PART 5

1.5K 121 10
                                    

VOTE NYA SAYANGKU

**************************

Della merasakan jantungnya berdegup kencang saat Devan menatapnya dengan tatapan tajam. Situasinya jelas berbahaya, tapi dia tahu dia tidak bisa cuma diam. Dengan panik, Della mencoba merangkak mundur dari kasur, tapi tangan Devan dengan cepat menangkap pergelangan tangannya, menghentikan setiap gerakannya.

"Kemana kau akan pergi, Adella?" Devan tersenyum sinis, mata tajamnya menyiratkan kebencian. Della rasanya ingin mencekik Devan.

Dengan berani, Della mencoba melepaskan diri dari genggaman Devan. "Gak, gue gak mau kemana-mana, tapi mending lo yang pergi dari sini deh," katanya dengan nada tegas.

Devan tersenyum kecil mendengar penuturan gadis di depannya ini. Dengan kejam Devan menjambak rambut Della.
"Siapa kau beraninya mengusirku hah!"

Dengan gerakan cepat dan dengan penuh kemarahan, Della menampar wajah Devan. Suara tamparan itu bergema di dalam kamar, menciptakan keheningan sesaat. Matanya memancarkan amarah , meskipun dalam hati ia merasa gugup.

"Sialan! Jangan pernah lo nyentuh gue lagi, Devan!" bentak Della dengan mata berkobar penuh amarah. Namun, senyum licik tetap terukir di wajah Devan. Seolah tamparan yang diberikan Della hanya sebuah hiburan.

"Hahaha, kau benar-benar menarik, Adella. Tapi jangan berpikir kau bisa melawan ku," ujar Devan sambil menyeka bibirnya yang terkena tamparan. Ia ingin mendapatkan tamparan itu lagi dan lagi. Saat tangan lembut gadis di depannya menamparnya tadi entah mengapa dirinya ingin mengulangi kejadian tadi.

Tatapan Devan semakin gila, ia  menatap Della dengan nafsu yang semakin memuncak. Ia merasakan sensasi kepuasan yang sulit dijelaskan setelah mendapatkan tamparan tadi. Meski terkena tamparan, nampaknya kepuasan yang ia dapatkan lebih besar daripada rasa sakit itu sendiri.

"Mungkin kau perlu memberiku tamparan lagi, Adella. Rasanya begitu menyenangkan," goda Devan sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Della. Tatapan tajam itu membuat Della merasakan betapa kelamnya kehidupan Devan.

"DASAR GILA!" bentak Della saat mendengar penuturan yang keluar dari mulut antagonis ini. Oh iya dirinya baru ingat jika lelaki didepannya ini mengidap  penyakit masokis.

Masokis sendiri adalah kelainan seksual dimana seseorang yang merasa nyaman dan puas secara seksual ketika dirinya disakiti atau dilecehkan oleh pasangannya.

Della menolak untuk memberikan kepuasan lebih lanjut untuk Devan. Meskipun terpancing emosi, ia mencoba menahan diri. "Dasar gila gue gamau ngelakuin itu!! " seru Adella dengan tegas.

Devin tertawa lepas, memperlihatkan gigi putihnya yang rapi. "Kau benar-benar menarik, Adella." ucapnya dengan gerakan lembut, ia membelai wajah Della.

Namun, Della dengan cepat menghindari sentuhan lembut Devin. "Jangan sentuh gue!" serunya dengan nada tegas. Ia tidak ingin terlibat dengan tokoh gila didepannya ini. Ia hanya ingin hidup dengan aman di dunia novel ini tanpa terlibat dengan para tokoh novel.

Devan, meskipun terlihat kecewa, memutuskan untuk pergi dari kamar Della. Ia tertawa sambil menggelengkan kepala, menunjukkan bahwa ia tidak keberatan dengan penolakan Adella. Dan ingatkan dia untuk membuat Della bertekuk lutut padanya.

Della memandang pergi Devin dengan campuran perasaan lega dan keheranan. Meskipun lelaki itu pergi, ia tetap waspada. Dengan langkah hati-hati, Della bergerak menuju pintu depan rumahnya dan mengunci rapat. Untung saja rumah yang ia tempati ini tidak terlalu luas, jadi tidak begitu susah. Sesudah itu, ia kembali menuju kamarnya untuk merenung sejenak memikirkan cara untuk menjalani hidup di dunia novel ini.

Beberapa saat kemudian, Della memutuskan untuk mencari tahu lebih banyak tentang dunia novel tempatnya berada. Ia merasa penting untuk memahami semua karakter, termasuk Devan yang ternyata memiliki alter ego seperti Dapa, agar dapat menghadapi situasi yang mungkin muncul di kemudian hari.

Dengan cepat Della mencari sebuah kertas dan bolpoin untuk menulis alur cerita novel Tasya Milikku dan menulis semua sifat karakter yang muncul di novel itu.

Setelah Della menyelesaikan tulisannnya lantas ia langsung berbaring di kasurnya. Sungguh menulis semua informasi tentang karakter dan alur cerita Tasya Milikku itu sangat membuatnya kecapean, jari-jari tanganya berasa mati rasa.

Della, yang tengah berbaring di kasurnya, merenung tentang langkah selanjutnya yang harus diambil. Ia menyadari bahwa ia harus bijak dalam menghadapi setiap karakter di dunia novel ini, termasuk Devan yang merupakan tokoh  yang harus ia hindari.

Della yang terlelap di atas kasurnya mulai tenggelam dalam dunia mimpi. Ketika matanya tertutup rapat, ia merasakan dirinya terbawa ke dalam alam bawah sadar.

Dalam mimpinya, Della menemukan dirinya berada di suatu tempat yang aneh tapi sepertinya familiar. Cahaya bulan menerangi keindahan taman yang dipenuhi bunga-bunga warna-warni. Di kejauhan, terlihat sosok seorang wanita yang berjalan dengan anggun. Dan begitu wanita itu mendekat, Della menyadari bahwa itu adalah tokoh Adella Anandita dari novel Tasya Milikku.

Adella Anandita tersenyum manis ke arah Della. "Selamat datang Della. Kau telah memasuki dunia yang tak terbatas, dunia imajinasi yang penuh warna," ucap Adella dengan suara lembutnya.

Della yang masih terkejut oleh keindahan tempat itu bertanya dengan penasaran, "Ini mimpi atau kenyataan, Adella?"

Adella tertawa ringan. "Ini adalah dunia di antara kenyataan dan mimpi, tempat di mana setiap karakter dan cerita hidup. Kau berada di sini untuk sebuah takdir yang mungkin sulit untuk dipahami."

Dalam percakapan mereka, Adella memberikan petunjuk dan wawasan tentang karakter-karakter di novel tersebut. Della mencoba memahami lebih dalam sifat-sifat tokoh dan  hubungan di antara mereka. Adella memberikan semangat pada Della untuk menghadapi setiap tantangan dan membuat keputusan yang bijak.

Saat bunga-bunga di taman mulai berputar dan mimpinya berakhir, Adella Anandita berkata, "Ingatlah, Della, dunia ini dapat diubah oleh tanganmu sendiri. Dan dengan masuknya dirimu di novel ini sudah membuat alur cerita ini berbeda. Ingat jangan berpatokan dengan alur novel."

*******

Della terbangun dari tidurnya dengan napas yang terengah-engah. Matanya terbuka lebar, mencoba memproses semua yang baru saja ia alami dalam mimpi tersebut. "Apa-apaan sih ini?" gumamnya, masih setengah linglung.

Ia menggosok-gosok matanya sambil mencoba mencerna apa yang barusan terjadi. "Jadi, gue beneran masuk ke dalam cerita? Gak cuma itu, si Adella juga ngasih gue wejangan pas lagi tidur?" pikirnya dalam hati.

Della mengusap wajahnya sambil menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. "Oke, Del. Ini jelas gak normal. Tapi lo harus tetep waras," ucapnya sambil bangkit dari kasur. Meskipun kini ia kembali ke kamarnya, namun pesan dari tokoh Adella Anandita tetap membekas dalam pikirannya.

Dia meraba lehernya yang terasa pegal dan sedikit sakit. "Aduh, si Devan gila banget! Hobi jambak-jambak rambut, kayak gak punya kerjaan lain aja," keluhnya sambil menggerutu.
"Tapi kok ya gue juga nekat nampar dia? Harusnya gue tau dia malah seneng, si masokis gak jelas itu."

*******







yuhuu cintakuu
i'm so sorry  update nya kek gak nentu gituu, aku usahaninn bakal update sering-seringg.

makasi juga yang sering vote, CINTA BANGET HEHE💗💗

Transmigrasi AdellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang