PART 4

1.5K 139 5
                                    

Sebelum membaca ada baiknya vote terlebih dahulu. TERIMA KASIH

*********

Cahaya matahari yang masuk melalui celah jendela mengusik seorang gadis yang sedang tidur nyenyak di atas kasur empuknya. Meski ingin kembali memejamkan mata, ingatan akan hutan belantara bersama Dapa seketika membangunkannya. Dia langsung membuka kedua kelopak matanya dan dengan cepat memeriksa sekelilingnya, memastikan di mana dia berada. Saat menyadari dirinya sudah tidak lagi di hutan gelap dan menyeramkan, tetapi berada di sebuah kamar yang tidak terlalu luas namun nyaman, perasaan lega menyelimuti dirinya.

Tanpa membuang waktu, Della bangun dari kasur dan segera menuju kamar mandi. Tubuhnya terasa lengket, dan bau baju yang ia kenakan sudah tidak tertahankan lagi. Dengan cepat ia menyadari bahwa sudah berapa lama dirinya tidak mengganti pakaian.

Namun, saat Della berada di kamar mandi dan melihat pantulan wajahnya di cermin, ia tertegun. Sosok yang dilihatnya bukanlah dirinya yang biasa. Dia meraba wajahnya, dan reflek bayangan di cermin mengikuti gerakannya. "Apa yang terjadi?" pikirnya penuh kebingungan.

"Apakah aku sedang transmigrasi?" pikir Della, teringat bagaimana transmigrasi sering kali terjadi dalam cerita-cerita yang dia baca-biasanya saat kecelakaan atau sesuatu yang ekstrem terjadi. Tapi, yang terakhir ia ingat, dirinya hanya tertidur setelah membaca novel Tasya Milikku. Sebelum tertidur, ia bahkan sempat menyumpah serapahi cerita itu. Mungkinkah dia masuk ke dalam cerita tersebut?

Della mencoba mengingat-ingat semua visual tokoh dalam cerita itu. Setelah berpikir sejenak, dia menyadari bahwa wajah dan perawakan ini menyerupai Adella Anandita, karakter dalam novel Tasya Milikku. "Tunggu, kemarin di tempat penyekapan itu, si Devan memang menyebutku Adella. Pantas saja!" gumamnya.

Della akhirnya menyadari bahwa dirinya telah memasuki tubuh Adella Anandita-tokoh yang rela menjadi tameng demi sahabatnya. Namun, tekad bulatnya muncul. Della berjanji akan mengubah nasib Adella yang menyedihkan. Dia tidak akan membiarkan dirinya diperalat untuk melindungi Tasya.

Ketika Della sedang asyik merancang rencana untuk mengubah alur cerita, suara ketukan pintu memecah konsentrasinya. Merasa belum siap, dia hanya membasuh wajahnya sekadarnya sebelum bergegas membuka pintu.

Ketika pintu terbuka, betapa terkejutnya Della saat melihat Devan atau mungkin Dapa?---berdiri di sana dengan wajah bahagia. Pria itu langsung memeluk Della erat dan membawanya menuju kasur. Della yang masih setengah bingung tiba-tiba mendapati dirinya duduk di tepi kasur, berdampingan dengan Dapa.

"Mommy," suara Dapa yang manis memecah keheningan, "Dapa bawa sesuatu buat Mommy. Tadaaa!" katanya dengan antusias sambil mengeluarkan sebuah kotak kecil dari saku bajunya. Mata Della tertuju pada kotak kecil yang sedang dipegang Dapa.

"Ini apa, Dapa?" tanya Della dengan kebingungan.

Dapa membuka kotak itu dengan hati-hati, memperlihatkan seuntai kalung berkilauan dengan liontin berbentuk hati yang indah. "Ini buat Mommy. Biar Mommy selalu ingat Dapa, dan Dapa bisa selalu jaga Mommy," ujarnya sambil tersenyum manis, menatap Della dengan penuh harapan.

Della tertegun, perasaannya campur aduk. Di satu sisi, kalung itu terlihat begitu cantik dan pemberian dari Dapa, tapi ia juga tidak tau apakah pria di depannya ini memiliki niat jahat seperti Devan atau tidak? Jika mereka kembar tidak masalah, lah ini Dapa hanya alter ego dari Devan!!

Sebelum Della sempat menjawab atau menolak, Dapa dengan sigap mengambil kalung itu dan memakaikannya di leher Della. "Cantik banget, Mommy! Sekarang Mommy milik Dapa, ya?" ucapnya dengan senyum cerah yang tak terbantahkan, membuat Della gemas sendiri.

Tanpa peringatan, Dapa kemudian merebahkan kepalanya di atas paha Della, membuatnya tersentak kaget. "Dapa!" seru Della, tidak tahu harus berbuat apa. Namun, Dapa hanya menatapnya dengan mata besar yang penuh kepolosan, membuat Della kehilangan kata-kata.

"Paha Mommy nyaman banget buat bantal," ucap Dapa sambil menutup matanya sejenak, seolah mencoba menikmati momen itu. Della bisa merasakan detak jantung Dapa yang berdetak dengan cepat.

Dapa membuka matanya perlahan dan menatap Della dengan tatapan penuh kepolosan. "Mommy, nama Mommy siapa?" tanyanya dengan suara yang terdengar begitu manis dan imut, seolah dia benar-benar seorang anak kecil yang penasaran.

Pertanyaan itu membuat Della sedikit terkejut. Bagaimana mungkin Dapa bisa bertanya tentang namanya jika dia adalah bagian dari Devan yang seharusnya sudah tahu siapa dia? Namun, melihat ekspresi Dapa yang benar-benar penasaran, Della memutuskan untuk menjawab dengan lembut.

"Adella Anandita Steviona" jawab Della seadanya. Tadinya ia ingin menyebutkan namanya yang asli (Della Adiwara) tetapi teringat bahwa ia sudah berada di tubuh tokoh Adella .

Dapa tersenyum lebar dan tampak senang mendengar jawaban itu. "Adella Anandita Steviona... Nama Mommy cantik banget!" katanya dengan nada penuh kegembiraan. "Dapa suka nama Mommy!"

Della hanya bisa mengangguk pelan, merasa sedikit terhibur oleh kepolosan dan sifat ceria Dapa.

"Mommy, kayanya ini pertemuan terakhir kita deh " ucap Dapa dengan mimik wajah lesu.

"Kenapa? kok gitu? kamu mau kemana emang?" tanya Della dengan beruntun. Jujur saat mengetahui dirinya berada di dunia novel, ia tidak mau sendirian didunia ini.

Dapa yang tadinya sedang lesu langsung saja senang saat mendapat pertanyaan beruntun dari sang pujaan hati. Ia menggenggam tangan kanan Della untuk dimainkan.

"Devan mau muncul deh kayaknya momm" ucap Dapa dengan berat hati.

"Devan?" tanya Della memastikan. Ia tidak mau jika yang dimaksud lelaki kejam kemarin yang sempat mendorongnya ke dinding dan sang tokoh antagonis atau bisa disebut salah satu mantan dari Tasya.

"Devan itu yang punya tubuh ini mommy. Dapa cuma alter ego nya aja, Dapa muncul waktu Devan sedih,sakit,banyak pikiran ataupun syok kaya kemarin momm." Ucap Dapa dengan lesu.

"Terus kenapa aku bisa sampai berada ditempat kemaren?" tanya Della, ia ingin tau ulah siapa sampai ia berada di tempat menyeramkan itu.

"Itu ulah Devan momm,bukan Dapaa. Devan marah sama mommy karena gara-gara mommy Devan putus dari mantannya. Teruss kata mantan pacarnya itu mommy suka sama si Devan, dan si mantan pacarnya Devan bilang kalau mau ngasih si Devan buat mommy." jawaban dari Dapa membuat Della syok, ia tau kalau mantan si Devan itu sudah pasti Tasya, siapa lagi kalau bukan si Tasya. Dan betapa terkejutnya saat mengetahui Devin sang tokoh antagonis itu mempunyai alter ego seperti Dapa. "KENAPA BISAA DAPA YANG SANGAT LUCU INI JADI ALTER EGO NYA SI DEVAN ANJING!" teriaknya di dalam hati dengan kesal.

Dan sungguh sangat sial nasib Adella saat mau-maunya menjadi tameng hanya untuk perempuan licik seperti Tasya, sungguh bodoh sekali dirimu Adella. Dan lebih kesalnya saat ia terjerumus menjadi tokoh Adella dan masuk kedalam cerita yang sangat menyebalkan ini.

SUNGGUH SIAL NASIBMU DELLA.

Saat sudah keluar dari pemikiran rumitnya itu dan melihat Dapa yang sedang menatapnya tajam dengan raut muka yang marah. Huhh sepertinya ini bukan Dapa, karena Dapa tidak mungkin menatapnya seperti itu, ia pasti selalu tersenyum dan menatapnya seperti tatapan anak kecil yang sangat lucuu. Tetapi sepertinya ini bukan Dapa melainkan DEVAN SANG ANTAGONIS.

Oke ucapkan selamat tinggal untuk Della.
RUN DELLA RUN!!

*****
HALLO MAN TEMAN AKU KEMBALI LAGI
ramaikan dengan vote dan komen kaliann.

SEE YOUU💗💗

Transmigrasi AdellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang