Bab 8

91 6 0
                                    

"Oke, apa yang kita punya di sini?"

Setelah Ekspedisi Menembak Matahari, seluruh anggota Wen telah ditangkap dan di kirim untuk melakukan kerja paksa. Sama seperti mereka yang menginginkan kehidupan santai setelah mengambil kembali wilayah mereka, ada beberapa hal tidak berjalan dengan baik. 

Seperti saat ini.

Si kembar Wei saat ini berjalan-jalan di pasar ketika seorang wanita dengan mantel kotor bergegas dan mencari bantuan dari Wei Wuxian. Menurut wanita itu, adik laki-lakinya, bersama pengikutnya, telah tertangkap dan sedang dikirim ke suatu tempat oleh Jin Zixun, tapi hanya Jin ZIxun yang kembali. 

Wei Wuxian kemudian mengenalkan wanita itu pada saudara perempuannya. "A'Qing, ini Wen QIng. Dia seorang dokter dari Keluarga Wen. Bisakah kau menjaganya sementara aku mencoba mencari tahu keberadaan Wen Ning?" 

"Tentu saja sayang, kami masih akan di sini sampai kau kembali. Pastikan kau tidak membunuh seseorang sebelum aku melakukannya,"

Tawa kecil lolos dari bibirnya dan menghilang. Mei Lan berbalik ke Wen QIng, "Aku Wei Meilan, kamu bisa memanggilku Wei Qing. Kamu pasti lapar. Ayo, aku akan membelikanmu makan sambil menunggu kakakku yang bodoh itu." 

"Te- terima kasih Nona Muda Wei," Wei Meilan membuatnya duduk di meja terdekat yang tersedia dan pergi membeli makanan. Keheningan canggung menyelimuti tempat duduk keduanya sampai Wei Mei Lan memulai pembicaraan lebih dulu, mengejutkan Wen Qing. 

"Aku yakin itu kau yang dengan suksesnya memindahkan intinya," ucapnya saat ia memberikan makanan pada Wen Qing. 

"B- bagaimana kau- "

"Tidak peduli bagaimana aku mengetahuinya. Aku hanya ingin berterima kasih pada kalian karena telah merawat mereka saat aku masih mengisolasi diri saat itu. Jika saja mereka tidak menggunakan jimat pemanggil, aku tidak akan pernah tahu,"

Wen Qing tidak berbicara. "Kakakku punya sindrom martir dan pahlawan, terlepas dari sikap liarnya. Jadi aku yakin kalau kita akan segera pergi terlepas dari keberatanmu."

"Tapi, aku hanya ingin-"

"Kau tidak akan bisa menghentikan kakakku jika ia sudah memutuskan sesuatu di pikirannya, sekarang dengan kenyataan ia memiliki jenis kultivasi seperti itu juga. Hal yang perlu dilakukan hanyalah duduk dan mencari keberadaan adikmu setibanya kita di sana." Ucap Wei Meilan sambil tersenyum ringan.

"Dia tidak pernah menceritakan tentangmu pada kami, aku tidak pernah tahu ia memiliki saudari kembar,"

"Siapa peduli? Aku hanya pengasuhnya sampai A'Cheng bisa menangani Dermaga Teratai sendirian." Ia membuka kantung dan memberengut. "Kenapa lama sekali? apa dia bertengkar lagi dengan para idiot itu?"

Setelah menumpahkan isi kantung, ia menyeringai "Ah, begitu. Mereka menginginkan logam itu, terlebih si bocah laki-laki Jin itu. Hmm ... "

"Uhh, bolehkah aku tahu apa yang sedang kau lakukan?" Wen Qing hanya melihat beberapa barang yang tidak berkaitan dengan apa yang ia katakan, membuatnya jadi penasaran. 

"Ah, itu? Kakakku datang untuk menghancurkan pesta mereka. Sebenarnya, menyelamatkan pantat kekasihnya dari jebakan dan menerapkan sesuatu yang kuberitahu padanya," cibirnya dan memasukkan kembali barang-barang itu ke dalam kantung. "Sayangnya, mereka hanya ingin memuaskan ketamakan mereka akan logam bodoh itu, mari berharap ia tidak akan menyerah," 

Wen Qing tampak tidak paham dengan celotehannya dan melanjutkan makannya. "Jangan khawatir dengan apa yang kukatakan barusan, kamu akan segera mengerti,"

-

Wei Wuxian kembali dengan tampang tergesa-gesa, namun ia menjelaskan dimana keberadaan Wen Ning, membuat Wen Qing berterima kasih pada mereka dan pergi seorang diri. Tetapi Wei Wuxian bersikukuh dirinya akan ikut membantunya, yang membuat matanya melebar terkejut. Lagipula, hal itu sama dengan apa yang Wei Meilan katakan padanya beberapa waktu lalu. 

Setibanya mereka di Kota Tanpa Malam, Wei Wuxian tidak dapat menahan kesabarannya dan dengan ceroboh memanggil mayat-mayat hidup untuk membuat kekacauan, mendapat helaan nafas kasar dari adik kembar perempuannya. 

Mereka berhasil meninggalkan tempat itu dan menuju Gunung Yiling untuk memulai kehidupan baru. 

Ketika mereka berhasil membuat tempat berlindung sebagai rumah sementara mereka sementara membuat tempat yang layak untuk kebun mereka, Wei Meilan menetap di sana sampai ia meminta jiwa sang kakak laki-lakinya. 

"Sebegitu bencinya kah kau padaku sampai kau perlu mengambil jiwaku?" guraunya pada Mei Lan, mendapatkan pukulan darinya.

" Dalam waktu dekat, kau mungkin akan melakukan sesuatu yang bisa merusak tubuhmu, jadi aku butuh mengambil sedikit jiwamu untuk disimpan, dan aku tidak menerima kata 'tidak' sebagai jawaban."

Wei Wuxian melihat keseriusan, kesedihan, ketakutan, duka, dan penyangkalan di matanya, mengkhawatirkan dirinya. Ia menggenggam kasar lengan sang adik untuk bertanya padanya.

"Katakan padaku apa yang akan terjadi?"

"Tidak, aku tidak akan mengatakannya,"

"Katakan. apa. itu," Kesabaran Wei Wuxian mudah habis sejak ia memperdalam kultivasi iblis. 

Air mata terancam tumpah dari sepasang netranya di saat Meilan berteriak, "Kau dan jiejie akan mati! Apa?! Apa kau senang sekarang kalau aku telah melihat kematianmu sama seperti aku melihat kematian Bibi Yu dan Paman Jiang? Kau tidak pernah mempercayaiku, bahkan saat aku mencoba membujuk orang tua kita untuk tidak pergi karena mereka akan segera mati! Dan sekarang, aku melihatmu sekarat, kau pikir itu baik?"

Meilan meloloskan diri dari genggaman Wei Ying, "Tidak ada yang percaya padaku saat aku mengatakannya, itulah kenapa aku meminta sedikit jiwamu untuk kusimpan. Aku tidak dapat membantumu dalam keputusanmu, di hari jiejie mati akan menjadi hari terakhir kau akan melihatku,"

"Tapi sejak kau telah memutuskannya, pembicaraan ini telah berakhir dan tidak pernah ada sejak awal,"

Ia mundur selangkah sebelum meninggalkan gunung dan pergi ke hutan yang ia pilih untuk ia tinggali beberapa tahun kedepan. Memastikan barang-barang yang ia kemas sebelum kembali ke Dermaga Teratai untuk mengunjungi Jiang bersaudara dan menghadapi permasalahan darurat yang membuat JIan Wanyin memaksanya untuk datang secara langsung, seingatnya ia tidak memiliki peninggalan apapun pasca pengepungan.

Namun, Mei Lan memiliki firasat hal itu berkaitan dengan dirinya yang menjadi murid utama Bibi Jiang. 

- Bersambung -


Ketamakan [Black Greed - ErinNightShade]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang