BAB 05: BIGGEST TRAGEDY

270 40 3
                                    


[ happy reading ] 




Ini pasti hanya mimpi atau ketidak sengajaan. Mana mungkin Raline sampai melupakannya. Mereka memang lama tidak bertemu, tapi Jerome yakin hal itu tidak menjadi alasan kenapa Raline sampai tidak mengenalinya.

Gadis itu benar-benar menatapnya seperti orang asing yang tidak saling mengenal sebelumnya.

Jerome menjambak rambut nya merasa frustasi dengan kenyataan yang tengah dia hadapi saat ini. Takdir seolah senang mempermainkan perasaan nya. Baru saja di terbangkan ke langit tapi seketika langsung di hempaskan kembali. Selalu seperti itu sejak Jerome mengenal Raline.

Cowok itu mendongak saat merasakan tepukan pelan di bahu nya. Dia dapat melihat sosok Dimas yang sedang berdiri di hadapan nya sambil menyodorkan sekaleng kopi yang mungkin di beli dari vending machine yang ada di beberapa sudut rumah sakit.

Dia bergumam 'thanks' kepada Dimas. Kopi kalengan itu tidak langsung dia minum dan malah dia lihati dengan isi pikiran nya yang melayang kemana-mana.

"Lo pasti kaget kan lihat keadaan Raline sekarang? Dia lagi nggak prank lo, Jer." ucap Dimas memulai obrolan.

"Sebelumnya gue mau berterimakasih karena lo udah berusaha keras buat adik sepupu gue. Daripada keluarga Raline yang lain gue akui lo adalah satu-satu nya orang yang berjuang mati-matian buat Raline. Mulai dari pencarian sampai perawatan Raline selama di rumah sakit."

Dimas menoleh saat tidak mendapati respon Jerome. Cowok kelahiran 96 itu menghela napas nya melihat Jerome yang duduk di samping nya.

"Tadi dokter udah ngejelasin tentang kondisi Raline sekarang. Dia mengalami amnesia retrograde. Jadi sekarang Raline agak kesulitan untuk memperoleh kembali ingatan di masa lalu karena cedera di bagian kepala pas kecelakaan terjadi. Bisa dikatakan kalau Raline lupa beberapa memori ingatan nya. Termasuk ingatan tentang lo dan tentang tragedi kecelakaan itu. Bahkan Raline mengira kalau ayah nya nggak meninggal, tapi cuma lagi pergi kerja ke tempat yang jauh." ujar Dimas.

"Kalau dia amensia, kenapa cuma gue dan kejadian terakhir sebelum kecelakaan yang dia lupa, bang? Tapi dia ingat kalian semua, kecuali gue." tanya Jerome seolah masih tidak mempercayai kenyataan yang ada.

"Gue juga nggak tau kenapa bisa kayak gitu. Tapi penjelasan medis mendiagnosa kalau Raline mengalami amnesia retrograde. Amnesia ini nggak permanen dan bisa sembuh sewaktu-waktu. Cuma memang butuh waktu yang nggak sebentar."

Jerome mengumpat untuk melampiaskan rasa kecewa dan sedih nya. Setelah apa yang dia perjuangkan selama ini, kenapa harus hasil seperti ini yang dia dapatkan.

"Gue udah berusaha sekeras mungkin buat Raline. Dan berharap dia bisa kembali lagi sama gue, walaupun kesalahan yang lakuin ke dia udah buat dia menderita."

"Gue bisa melihat jelas perasaan tulus lo buat Raline. Hal yang sama pas gue lihat dia berjuang keras buat dapetin lo dulu." kata Dimas.

Dia menepuk pundak Jerome untuk memberi teman nya kekuatan.

"Gue nggak nyangka bakal ngomong kayak gini lagi untuk yang kedua kali nya sama lo, Jer."

Jerome menoleh dan menatap Dimas dengan tatapan bertanya. "Apa maksud lo?"

Dimas menatap Jerome dengan serius, namun masih terkesan cool.

"Lo masih cinta sama Raline atau udah nyerah pas tau kenyataan dia amnesia dan nggak bisa ingat satupun tentang lo?" tanya Dimas.

Jerome sempat terdiam beberapa saat sebelum menganggukkan kepala dengan yakin. "Hati dan perasaan gue udah gue kasih seluruhnya buat Raline. Meskipun gue kecewa dia nggak inget gue, tapi bohong kalau gue menyerah cuma karena itu."

"Jer, dengerin ucapan gue baik-baik. Ini adalah kesempatan paling terakhir yang lo punya. Sekali aja lo buat kesalahan fatal yang bisa bikin Raline menjauh, gue udah nggak peduli lagi kalau lo mau menyesal berkali-kali."

"Lo mau ngomong apa, bang?"

"Bertahan, sabar, dan yakini hati lo buat nunggu Raline pulih. Dokter bilang amnesia nya Raline nggak permanen, jadi ada harapan kalau dia bakal pulih. Tapi pihak dokter atau siapapun nggak bisa prediksi kapan Raline ingat semua tentang lo."

"Kalau lo mau ngikutin kata-kata gue, suatu saat nanti Raline pasti ingat semua kenangan kalian. Karena sekarang dia ingat lo cuma teman, jadi yang bisa lo lakuin adalah ngedeketin dia sebagai teman. Bersikap sewajarnya seolah-olah kalian cuma teman biasa. Atau bisa di anggap lo lagi memulai semuanya dari nol. Tahap pedekate maksudnya. Jangan ungkit tentang hubungan kalian dulu sampai Raline pulih 100%. Kalau dia dipaksa untuk ingat sesuatu yang dia nggak ingat, nanti dia bakal ngerasain sakit kepala hebat. Bisa kan?" ucap Dimas.

"Deketin dia boleh, tapi yang sewajarnya aja. Jangan sampai kebucinan lo itu malah bikin Raline nggak nyaman. Bisa gawat kalau Raline malah menilai lo orang freak karena terlalu berlebihan."

"Lo ngizinin gue buat deketin Raline lagi, bang?"

Dimas mengedikkan bahu. "Gue tau gimana menderita nya lo selama Raline pergi. Dan gue juga tau gimana tersiksa nya Raline karena harus jauh-jauh dari lo. Perasaan kalian tulus satu sama lain. Gue bakal jadi orang jahat kalau mau memisahkan kalian."

"Tapi ya gitu. Sekarang situasinya udah berubah. Lo harus jadi orang yang berusaha mengambil hati Raline. Kayak yang Raline lakuin ke lo dulu. Mungkin nanti nya pun lo bakal ngerasa putus asa dan pengen nyerah, tapi gue harap lo bertahan. Soalnya Raline juga dulu mengalami hal yang sama kayak yang lo alami sekarang. Gue nggak maksa kalau lo keberatan. Ini semua cuma saran dari gue aja. Mau atau nggak nya lo yang memutuskan, Jer. Yang jelas ini adalah kesempatan paling terakhir yang lo punya. Kalau lo cinta Raline dengan tulus tolong bertahan dan perjuangkan dia. Gue kasih kesempatan sekali lagi buat lo." ucap Dimas.

Tidak ada jawaban dari Jerome. Dimas melirik ke samping dan melihat teman nya itu sedang sibuk berpikir. Merasa urusan nya sudah selesai, Dimas pun beranjak dari duduk nya dan berniat pergi.

"Gue nggak akan pernah menyerah untuk Raline."


.

.

.

.


Karena bagian ini udah terlanjur di jadikan chapter berbayar di karyakarsa, jadi bagi kalian yang mau baca kelanjutan nya silahkan baca di karyakarsa :)

Link: https://karyakarsa.com/deftsember/jaerose-hati-dan-waktu-413304




To be Continued..

Kedepan nya kalian bakal ngelihat perjuangan Jerome dapetin hati Raline mulai dari nol.

Please share, like, and comment. Terimakasih untuk semuanya yang masih mendukung Jerome dan Raline. Tapi kenapa makin kesini makin sepi banget yang baca :( Makin pesimis Jerome-Raline udahan sampe sini aja :)

[5] HATI dan WAKTU - S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang