3. Chapter 3

148 78 5
                                    

Hai-hai kembali lagi di cerita aku 😲
Happy reading semuanya🤍🤸🏻‍♀️
*
*

Seharusnya pada bel istirahat itu waktunya anak-anak menikmati jajanan yang mereka beli

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seharusnya pada bel istirahat itu waktunya anak-anak menikmati jajanan yang mereka beli. Menikmati nikmatnya bekal buatan ibu sendiri, tapi lain halnya Eja yang sedari tadi hanya melamun tanpa berniat memakan bekalnya.


"Eja juga mau di masakin ibu" ucapnya pelan sembari menatap bekalnya tanpa selera , ia juga ingin merasakan masakan ibu nya seperti anak-anak lainnya, tetapi apa boleh buat semua sudah kehendak Tuhan mau memaksa, dan meminta seseorang yang sudah tiada agar kembali percuma.

"Hahaha kasihan, dia tidak punya ibu " saat sedang melamun tiba-tiba saja edi, menghampiri Eja lalu ia dan kawan-kawannya melontarkan kata-kata menyakitkan.

"Iya kasihan sekali, pasti dia iri sama kita "

" Ibunya pergi karena dia nakal "

"kalian tau tidak? dia juga tidak punya bapak"

"Ihh ayo teman-teman jangan ada yang berteman dengan Eja nanti ketularan tidak punya orang tua "

Menangis mungkin cuman salah satu cara yang bisa ia lakukan sekarang. Lelah mendengar perkataan mereka Eja langsung menelungkupkan kepalanya, dan menangis secara diam. Sungguh sakit dengan perkataan mereka, kalau bisa memilih Eja juga tidak mau mau berada dalam situasi seperti ini, dia juga ingin merasakan kasih sayang dari kedua orang tuanya.

"Ibu, mereka jahat"

Brakk

Hanan datang lalu menggebrak meja membuat atensi yang lainnya teralihkan. Marah rasanya, sungguh marah mendengar adiknya di kucilkan apalagi sampai membawa-bawa orang tua, terlebih lagi membahas yang sudah tidak ada di dunia, begini begini juga Hanan sangat sayang terhadap Eja walaupun Eja seringkali menoyor kepalanya, dan selalu mengejar nya sambil membawa tai ayam kesayangannya.

"Heh awas kalian semua!! lawan aku kalau berani, jangan ganggu adik ku."

"Mau kalian ku pukul satu-satu!?"

"Memang kenapa kalau tidak punya orang tua, apa salah?

"Memang salah" ucap salah satu dari mereka

"Bodo amat. Oh iya semoga kamu, dan kalian semua yang mengejek adikku tidak merasakan seperti kami yang tidak punya orang tua. "

******

Hanan ingin berlari dan mengamankan diri sendiri namun ia harus tersandung batu. Dibelakang sana masih terlihat Adi yang mengejarnya sambil membawa sendal dan hampir saja mengenai kepalanya, akhirnya lemparan sendal dari agi melesat begitu saja emosinya sudah meluap-luap. Bagaimana dirinya tidak emosi saat kembali dari pasar betapa kagetnya saat melihat hanan membersihkan tv menggunakan Daleman Agi terlebih lagi itu Daleman favoritnya.

"Awas kamu!! Mas tunggu kamu dirumah" Masih dengan penuh kejengkelan akhirnya Adi memutuskan pulang ke rumah, tanpa memperdulikan lagi Hanan yang sudah berada jauh disana.

"Tunggu saja sampai adzan subuh " sambung hanan setelah mendengar teriakan Adi yang masih terdengar.

Setelah kejadian tadi bukannya langsung pulang ke rumah Hanan yang merasa Adi masih marah dan takut pulang kerumah. Ia kemudian memutuskan berjalan ke arah pantai sambil tersenyum, dan bersenandung ria.

Sesampainya di pantai Hanan langsung mendudukkan dirinya. Karena rasanya ketika sedang merasa lelah Hanan akan selalu datang ke tepi pantai, lalu mengeluarkan uneg-uneg nya disana dan itu berhasil membuatnya lega.

"Andai saja ibu sama bapak masih ada, pasti Asep nggak akan di hina setiap saat. Ibu...bapak, tungguin Hanan sama Asep disana"

Pov Adi

Saat sedang melamun, Hanan dikejutkan dengan ponsel jadulnya yang berbunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat sedang melamun, Hanan dikejutkan dengan ponsel jadulnya yang berbunyi. Menandakan pesan masuk dan sudah bisa di duga itu pesan dari Adi kakaknya, setelah membaca nya tanpa membalasnya. Ia langsung berdiri dan bergegas pergi dari sana menuju rumah, karena benar saja berkeliaran di waktu menjelang maghrib itu pamali.

"Hanan~~, hanan~" Baru beberapa langkah Hanan berjalan ia mendengar suara seseorang memanggilnya. Karena merasa takut, dan ia tahu pasti di jam jam begini makhluk halus banyak berkeliaran ia langsung lari terbirit-birit. "AAAA SETANN!"

"Memangnya tampang ku ini seperti setan ya, padahal aku kan niatnya mau ngajak sholat Maghrib bareng" Ucap seseorang sambil menunjuk dirinya sendiri. Ia merasa heran, bagaimana bisa wajah tampannya ini di anggap setan.

 Ia merasa heran, bagaimana bisa wajah tampannya ini di anggap setan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

——————————

Chapter kali ini gimana? suka nggak?
Jangan lupa klik vote okeii😉, biar aku bikinnya juga happy..
Masukin di perpustakaan kalian juga biar setiap aku update kalian dapet notifnya!

SAMPAI JUMPA DI CHAPTER BERIKUTNYA 🍃
Instagram@pingkyyyy_

Surat terakhir (2018)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang