11.

31 7 0
                                    

"Apa? Pesta dansa?"

Reaksi Ron dan Hermione sama kagetnya seperti ketika Selene didatangi seorang anak laki-laki Durmstrang saat ia keluar agak kesiangan di ruang rekreasi Slytherin.

Semalam, Durmstrang juga ikut merayakan keberhasilan tugas pertama, dan anak-anak Slytherin sepertinya telah membolehkan mereka memakai ruang rekreasi. Sampai tengah malam mereka berpesta, meninggalkan ruangan yang berantakan seperti kapal pecah.

Paginya mereka masih ada di sana, tapi bedanya, semua orang kelelahan dan bergelimpangan seperti mayat. Dan diantara orang-orang itu, seorang anak laki-laki yang bertubuh tinggi tegap dan kelihatannya sangat jantan sampai Selene ketakutan, mendatanginya dengan sebuket bunga, mengajaknya ke pesta dansa bersama.

Selene jelas bingung sekali, tidak tahu menahu tentang pesta dansa ini. Dia hanya bilang bahwa dia perlu waktu untuk memikirkannya dan cepat-cepat kabur, nyaris menginjak orang-orang yang masih tiduran di ruang rekreasi.

"Katanya hanya untuk anak-anak kelas empat ke atas—meskipun kita boleh mengajak murid yang lebih muda kalau mau," jelas Harry, menirukan gaya berbicara Profesor McGonagall. "Kita pakai jubah, lalu pestanya dimulai jam delapan malam Natal di aula besar." Harry menarik napas tajam. "Dan kalian tahu apa, para juara akan membuka acara dan berdansa dengan pasangan mereka. Maksudku, sejak kapan aku bisa berdansa?"

Ron terkikik. Hermione menyodok keras rusuknya, wajahnya bersusah payah menahan kegeliannya sendiri. "Kau? Berdansa? Konyol sekali, mate," komentar Ron, kelihatannya hampir menangis karena sibuk tertawa.

"Aku tahu," kata Harry lesu, menyendok supnya. Selene berpendapat bahwa Harry lebih memilih untuk menghadapi naga sekali lagi ketimbang melakukan hal yang menggelikan ini. "Bagaimana aku bisa mendapat pasangan dansa?"

"Banyak yang akan mendaftar jadi pasanganmu, kurasa," kata Selene, membesarkan hati. "Kau, kan, juara. Jadi pasti banyak perempuan yang mengincar sorotan dansa pembukaan itu."

Selene baru merasakan betapa paniknya Harry ketika musim liburan Natal semakin mendekat. Dia belum pernah mengalami begitu banyak anak mendaftar untuk tinggal di Hogwarts selama liburan Natal. Dia sendiri memilih tinggal, tentu saja, karena dia ingin menikmati pesta dansa ini. Tetapi sebelum ini anak-anak yang tinggal sedikit sekali. Namun tahun ini tampaknya semua anak kelas empat, dan kelas-kelas di atasnya.

Dan mengherankan sekali, mendadak di Hogwarts serasa ada begitu banyak anak laki-laki, memperhatikannya ketika berjalan di koridor sendirian. Hal ini cukup membuat Selene tidak nyaman, sehingga sebisa mungkin dia selalu berkerumun dengan teman-teman asrama lain yang mau menerimanya hanya untuk berlindung. Jika bersama Hermione, dia akan menggandengnya terus kemana pun, bahkan hingga ke toilet anak perempuan. Jika bersama anak-anak Hufflepuff dia terus bersembunyi dibalik Susan Bones dan Hannah Abbott yang sama takutnya. Ia juga beberapa kali menggandeng Padma Patil dari Ravenclaw ketika kelas Slytherin dan Ravenclaw bersinggungan.

Namun sesuatu yang lebih buruk terjadi jika hanya kelas Slytherin yang terjadwal di satu pelajaran. Dia tidak bisa bersembunyi dimanapun dan tidak bisa menggandeng siapapun. Tahu-tahu sudah ada beberapa anak laki-laki yang mencegatnya di pintu keluar dan dia tidak tahu dia harus mengucapkan apa selain akan memikirkannya dahulu.

"Ada apa dengan rambutmu?" tanya Harry begitu mereka makan siang seminggu sebelum pesta dansa dilaksanakan. Harry tampak sama lelahnya dengan Selene.

Ron tidak kelihatan dan Hermione seperti biasa, menenggelamkan dirinya di antara buku-buku di perpustakaan.

Selene menghela nafas, berusaha membenarkan rambut hitamnya yang acak-acakan. "Parkinson menjambakku tadi," katanya dengan kesal. Dia mengambil mangkok kaserol daging di dekatnya. "Aku tidak tahu kenapa mereka jadi sangat sentimental."

A Friend of Mine IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang