5] HATI dan WAKTU - S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang