Senandika pun turut sukacita

2 1 0
                                    

Ribuan hari telah dijalani, meringis tiap kali melihat suatu keinginan tidak tercapai, menahan amarah dengan sabar atas mulut yang lancang. Bukankah aku manusia, sama seperti mereka? Jelas, diriku diam. Satu kata terucap pun, kau patah kembali, karena diriku yang tak kau sukai, lelah rasanya menghadapi orang besi sepertimu.

Sebuah perasaan, yang harus ditulis.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang