11. FOTO MASA KECIL

10 1 0
                                    

Happy Reading and Enjoy!

"Mencintai hanya ilusi, memiliki mu hanyalah imajinasi. Kamu sosok yang nyata, namun seperti fatamorgana."
-Emilia Karamel

🌧🌧🌧🌧

Jam menunjukkan pukul lima sore, Islan dan Karamel sedang duduk disofa sambil menikmati film sembari memakan beberapa cemilan.

"Islan." Islan menoleh kesamping saat mendengar Kara memanggil namanya lembut.

"Kenapa Kar?" tak lupa Islan juga mengelus kepala kekasihnya itu yang bersandar dibahu nya.

"Bosen aku."

"Hmm kita jalan-jalan keluar aja gimana? Ke taman komplek aja." tawar Islan.

"Gak yakin bakal dibolehin sama mama." ucap Kara.

"Aku yang izin, pasti dibolehin."

Kara mengangkat kepalanya, menatap Islan yang sedari tadi sudah menatapnya.

"Tapi kan, tadi pagi aku abis cuci darah." ucap Kara, mengingat tadi pagi ia baru melakukan cuci darah untuk menormalkan ginjal nya kembali. Gadis cantik itu sudah mengidap penyakit gagal ginjal sejak tiga tahun terakhir.

"Nanti kita izin sebentar aja, daripada kamu bosen kan dirumah terus?" mendengar itu, Kara segera berdiri.

"Oke! kalo gitu aku siap-siap dulu sebentar." ucapnya sumringah.

"Iya, aku ke tante Nata dulu."

Islan menghampiri Nata yang berada di teras depan rumah nya, sedang menyirami bunga dan tanaman-tanaman miliknya.
"Tan." panggil Islan.

"Eh kenapa Lan?"

"Islan mau izin bawa Kara ke taman komplek tan, tadi dia bilang bosen kalo dirumah terus." ucap Islan meminta izin.

"Islan cuma sebentar aja kok tan, janji gak lama." lanjutnya.

Nata tersenyum hangat, melihat remaja lelaki yang sudah sangat ia kenali itu.

"Iya Islan, tante izinkan. Nanti tolong dijaga ya Kara nya." ucap Nata.

Islan tersenyum sangat tipis mendengar penuturan Nata. Lama Islan terdiam, sebelum akhirnya mengeluarkan kalimat yang ingin sekali ia ucapkan ke Nata.

"Tante Nata ngebuat Islan berada diposisi yang sulit." ucap Islan menahan gejolak emosi yang tiba-tiba saja menghampiri dirinya. Mengingatkan nya dengan seseorang.

"Maaf Lan, ini semua diluar kendali tante." balas Nata.

"Bukan diluar kendali tan, tapi tante Nata sendiri yang milih jalan ini." ucap Islan pelan, takut terdengar dengan kekasihnya.

"Iya tan-"

"Ayo Lan, aku udah siap." ucapan Nata terpotong dengan kedatangan Kara.

"Boleh kan?" ucap Kara lagi sambil menggandeng lengan Islan.

"Boleh kok, tante Nata udah izinin tadi." jawab Islan.

"Yaudah tan, aku sama Kara pergi dulu ya." pamit Islan, melupakan percakapan mereka tadi.

"Iya, kalian hati-hati."

Saat mobil hitam Islan sudah meninggalkan halaman rumah, tiba-tiba terlihat satu mobil putih yang menggantikan posisi mobil Islan tadi. Mobil itu berhenti tepat dihalaman rumah Nata.

Nata mengernyit bingung, sampai si pemilik mobil itu turun dan berdiri di depan mobilnya. Seorang gadis cantik yang masih mengenakan seragam SMA lengkap dengan almamater nya. Si pemilik rambut cokelat bervolume serta mata bulan sabitnya yang jernih.

"Sahara?" ucap Nata pelan. Wanita itu menaruh penyiram tanamannya dan menghampiri Sahara yang tidak bergeming di depan mobilnya.

Tatapan datar tanpa senyum milik Sahara, dapat membuat lawan bicaranya bingung ingin bersikap seperti apa. Gadis itu tetap diam saat Nata sudah berdiri dihadapannya.

Past and PresentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang