Semakin dekat hari dilaksanakannya tugas pertama, semakin banyak juga cobaan yang menghadang Harry—dimana Selene mau tidak mau ikut merasakannya juga. Mereka telah mengetahui dari Hagrid bahwa tugas pertamanya adalah naga, entah bagaimana Hogwarts membolehkan anak sekolahan melawan naga yang jelas bisa membakar siapa saja hidup-hidup.
"Yah, bertahanlah sampai setidaknya kau tidak akan jadi Harry-Panggang-Potter," kata Selene, menyemangati Harry ketika lelaki itu bercerita padanya keesokan harinya.
Sejak membantu Harry menghapal mantra-mantra yang biasanya dipakai di tingkat atas bersama Hermione, Selene jadi lumayan percaya diri dengan kekuatan sihirnya. Dia ikut belajar lebih awal hal-hal yang anak-anak di angkatannya tidak ketahui, dan jelas lebih menguntungkannya kalau dia berhadapan dengan ular-ular Slytherin.
Sementara itu, Rita Skeeter telah menerbitkan artikelnya yang baru lagi tentang Turnamen Triwizard, dan ternyata tulisannya bukannya laporan mengenai turnamen melainkan kisah hidup Harry yang sangat didramatisir. Sebagian besar halaman pertama dihabiskan untuk menampilkan foto Harry. Artikelnya (yang bersambung ke halaman dua, enam, dan tujuh) semuanya tentang Harry. Nama-nama juara Beauxbatons dan Durmstrang (salah eja, lagi) cuma disisipkan di baris terakhir artikel, dan Cedric malah sama sekali tidak disebut-sebut.
Artikel itu muncul sore harinya. Rita Skeeter melaporkan Harry telah mengatakan begitu banyak hal, dan Harry mengaku tak bisa ingat dia pernah mengatakan semua itu seumur hidupnya.
"Saya rasa saya mendapatkan kekuatan dari orang tua saya. Saya tahu mereka akan sangat bangga kalau mereka bisa melihat saya sekarang... ya, kadang-kadang di malam hari saya masih menangisi mereka, saya tidak malu mengatakannya... Saya tahu tak ada yang akan membuat saya cedera selama turnamen karena mereka menjaga saya..."
Tetapi Rita Skeeter bahkan bertindak lebih jauh daripada mengubah "er-er" Harry menjadi kalimat-kalimat panjang. Dia telah mewawancarai juga orang-orang lain untuk bicara tentang Harry.
Harry akhirnya menemukan cinta di Hogwarts. Teman dekatnya, Colin Creevey, mengatakan bahwa Harry jarang tampil tanpa ditemani Selena Ashcroft dan Hermione Granger, gadis-gadis kelahiran-Muggle yang cantik memukau yang, seperti halnya Harry, salah satu murid top di sekolah.
Sejak artikel itu muncul, Harry tak hentinya menerima cemooh terutama dari anak-anak Slytherin setiap kali dia lewat. Mereka juga menirukan ucapannya di artikel.
"Perlu saputangan, Potter, siapa tahu kau nanti nangis di pelajaran Transfigurasi?"
"Sejak kapan kau jadi salah satu murid top di Sekolah, Potter? Apa ini sekolah baru yang kau dirikan sendiri bersama Neville?"
Selene dan Hermione juga kebagian ejekan, tetapi mereka tidak pernah sampai berteriak pada para penonton yang tak bersalah.
"Cantik memukau? Dia?" Pansy Parkinson menjerit saat pertama kali dia berhadapan dengan Selene dan Hermione setelah munculnya artikel Rita. "Dibandingkan dengan apa... bajing?"
"Jangan pedulikan," kata Hermione anggun, kepalanya tetap tegak ketika dia melewati cewek-cewek Slytherin yang terkikik-kikik seakan dia tidak mendengar mereka. "Abaikan saja, Harry, Selene."
"Well, kalau aku sudah terbiasa," kata Selene, mengikat rambutnya yang sekarang sudah tumbuh sangat panjang sampai ke punggungnya, membuatnya sedikit lebih percaya diri. "Sudah kenyang."
Bagaimanapun, perkataan kasar mereka bukan yang terburuk yang pernah Selene hadapi. Dia sudah pernah hampir dibunuh dengan didorong ke jendela menara utara. Untung saja saat itu ada Draco Malfoy yang mau menolongnya. Kalau tidak, entahlah...
KAMU SEDANG MEMBACA
A Friend of Mine II
FanfictionSelene tidak tahu apakah ia dan Draco Malfoy sudah menjadi teman atau itu hanya harapan palsunya semata. Namun lelaki itu sangat membingungkan.