Rendra tidak henti hentinya mengatakan 'wahh...' di setiap langkahnya. Sesekali Rendra pun berdecak kagum kala melihat indahnya karya karya yang memang sengaja di pajang disana.
Rendra mengeluarkan lukisan yang ada di ranselnya dan ikut memajangkan hasil karya disana. Naren dan jevano ikut membantu Rendra menyiapkan lukisannya, sedangkan Haekal hanya melihat teman temannya yang sibuk itu sambil memakan kacang rebus yang baru ia beli.
Berjam jam telah berlalu. Sekarang Rendra benar benar sibuk melayani pelanggannya yang bertanya ini itu tentang karyanya. Ketiga teman Rendra hanya melihat aksi Rendra sambil memakan popcorn yang tadi jevano beli. Mereka mana mengerti soal gituan makanya lebih baik mereka diam dari pada nanti mereka di amuk sama Rendra.
_______________________
Hendry berjalan santai dengan tangannya yang di masukan ke dalam saku celananya. Menelusuri setiap inci pameran yang ia kunjungi bersama kekasihnya. Sebenarnya Hendry tidak mengerti soal persenian tapi untuk kekasih tercintanya ia siap merelakan jam adu bacotnya sama Junan demi kekasihnya itu.
Hendry menolehkan kepalanya ke kanan dan kiri sesekali juga Hendry mengangguk kan kepalanya karna indahnya karya yang ia lihat di sana. Sedang asik asiknya menikmati keindahan karya karya itu, Hendry tidak sengaja melihat seseorang yang serasa tidak asing baginya.
Di hampirinya orang itu dan terlihatlah Rendra yang sedang menjelaskan sebuah lukisan ke segerombolan orang orang yang berada di sekelilingnya. Mungkin lukisan itu adalah karyanya pikir Hendry.
Hendry melangkah menjauhi Rendra dan bersembunyi di balik kerumunan orang orang yang ada di sana. Diliriknya sang kekasih yang masih setia dengan dunianya dan karya karya disana. Tersenyum tipis setelah itu merogoh hpnya dan menelpon seseorang.
"Hm? Ada apa?"
"Grandpa, aku melihat Rendra!"
"Raka?"
"Ya!"
"Dimana?"
"Di pameran seni, aku juga masih ada disini!"
"Sedang apa Raka disana?"
"Aku tidak tau tapi kayaknya dia sedang menjual lukisan!"
"Apa kau sedang sendirian?"
"Tidak! Aku bersama kekasihku!"
"Kau tunggu disana! Grandpa akan mengirimkan beberapa bodyguard ke sana!"
"Grandpa akan membawa Rendra sekarang?"
"Ya! Selagi ada kesempatan kenapa tidak?"
"Benar juga! Kalau begitu jangan lama lama nanti Rendra keburu pergi!"
"Tenang saja! Grandpa akan menyewa jurus teleportasinya Sasuke!"
Tuut...tuut...tuut...
Hendry menghela napas pasrah kala melihat sambungan teleponnya terputus sepihak oleh sang kakek.
Membalikan tubuhnya dan memperhatikan Rendra dari jauh sambil menyenderkan badannya ke tiang.
"Eh ren! Udah ke jual lukisannya?" Tanya jevano yang baru saja kembali dari toilet umum.
"Yoi!" Jawab Rendra dengan ekspresi wajahnya yang sombong.
"Hilih! Songong amat ni bocah! Lempar aja lah ke sungai Han biar di jodohin sama ikan gurame!" Sewot Haekal dengan tatapan jijiknya ke arah Rendra.
"Emang di sungai Han ada ikan gurame?" Tanya Naren dengan menatap polos ke arah Haekal.
Haekal hanya mengangkat bahunya acuh sebagai respon atas pertanyaan naren.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Back?! (Huang Renjun)
De TodoAku tidak tahu apa yang baik dan buruk untuk ini!. Tapi jika memberi kesempatan kedua itu tidaklah buruk, bukan? Aku berusaha melupakan semua. Tentang mereka, tentang dia, dan tentang memori memori itu. Disaat aku telah melupakan semua itu kenapa me...