Chapter 04 : Rencana

66 7 2
                                    

Setelah seminggu dari rapat donatur itu, Sukuna mengikuti setiap pertemuan Mamahnya dengan para Kolega perusahaan teknologi kesehatan dan properti, yang sudah ada sejak ia duduk di bangku SMA. Setahu Sukuna, Papahnya adalah orang yang ahli sekali dalam bisnis, sedangkan Mamahnya adalah orang yang ahli dalam pengembangan teknologi kesehatan. Baik Mamah dan Papahnya bukanlah orang kaya sejak lahir, mereka berusaha mendapatkan semua kekayaannya ini dari jerih payah mereka,  sejak mereka bertemu di bangku perguruan tinggi.

Seingat Sukuna dari cerita Papahnya, awalnya mereka bertemu di organisasi yang ranah utamanya bisnis. Saat itu juga Papahnya kenal Mamah, karena satu kelompok saat mengerjakan proyek magang di suatu perusahaan teknologi. Papahnya adalah mahasiswa teknik sipil dan Mamahnya adalah  mahasiswa teknik biomedis, kombinasi mereka sedikit membingungkan saat mereka menjadi satu kelompok proyek magang saat itu, yang di mana mereka ditantang oleh pihak perusahaan tersebut untuk menciptakan bisnis apa yang menarik untuk  mereka mulai dengan dasar jurusan mereka tempuh saat itu. 

Hingga ide muncul dari pemikiran Mamah Sukuna, untuk mencoba bisnis teknologi kesehatan yang berorientasikan membantu gender kedua yang berkembang di masyarakat sejak dulu, yang sekarang di kenal dengan kasta yang memberikan tingkatan status sosial rendah dan tinggi yang berbasis gender kedua tersebut. Sampai akhirnya Mamah dan Papah Sukuna merintis bisnis dan membuat mereka menjadi pasangan dan partner yang bisa saling melengkapi. Dan sampai saat ini bisnis papah dan mamahnya bangun masih terus berjalan, walaupun papahnya telah tiada, rasanya kerja sama mereka sebagai partner bisnis masih terasa sampai sekarang. Menurut Sukuna ini bisa dikatakan cinta sejati sampai mati dan abadi.

"Sukuna, apa kamu sudah siap untuk ambil alih ini semua?" tanya Mamah sembari meletakkan cangkirnyanya setelah menyeruput teh hangatnya. Mamah dan Sukuna kini duduk santai di halaman belakang rumah. Setelah melakukan banyak pertemuan, pengenalan dan latihan selama seminggu, Mamah Sukuna berharap anak pertamanya siap mengambil alih tampuk kepemimpinan perusahaan yang sudah dirintisnya san suaminya, setelah Sukuna menghabiskan waktu selama 7 tahun sekolah Strata 2 sampai Strata 3 dan berkerja di bagian manajemen perusahaan di Eropa. Mamah Sukuna merasa putranya sudah siap dengan semua ini.

Sukuna masih memandang lurus matahari yang akan tenggelam sore di hari minggu ini, "Aku sudah siap, Mah," ujarnya menoleh ke arah Mamahnya yang  sudah mengembangkan senyum.

Mamahnya mengangguk sembari menepuk bahu anaknya, "Baiklah Sukuna, Mamah harap kamu bisa menjalankan perusahaan ini dengan baik."

"Iya Mah, Sukuna usahakan yang terbaik untuk Mamah dan Papah."

Mendengar apa yang dikatakan Sukuna, membuat hati Mamah terenyuh, dia masih tersenyum dan hampir  meneteskan air matanya. Putranya yang selama 7 tahun di luar negeri semakin dewasa dan matang, bahkan dengan prestasi yang membanggakan dan tumbuh menjadi sosok yang mandiri.

 Ini mengingatkanya pada suaminya.

"Sukuna, mamah baru ingat, besok hari senin. Itadori-san menginformasikan akan mengadakan home visit  yang ke tiga kalinya ke rumah siswa bernama Junpei. Karena minggu ini Mamah akan menyiapkan pembaharuan jabatan di perusahaan, jadi mamah minta kamu untuk menemani  Itadori-san untuk home  visit  ke rumah Junpei. "

"Iya, Sukuna akan berangkat besok, Mah" katanya dengan wajah sedikit kebingungan dengan apa yang dikatakan mamanya. "Mah, tapi kenapa kita harus menemaninya? bukankah itu sudah tugasnya dan termasuk layanan Bk, ya?" tanya Sukuna.

"Home visit  memang layanan Bk, tapi ini kesempatan donatur dan yang paling utama bagi seorang donatur meninjau seberapa jauh bantuan mereka sudah disalurkan, dengan ikut home visit kita jadi tahu keadaan siswa, permasalahan dan keadaan lingkunganya sekitarnya, sehingga bantuan kita tidak sia-sia. Intinya hanya melihat bentuk nyata dari bantuan kita, bukan pamrih atau tidak ikhlas, ini dilakukan agar tidak ada penyelewenggan dan lebih efesien  serta memaksimalkan dalam penyaluran bantuannya."

I can't help falling in love with you (FemYuuji)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang