DEAR YOU || 8

3.1K 207 3
                                        

♥️♥️♥️ini dulu dehhh♥️♥️♥️

"Ayah mau kesini," info Rayen saat menatap Heksa yang baru saja keluar dari kamar mandi sambil mengusap rambutnya dengan handuk.

"Terus?" tanya Heksa acuh sembari menyentelkan kembali handuknya ditempatnya.

"Jangan diemin gue."

Heksa menyeringai tipis. "Harus gue lakuin?"

Rayen mendengkus kesal. "Kalau nggak gitu, Ayah pasti mikir kita lagi berantem."

"Faktanya?"

Rayen mendesis sebal. "Mau lo apa sih Sa?"

"Mendingan kalau Ayah lo dateng, lo samperin aja sendiri. Kalau lo ditanya Heksanya mana, lo bilang aja gue tidur. Jadi Ayah lo nggak bakalan curiga kalau gue udah nggak mau deket sama anaknya lagi," ujar Heksa tenang sembari merebahkan tubuhnya disamping Rayen.

"Lo serius mau jauhin gue?"

Heksa melirik Rayen sekilas, lalu kembali memejamkan matanya. "Nggak usah sok melas. Ini kan yang lo mau? Gue pergi dari lo?"

"Sa?"

"Apa? Mau bilang kalau lo suka sama gue?"

"Sa, apa lo beneran benci sama gue?"

"Gue nggak benci sama lo. Bahkan gue pengen buat lo bahagia dengan cara gue nggak gangguin elo lagi."

"Sa?"

Heksa hanya menggumam tanpa menoleh, yang semakin membuat Rayen sesak.

"Sa, ayo balik di keadaan dulu."

"Nggak bisa. Kelewatannya udah jauh banget. Susah puter baliknya," kata Heksa yang benar-benar membuat Rayen tertusuk.

Rayen menghela nafasnya. Ia lalu membenarkan posisi tidurnya setelah meraih ponsel dari atas nakas. Ia lalu menghubungi Ayahnya dan melarangnya mengunjungi kosan.

Ia pikir, Heksa mau diajak baikan sebentar agar nanti gampang meneruskan mengobrol hingga bener-benar baikan. Namun nyatanya, Heksa sudah semundur itu.

"Ayah nggak usah kesini ya? Ayen mau tidur. Soalnya besok ada kelas pagi."

"Yahhh, padahal Ayah udah beliin kamu roti ayam sama donat keju buat Heksa."

"Heksanya juga udah tidur Yah. Kirim aja kesini, entar biar dimasukin kulkas sama temen Ayen."

"Yaudah deh, ntar Ayah titipin sama temen kamu. Salam ya buat Heksa."

"Iya. Nanti Ayen sampein ke Heksa. Bye Yah."

Rayen langsung mematikan telponnya. Ia lalu melirik Heksa yang tidak bergerak dari tidurnya. Apa dia beneran sudah tidur?

Rayen lalu mendekat kearah telinga Heksa. Ia tatap sebentar wajah damai saat tidur itu.

"Sa, dapet salam dari Ayah," ucap Rayen yang tidak peduli masih didengar Heksa atau tidak.

Rayen menggigit bibir bawahnya sembari menusuk-nusuk pipi Heksa. Laki-laki itu tidak goyah yang membuat Rayen mengungkapkan isi hatinya. Unek-unek yang ia pendam.

"Sa, boleh gue kangen sama lo? Boleh kalau gue suka sama lo? Boleh kalau kali ini gue yang bakal berjuang dapetin lo balik? Boleh kan Sa?"

"Sa?"

Rayen memejamkan matanya sebentar, menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan ya panjang. Setelah itu, tanpa rasa ragu, Rayen memajukan bibirnya untuk mencium pipi Heksa.

"Sorry kalau gue lancang cium lo tanpa ijin."

Setelah itu, Rayen kembali dengan posisinya dan tidur dengan benar.

Jika kalian menduga Heksa hanya pura-pura tidur. Maka itu benar.

Perut Heksa langsung tertekan, seperti ada kupu-kupu berterbangan didalam perutnya. Rayen benar-benar diluar prediksinya. Bahkan laki-laki mungil itu berani menciumnya.

Wow, Sa, sedikit lagi dan Rayen akan bisa jadi milik lo.

🖤🖤🖤

Akan Rayen buktikan kalau dia akan memperjuangkan Heksa. Ia tak peduli jika Naja akan membencinya karna ingin merebut Heksa dari Naja. Persetan dengan keadaan, yang terpenting Heksa kembali padanya.

"Sa, lo mau gue ambilin makannya?" tawar Rayen kala Heksa baru saja bergabung di meja makan.

Jelas, tawaran Rayen membuat atensi Malta dan Jidan terfokus padanya. Tapi Rayen acuh. Bahkan ia tetap menatap Heksa dan menunggu jawaban dari laki-laki itu.

"Sa?" panggil Rayen yang menyadarkan lamunan Heksa.

"Nggak usah. Gue bisa ambil sendiri," jawab Heksa sembari menarik kursi untuk duduk dan mengeluarkan laptopnya untuk mengerjakan sesuatu disana.

Rayen menghela nafasnya.

"Kaget dikit nggak ngaruh sih wir," kata Jidan yang memang terheran-heran dengan Rayen. Belum pernah ia melihat Rayen seperti ini. Rayen menurunkan gengsinya untuk Heksa?

"Wow, momen langka cuy," ujar Malta yang ikutan heran.

Rayen hanya bisa diam, dan melanjutkan makannya, tanpa peduli mereka.

"Mana Sultan?" tanya Naja setelah ikut gabung bersama Jeta dibelakangnya.

"Pagi sayangnya akuuu." Heksa langsung berdiri dan menarik kursi untuk Naja duduk.

"Pagi balik cintanya akuuu," balas Naja.

"Ewhhh." Rayen menjadi geli mendengarnya. "Lebay banget," dengkus Rayen pelan.

"Apa Yen?" tanya Malta yang ternyata mendengar samar ucapan Rayen.

"Nggak papa," kata Rayen mengelengkan kepalanya. "Panggil Sultan gih."

"Dia nggak gabung dulu. Badannya sakit katanya. Ntar gue aja yang bawain dia makan dikamar," ujar Jidan.

"Habis lo apain ha? Lo gempur?" todong Heksa.

"Belum."

"Berarti lo punya niatan?!"

Jidan hanya meringis. "Tenang elah. Nggak gue apa-apain tuh Sultan. Tapi katanya nggak tau kenapa badannya mendadak demam. Ntar gue rawat dianya deh. Kan gue calon masa depannya yang baik."

"Dihh," cibir semua orang.

"Eh iya Yen, kemarin Ayah lo kesini kirim roti," info Jeta. "Gue masukin kulkas karna suruhan lo juga."

"Iya. Makasih," kata Rayen. Ia lalu berkemas tanpa menghabiskan sarapannya karna udah enek lihat Heksa yang disuapi Naja karna tangan Heksa sibuk dengan sesuatu dilaptopnya.

"Nggak dihabisin Yen?"

"Gue kenyang." Rayen lalu membuang makanannya karna sudah tidak mood. Ia lalu mencuci piringnya lalu kembali ke meja makan untuk mengambil tas dan jaketnya.

"Gue langsung cabut ya, bye." Rayen langsung saja pergi tanpa menoleh lagi kebelakang.

Hatinya sudah kesal. Dan ia sekarang sedang berpikir lagi untuk menarik Heksa jatuh dalam naungannya.

"Gue harus gimana lagi coba? Samperin ke fakultasnya terus ngajak makan siang bareng? Terus ntar kalau Naja ujug-ujug datang?"

Rayen lalu kembali mensiniskan wajahnya. "Sejak kapan lo jadi peduli sama orang? Trabaslah. Peduli apa kalau Naja datang? Biar sekalian Naja tau kalau gue udah suka sama Heksa dan berjuang buat dapetin Heksa balik. Dari begitu, siapa tau Naja ngalah. Yekan? Emang cerdas otak lo Yen," monolog Rayen, lalu keluar dari kosan.

"Oke. Misi siap dijalankan."

🖤🖤🖤

DEAR YOU || HYUCKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang