Prolog

2.4K 144 1
                                    

YUHUU KEMBALI LAGI DENGAN TRANSMIGRASI ADELLA kalian masi mantengin cerita ini gasii ʕ•ﻌ•ʔ

btw kalian nemuin cerita ini darimanaa???

dan makasi yaw buat yang udah vote and komenn...
seneng banget hatiku inii ≧∇≦ !!

lanjut ke ceritanya aja skuy...gass...

TRANSMIGRASI ADELLA

                  Della membuka matanya  dengan perlahan dan melihat di sekitarnya yang gelap gulita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                  
Della membuka matanya  dengan perlahan dan melihat di sekitarnya yang gelap gulita. Saat ingin bangkit dari duduknya dirinya terkejut menyadari bahwa kedua tangan dan kakinya terikat dengan kuat di kursi tempat ia duduk.

"Anjirr gue diculik dong!!" histerisnya. Della sedang memikirkan kira-kira siapa ya yang berani menculiknya?? apakah 4 cowo gila itu? entahlah...

Saat sedang sibuk-sibuknya memikirkan sang penculik, seketika cahaya redup menyala, menerangi ruangan yang ternyata sangat luas itu, dan dia melihat keempat sosok cowo yang seharusnya menjadi pacar sang tokoh utama. Tetapi kenapa mereka yang berdiri di sekelilingnya!

Wajah mereka terlihat sangat berseri-seri dengan senyuman yang terpatri di setiap bibir mereka. Della mengucapkan sial di dalam hati.

KENAPA DIRINYA HARUS BERURUSAN DENGAN COWO GILA SIH!! sangat menyebalkan.

"Apa kabar sayang?" tanya Devan dengan senyuman manis di wajahnya. Della terkejut melihatnya. Dimana Devan yang menyebalkan? kemana malah bersikap sok manis seperti inii!

"Sayang-sayang pala lo peyang! udah deh ya mendingan kalian lepasin ikatan ini. Sakit anjir!" Ujar Della dengan malas. Sumpah ia sangat malas berkaitan dengan ke-4 cowo gila ini!

"Maaf cintaku, tapi nanti kalau dilepas kamu malah kabur lagi" ujar Revan yang terkenal dengan sikap manisnya.

Della berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari ikatan di pergelangan tangan dan kakinya, tapi sia-sia. Ikatan itu terlalu kuat. Dia menatap tajam ke arah Devan yang masih tersenyum manis, seolah tak peduli dengan perasaan Della yang tertekan.

“Lepasin gue sekarang juga atau gue bakal teriak!” ancam Della, mencoba menakut-nakuti mereka. Namun, keempat cowo itu hanya saling pandang dan tertawa kecil.

“Sayang, kamu tahu nggak, kita nggak akan membiarkan kamu pergi begitu saja,” jawab Bryan, si cowo dengan mata tajam yang selalu membuat Della merasa gelisah. Dia mendekat, menunduk hingga wajahnya hampir sejajar dengan wajah Della. “Kami mencintaimu, Della. Kami ingin kamu tetap di sini, bersama kami.”

Della merasakan jantungnya berdetak semakin kencang. Kata-kata itu terdengar aneh, bahkan mengerikan. Sejak kapan mereka berempat bisa bersatu dan kompak seperti ini? Mereka dulu selalu saling bersaing untuk mendapatkan perhatian Della, tapi sekarang mereka seolah bersekongkol untuk mengurungnya.

“Gila kalian semua! Ini nggak lucu, gue serius!” Della berteriak marah, tapi suaranya gemetar.

Devan, yang paling dekat dengan Della, duduk di kursi di depannya dan menatapnya dengan ekspresi lembut. “Tenang, sayang. Kita cuma ingin memastikan kamu aman. Kita nggak mau kamu pergi jauh dari kami lagi.”

Sementara itu, Danis, yang biasanya pendiam, melangkah maju dan meletakkan tangannya di bahu Della dengan lembut. “Kami janji nggak akan menyakitimu, Del. Kami cuma ingin kamu di sini, dengan kami. Kami berempat...”

Della menggelengkan kepalanya, tidak bisa mempercayai apa yang sedang terjadi. “Tapi kenapa kalian ngelakuin ini? Gue nggak ngerti!”

Revan yang paling humoris di antara mereka, akhirnya angkat bicara, suaranya terdengar tenang namun penuh keyakinan. “Kami sudah bicara, pumpkin. Kami sepakat kalau kamu nggak bisa milih salah satu dari kami, maka kamu akan jadi milik kami semua.”

Wajah Della memucat, perasaan takut merayap di hatinya. Ini bukan lagi lelucon atau persaingan biasa. Keempat cowok ini sudah benar-benar gila!

“Gila kalian semua! Lepasin gue sekarang juga!” teriaknya sekali lagi, tapi tak ada yang bergerak.

Devan hanya menggeleng pelan, sementara ketiga yang lain tetap diam, menatapnya dengan tatapan yang membuat bulu kuduknya merinding. "Kamu nggak akan pergi kemana-mana, Della. Kamu milik kami sekarang, dan kami nggak akan pernah melepaskanmu."

Della berusaha keras untuk tidak menangis. Ini adalah mimpi buruk yang tak pernah dia bayangkan sebelumnya. Dalam hati, dia berdoa agar ada seseorang yang bisa menyelamatkannya dari situasi mengerikan ini, sebelum semuanya terlambat.






___________

haloo sayang sayangkuu semoga kalian suka ya dengan cerita inii.

oiya jangan lupa follow ig aku yaa
ig: @ayy_keyyn

disitu aku juga bakal update AU tentang cerita Alviann..

see you gess

Transmigrasi AdellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang