7. Keberangkatan

8.9K 42 7
                                    

Happy Reading!

_____

>> Ruang tamu, Mansion MATRIX.
🌥05.15

"Kalau gitu biar Ryan aja tan yang manggilin Arya," selanya.

"Oh yaudah, Ryan aja deh yang nolongin. Sekalian bareng sama Dewi(maid)" jawab Vega menatap keduanya bergantian.

"Siap tan!!/ baik nyonya." jawab keduanya serempak.

Hari masih sangat pagi, bahkan matahari pun belum setengahnya terlihat. Walau menggunakan jet pribadi Tapi apa boleh buat, jadwal penerbangan sudah ditetapkan pagi ini oleh sang tuan rumah, Tuan Albert dari beberapa waktu lalu dan mau tak mau Arya terpaksa mengiyakan kemauan sang Ayah.

Semua sudah berkumpul sejak sepuluh menit yang lalu dengan barang-barang pribadi seperti tas, jaket, dan koper yang mereka bawa. Persis seperti orang-orang pada umumnya yang akan berliburan jauh. Itulah penampakan teman-teman Arya yang kini semuanya telah berkumpul diruang tamu kecuali Acia dan Arya sendiri.

¤¤¤

Ruangan dengan nuansa serba hitam Arya terbangun sebab mendengar suara tangisan serta gerakan-gerakan kecil dari dalam pelukannya.

Segera ia bangkit melihat gerangan apa yang terjadi. Sontak Arya menyipitkan matanya kaget. Melihat Acia yang kini sudah berantakan. Menangis sesegukan dengan rambut yang awut-awutan namun mata masih terpejam.

"Sayang!" dengan gerakan sigap Arya mengangkat setengah tubuh Acia. Tangannya yang sebelah menopang punggung sang gadis dan sebelahnya lagi menepuk-nepuk pelan pipi Acia agar sadar dari mimpinya. Ntahlah Arya tak tau itu mimpi atau bukan, yang pasti tugas pertamanya harus membuat Acia membuka matanya terlebih dahulu setelahnya baru bertanya.

"Unghh... hiks hiks,"

"Kenapa hey!. Bilang sama aku." bertanya dengan panik sambil tangan yang menopang punggung sang gadis kini sudah mengguncang bahunya agar    segera sadar. Arya masih dengan posisi merengkuh tubuh Acia.

"Hiks hiks s-sakithh," eluhnya tak jelas  dengan mata yang memburam menatap Arya sebab air mata yang terus mengalir.

"Apa yang sakit baby. Kasih tau aku, dimana yang sakit," panik Arya sambil menghapus air mata Acia yang terus mengalir dipipi.

"Shh sakithh.. " Acia terus mengeluh sakit namun tak kunjung memberitahu Arya dimana letak sakitnya. "Sayang.. hey, lihat aku. Baby sakit disebelah mana sayang. Kasih tau aku apanya yang sakit. Biar Arya usap-usap sakitnya ya.. "

Bujukan Arya barusan membuat Acia memberitahukan dimana letak sakitnya apalagi Arya sudah mengangkat Acia kedalam posisi intens diatas pahanya dan membiarkan sang gadis bersender sepenuhnya didada miliknya.

Kini Arya tau. Titik permasalahannya ada ditangan Acia yang terlihat sedikit bengkak dan beruam ungu.

Alvin memang sempat mengatakan hal itu akan terjadi dan memang banyak kasus juga sama seperti yang di alami oleh Acia. Itu hal lumrah didalam medis.

"Aduh kasihan baby nya aku. Kita usap-usap ya sayang biar ga sakit lagi," Acia mengangguk. Mengangkat tangannya kehadapan Arya ingin segera dielus.

Cup
Cup

Arya mengecup pelan tangan Acia terlebih dahulu sebelum mengelusnya dengan pelan.

"Sakithh.. " desisnya terus bergumam. Mendusel didada bidang Arya mencari kenyamanan.

"Shh.. shh.. " Arya semakin mengeratkan pelukannya. Tau kalau Acia menjadi sangat rewel karna masih dalam keadaan suhu tubuh belum stabil ditambah rasa kantuk yang masih terlihat dari matanya yang kini mulai sayu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ketos Mesum(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang