Chapter 16 : Rencana Di Mulai!

32 6 2
                                    

"Kembalikan Ponselku!" teriak Yuuji yang rasanya percuma saja.

"Ouh, lihatlah siap yang kamu hubungi, Ryoumen-san. HMM ..." Megumi menatap layar ponsel Yuuji dan tertera nomor Sukuna yang berhasil terhubung di sana. Namun, tanpa basa-basi dia langsung mematikanya dan meletakannya di meja, lalu dia maju selangkah dan tangannya membelai wajah Yuuji.

"Kau mau apa?" tanya Yuuji sebisa mungkin menampik tangan Megumi, bahkan itu membuat pria itu terkekeh.

"Aku mau dirimu,"bisik Megumi tepat di telinga kiri Yuuji, kemudian dia menarik tubuhnya yang condong ke arah Yuuji untuk melihat reaksi wajah wanita di depannya.

Merasakan bahaya akan mengancam, Yuuji tanpa sadar mundur selangkah dengan air muka yang carut marut, dia meraba sekitarnya. Tapi punggungnya terhantuk oleh sesuatu yang berlapis kain. 

"Mau ke mana Yuuji-chan."

"Naoya-San," bisik Yuuji dengan suara sedikit bergetar, karena dilanda panik, dia tidak merasakan kehadiran feromon Naoya yang sekarang masuk masa Rut. 

"Oh Yuuji ... Oh Yuuji menyedihkan sekali nasibmu," ujar Naoya, kedua tangannya menangkap bahu Yuuji dan membelainya dengan sensual sampai ke ujung jari indah milik Yuuji. Kemudian meniup tepat di tengkuk Yuuji yang terekspos karena rambutnya terikat ponytail. "Kenapa aku harus bilang nasibmu menyedihkan, ya? Kau, kan, sudah membunuh calon istriku," Pria itu terkekeh melihat betapa tegangnya tubuh di depannya ini, bahkan kini kepalanya tertunduk. Naoya bisa menebak isi kepala wanita yang membelakanginya. 

Penyesalan, rasa takut dan kemarahan itu sedang berpusar dipikiran Yuuji, semua itu benar, andai saja dia tidak hadir dikehidupan keluarga Fushiguro. Mungkin mereka masih hidup hingga sekarang.

"Naoya, kau membuat Yuuji takut."

Megumi memegang dagu Yuuji, agar dia bisa melihat wajah yang kini penuh dengan kesedihan dan penyesalan itu, sungguh itu membuatnya senang. Kenapa dulu, dia tidak melakukan ini pada Yuuji. Kemudian, dia mengecup bibir Yuuji yang melengkung sedih, "Jangan takut Yuuji, aku selalu di sini melindungimu."

"Bunuh saja aku," bisik Yuuji, napasnya sedikit tersendat, dia baru menyadari Megumi juga dalam fase Rutnya.

"Apa? Membunuhmu? Hahaha ... mudah sekali kau melarikan diri."

"Bahkan kau melanggar janjimu Yuuji," ujar Megumi menimpali ucapan dari Naoya.

Naoya menggeleng-gelengg, "Membunuhmu tanpa memberikan hukuman setimpal itu, hanya sebuah ketidakadilan, Yuuji-chan." Tangan Naoya yang mengelus ke dua tangan Yuuji, mulai menyelinap di sisi pinggang Yuuji, lalu berbisik "Kau tidak lupakan, apa yang telah terjadi pada Tsumiki sebelum kematiannya."

Tubuh Yuuji tersentak, kala Naoya memeluknya dan mengendus lehernya. Dia masih ingat kejadian itu, masih segar dingatanya, betapa kejamnya para alpha bejat itu melakukan tindakan tidak senonoh pada Tsumiki. Tidak terasa, air matanya menetes, rasanya dia benar-benar tak tau harus melakukan apa saat itu, Tsumiki benar-benar menyuruhnya melarikan diri, tapi pada akhirnya dia hanya bisa bersembunyi dan menyaksikan perlakuan bejat para Alpha itu.

Megumi masih menatap Yuuji yang hanya menangis tanpa suara, dan membiarkan Naoya meraba perut Yuuji sembari mengecap basah leher jenjang yang telah mengkilap dengan jejak saliva. "Kau paham, Yuuji. Kenapa kami tidak membiarkan kamu mati begitu saja," kata Megumi seraya menyeka air mata di pipi Yuuji. Namun, di sisi lain dia ingin sekali melakukan aksinya dengan benak penuh lingkaran nafsu.

"Kami akan menikmati setiap inch tubuhmu, dan memberikanmu kepuasan seperti dilakukan Sukuna kepadamu kemarin."

Seketika Megumi tekesiap, saat Yuuji mendorongnya dan merasakan feromon dihadapanya di penuhi kemarahan. Namun, feromon ini lebih dominan milik Sukuna, dan itu membuat Naoya mundur selangkah menjauhi Yuuji yang sekarang terlihat siaga. Ke dua pria itu saling pandang dengan tatapan heran, dari mana kekuatan feromon itu berasal.

I can't help falling in love with you (FemYuuji)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang