Wei Meilan duduk di sofa panjangnya sudah hampir tiga jam lamanya, dengan makanan mengelilingi dirinya di saat ia menatap seksama pada layar TV.
Lan Wangji bertanya-tanya mengapa ia tidak pernah memalingkan pandangannya dari TV Seris yang telah ia tonton tiga jam lamanya.
"Sayang, mengapa kau menonton acara seperti itu?" dia berhasil menonton beberapa menit dari satu episode dan ia telah menemukan bahwa cerita itu mengisahkan tentang misi pencarian ayah mereka yang hilang, yang telah meninggalkan petunjuk-petunjuk akan kemungkinan ia berada dan membunuh monster.
Tentu saja, terkadang Wei Meilan memiliki bakat menjadi brutal, efek dari perubahan suasana hati, tapi ia tidak mengerti akan konsep dan tujuan dari acara itu.
Meilan hanya menatapnya kemudian kembali menonton acaranya. "Aku menyukainya, itulah mengapa."
Meilan meraih granola bar dan kembali memperhatikan acaranya. Lan Xichen terkekeh, mengusap rambut dan mencium keningnya. "Kau tidak hanya menyukainya, sayang. Aku tahu ada sesuatu yang telah menarik perhatianmu disana, bukan sekedar acaranya sendiri."
Wei Meilan membeku dan menatap balik padanya seperti seekor rusa yang tertangkap sorot lampu. "Bagaimana?"
"Sayang, Aku mungkin seorang pebisnis, tapi aku tahu benar kebiasaan-kebiasaanmu. Pekerjaan kita mungkin tidak sama- kau sebagai seorang psikolog dan aku pebisnis, tapi kita sudah melakukan banyak 'percakapan bantal' dan kau tidak akan bisa membodohiku."
"Oh astaga, kau bukan suamiku," Melian menarik satu dari cemilannya dan memegangnya seperti sebuah pistol. "Siapa kau? Mengapa kau menirunya? Dimana dia?"
Lan Xichen tertawa dan mengangkat kedua lengannya menyerah.
"Kau meniru mereka,"
"Dan kau sendiri berpura-pura," ia meletakkan cemilannya dan menonton kembali acara tadi. "Aku tidak tahu bagaimana kau bisa tahu bukan hanya karena genrelah alasan mengapa aku menonton ini?"
"Kau suka wajah asimetrisnya bukan?"
"Bukan hanya itu."
Meilan memekik disaat ia melihat satu dari karakter utamanya bertelanjang dada. "Oh astaga, dapat kukatakan yang satu itu delapan otot perut yang bagus."
"U-huh," Lan Xichen, tidak terkesan.
"Dan dia sungguh- apa yang kau lakukan?"
Wei Meilan berbalik untuk melihat suaminya terdengar tidak senang dan tidak terkesan dengan penjelasannya. Tapi apa yang dilihatnya adalah suaminya yang bertelanjang dada menatapnya cemburu, dan maju menghampirinya.
"Aku juga punya satu, dan kau tidak pernah memekik seperti itu, jadi aku membandingkan-"
"Jangan kau lanjutkan perkataanmu-"
"-meskipun dia punya sesuatu yang aku-"
"Oh tidak, sebaiknya kau berhenti di sana!"
"Kenapa?"
"Lihat, dia menggambarkan karakter fiksi, oke? Aku mengagumi Dean Winchester, bukan aktornya!"
Lan Xichen berhenti melangkah, "Hanya karakternya?"
"Hanya karakternya," Jawabnya pasti. "Di kehidupan nyata, aktornya sudah beristri, berhentilah bersikap posesif!"
"Aku tidak suka seseorang mengambil milikku, meskipun dia adalah seorang karakter fiksi," suaranya seperti saat ia berada di dalam ruang rapat, menegur karyawannya. "Itulah kenapa kau akan mendapat hukuman hari ini."
"Apa maksudm- Hei! Turunkan aku!"
Lan Xichen membopongnya dari sofa dan membawanya ke kamar mereka.
Siapa yang akan mengira bahwa hukuman XIchen akan membuatnya tidak bisa berjalan selama beberapa hari hanya karena seorang karakter fiksi yang suka ia tonton?
- Selesai -
WKWKWK abang ade sama aja posesifnya astaga, tapi gapapa aku suka /eh?/ WKWKWK
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketamakan [Black Greed - ErinNightShade]
Fanfiction《 Karya Terjemahan Bahasa Indonesia》 Wei Mei Lan, Saudari kembar Wei Wuxian. Beberapa dekade telah berlalu setelah sang kakak kembar laki-lakinya, Patriark Yiling tiada sejak kekacauan di Kota Tanpa Malam. Setelah pengkhianatan oleh saudara sesumpah...