15. WHO IS SHE?

6 0 0
                                    

Happy Reading and Enjoy!

"Gue seperti hidup dalam kebohongan. Berpura-pura mencintai-nya, padahal hati gue masih milik lo." -Islan Zennick

🌧🌧🌧🌧

S

udah lima menit yang lalu bel masuk kelas berdering, namun tidak ada tanda-tanda guru akan masuk ke kelas 12 IPA 2 yang terlihat sangat tidak kondusif. Ada yang sedang mencoret-coret papan tulis, bermain game online, ada yang sedang touch up make up padahal ini masih jam pelajaran pertama. Serta tidak sedikit yang memilih untuk tidur, termasuk Ruby yang duduk disamping Sahara, bahkan sebelum bel masuk berdering, gadis itu sudah terlelap.

Sementara Sheryl sedang dispensasi untuk mengikuti lomba paskibra antar sekolah.

"Rakan." panggil Sahara ke si ketua kelas yang sedang mabar bersama beberapa temannya.

"Hmm." Dehem Rakan yang terlihat serius dengan ponsel di genggaman nya.

"Mending lo panggil guru sana, gak kondusif nih kelas." Sahara bingung ingin melakukan apa. Ingin tidur tapi kelasnya terlampau berisik.

"Males ah Sa, lo aja sana yang panggil. Minta tolong."

"Dih? kan lo ketua kelasnya."

"Ya kan gue bilang minta tolong tadi, gue lagi sibuk ini, gak bisa di ganggu." jawab Rakan lagi tanpa mengalihkan perhatiannya dari ponsel.

Belum sempat menjawab. Bu Dewi selaku wali kelas 12 IPA 2 sekaligus guru kimia mereka, datang bersamaan dengan seorang murid cewek yang mengikutinya. Sahara tampak asing dengan wajahnya, pun sama halnya dengan orang-orang yang ada di kelas itu.

"Ruby bangun By, Bu Dewi masuk." Sahara menepuk pelan lengan temannya.

"Selamat pagi anak-anak!" ucap Bu Dewi di depan.

"Pagi Bu."

"Baik, sebelumnya Ibu mau kasih kabar, kalau di jam pelajaran ini Pak Alie tidak bisa hadir. Tetapi kalian mendapat tugas untuk menulis surat Yasin di buku catatan kalian masing-masing, yang akan dikumpulkan ke Pak Alie di pertemuan berikutnya." ucap Bu Dewi mewakilkan Pak Alie selalu guru agama di kelas ini.

"Bu!" Daniel, lelaki yang duduk di samping Rakan mengangkat tangan ingin bertanya.

"Yang Kristen nulis surat Yasin juga Bu?" tanya Daniel karena hanya ada 2 orang yang beragama Kristen di kelas ini, Dirinya dan Ruby.

"Oh iya, untuk Daniel dan Ruby nanti saya tanyakan lagi ke Pak Alie apa tugas kalian." ucap Bu Dewi. Kini guru perempuan tersebut beralih ke murid baru yang berdiri di samping nya.

"Satu hal lagi. Disini saya akan memperkenalkan murid baru di sekolah kita, yang akan menjadi teman baru kalian di kelas ini."

"Silahkan Nak, perkenalkan diri kamu."

Gadis itu mengangguk sopan, "Baik Bu."

"Hai semuanya! Perkenalkan nama gue Emilia Karamel, biasa di panggil Kara. Sebelum masuk ke SMA Zeus ini, gue ambil homeschooling. Salam kenal semuanya, semoga kita bisa berteman baik ya." ucap murid baru itu sambil tersenyum.

"Salam kenal Kara!" jawab para murid di kelas.

"Welcome to our class Kara, and we hope you enjoy it." ucap Rakan mewakili teman-teman nya.

"Thanks guys." balas Kara tak kalah ramah.

"Baik Kara, kamu bisa duduk di..." ucap Bu Dewi menggantung.

"Sahara. Sheryl hari ini jadi dispensasi untuk lomba?" tanya Bu Dewi Ke Sahara yang kebetulan duduk di meja depan.

"Jadi Bu, udah berangkat dari tadi pagi."

"Sheryl duduk sendiri kan?" tanya Bu Dewi lagi untuk memastikan.

"Iya Bu."

"Okay, berarti Kara kamu duduk sama Sheryl ya. Tapi hari ini Sheryl nya lagi dispensasi, jadi kamu langsung saja duduk di kursi samping Sheryl, yang di belakang Sahara."

"Baik Bu, terimakasih." Kara yang sudah mengetahui Sahara yang mana, segera duduk di belakang gadis itu.

🌧🌧🌧🌧

Jam istirahat pertama tiba, beberapa anak kelas sudah banyak yang pergi ke kantin. Sahara serta Ruby segera membalikkan tubuhnya agar menghadap ke Kara, si murid baru.

Sahara tersenyum manis sambil mengulurkan tangannya. "Hai, gue Sahara."

"Gue Kara."

"Kalo gue Ruby." gantian Ruby yang menjabat tangan Kara.

"Kara."

"Eh lo pucet banget Kar, lo sakit?" tanya Sahara memastikan.

"Enggak kok, gue baik-baik aja." jawab Kara cepat, karena memang dirinya sedang baik-baik saja.

"Bibir lo pucet banget, lo mau pake liptint gak? gue bawa nih." tawar Ruby sambil merogoh saku seragamnya.

"Boleh deh." Kara bercermin menggunakan kamera ponselnya.

"Kantin yuk! Lo juga ikut sama kita ya Kar. Nanti gue kasih tau jajanan apa aja yang paling favorit di kantin kita." ajak Ruby.

"Ayo, gue juga laper nih." jawab Kara.

Melihat dua temannya sudah berdiri, Sahara menunjukkan cengiran khasnya.

"Ruby sorryyy." ucap Sahara pelan.

"Apa? Rapat OSIS lagi?" tebak Ruby tepat sasaran.

"Hehe iyaaa. Janji deh istirahat kedua kita makan bareng." bujuk Sahara saat melihat wajah Ruby yang di tekuk.

Ruby berdecak, "Tapi tadi pagi lo udah sarapan kan? Awas aja kalo belum."

"Aman, tadi pagi gue udah Sarapan."

"Good." jawab Ruby.

"Udah kan? dah ya kalian ke kantin aja, gue mau ke ruang OSIS dulu. Bye By! Bye Kar!" ucap Sahara sambil keluar kelas, tidak ingin mendengar omelan tambahan dari Ruby.

"Kebiasaan, selalu skip jam istirahat. Sakit aja nanti." gerutu Ruby yang membuat Kara tertawa.

"Kalian lucu ya? yang satu bandel susah dibilangin, yang satu galak tapi sebenernya care banget sama temennya."

"Yaaa begitulah kita. Oh iya, nanti lo gue kenalin sama yang namanya Sheryl. Dia paling aneh diantara kita bertiga." ucap Ruby.

Kara mengangguk mengiyakan. Mereka berdua berjalan ke arah kantin, sambil sesekali Ruby menjelaskan ruangan apa saja yang sedang mereka lewatkan. Tak sedikit juga pasang mata yang mengarah ke Kara, karena ia masih wajah baru di sekolah ini.

"Sahara emang sesibuk itu ya? sampe dia skip jam istirahat nya." tanya Kara sambil menyusuri koridor.

"Wajar sih, soalnya dia ketua OSIS. Tapi biasanya gak sampe skip istirahat kok. Ini karena lagi hectic aja, soalnya sekolah mau ngadain event yang lumayan besar." jelas Ruby.

🌧🌧🌧🌧

Past and PresentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang