-6-

1.4K 238 26
                                    

Semua cerita dari Rosie membuat Jennie bingung namun dia akhirnya memilih untuk mempercayai Rosie demi masa depannya.

"Rosie, ayo bangun"

Rosie menggeliat kecil ketika Jennie membangunkannya "Chie masih ngantuk Mom~" rengeknya.

Jennie ikut berbaring disamping Rosie lalu dia menoel pipi gembul sang anak "Bangun. Kita harus kerumah sakit untuk terapi tangan kamu itu"

"Nanti saja" balas Rosie tanpa membuka matanya. Dia meringsut mendekati Jennie lalu mendusel manja didada sang Mommy.

"Geli Rosie ahaha" Jennie tertawa geli dengan tangannya yang sudah memegang kepala sang anak.

Mendengar suara tawa sang Mommy, Rosie akhirnya ikut tertawa. Ah, sudah lama dia tidak melihat sang Mommy tertawa jadi dia yakin dengan rencananya itu, Mommy nya pasti akan terus bahagia walaupun tanpa dirinya.

"Apa Mommy tidak ke kampus?" Tanya Rosie yang kini sudah membuka matanya.

"Mommy akan ke kampus jam 11. Jadi Mommy akan membawa kamu kerumah sakit duluan"

"Tapi Nanti Ochie tinggal sama siapa?"

"Apa Rosie mau ikut Mommy ke kampus? Mommy hanya akan menyerahkan tugas kuliah Mommy kepada Donsen terus Mommy bisa langsung pulang deh"

"Mau!" Antuasis Rosie "Dan Ochie juga mau ketemu Uncle Lim"

"Rosie tidak mau ketemu Daddy?" Tanya Jennie.

Rosie terdiam. Dia memang merindui Sean namun dia harus berusaha menjauhkan sang Mommy dari sang Daddy.

"Nanti saja Ochie ketemu Daddy. Yang penting, Mommy halus menemui Uncle Lim"

"Baiklah baiklah" pasrah Jennie.

*

Setelah selesai melakukan terapi, Jennie langsung membawa Rosie ke kampus membuat perhatian siswa siswi langsung tertuju kearah Rosie.

"Omo! Anak siapa ini? Gemoy banget!" Pekik Nayeon, sahabat Jennie.

"Anak gue lah" bangga Jennie.

"Ngadi ngadi lo. Memangnya lo nikah kapan huh?" Balas Nayeon berjongkok didepan Rosie "Halo anak kecil. Siapa nama kamu?"

"Halo Tante. Nama aku Losie"

"Losie?" Bingung Nayeon.

"Namanya Rosie" jelas Jennie

Nayeon terkekeh kecil "Baiklah Rosie, kamu siapanya Jennie? Kenapa kalian bisa bareng?"

Rosie mendongak menatap Jennie agar Jennie membantunya memberikan alasan.

"Dia anak kepada sepupu gue yang tinggal di Australia" bohong Jennie.

"Sepupu lo yang mana?"

Jennie menelan ludahnya dengan kasar "Ya ada dong. Lo bahkan tidak kenal sama sepupu gue yang itu"

Nayeon mengangguk percaya "Terus dimana dia?"

"Dia harus ke Italy jadi dia menitipkan Rosie kepada gue deh"

Untung sekali Nayeon mempercayainya "Ngomong ngomong, tadi Sean mencari lo"

"Jjinja?" Tanya Jennie dengan pipi memerah malu.

"Apa Tante tahu dimana Uncle Lim?" Tanya Rosie.

"Uncle Lim ada di lapangan" sahut Nayeon.

Rosie memegang hujung baju Jennie sehingga Jennie berjongkok disampingnya "Mommy ketemu sama Uncle Lim saja. Bialin Ochie ketemu sama Daddy" bisiknya.

"Tapi-" Jennie kelihatan ragu.

"Demi masa depan Mommy" potong Rosie.

Jennie menghela nafasnya dengan kasar "Baiklah"

"Nay, lo bawa Rosie ketemu sama Sean ya" pinta Jennie.

Dahi Nayeon mengernyit "Kenapa? Memangnya Rosie kenal sama Sean? Ngomong ngomong, muka Rosie juga persis seperti Sean si"

"Sudah takdir mereka kali. Lo bawa saja dia ketemu sama Sean. Gue harus ketemu sama Lim" ujar Jennie.

Tanpa membantah lagi, Nayeon langsung membawa Rosie menghampiri Sean yang berada ditaman belakang kampus sementara Jennie sudah berganjak menghampiri Limario yang berada di lapangan.

"Hai Lim"

"Ehh ada si cantik. Duduk Jen"

Jennie berganjak duduk disamping Limario "Sendirian saja?" Tanya nya basa basi.

"Tadi ditemani sama June kok"

Jennie mengangguk faham. Sejujurnya dia merasa canggung. Mereka memang temanan kok tapi hanya saja perasaan nyaman Jennie ketika bersama Limario itu berbeda dengan perasaan nyaman Jennie ketika bersama Sean. Dihati Jennie, posisi Sean dan Limario itu berbeda. Bisa dibilang kalau dia hanya mencintai Sean dan menganggap Limario hanya sebagai temannya namun setelah mendengarkan penjelasan dari Rosie, dia harus mula mendekati Limario demi kebahagiaannya dimasa depan.

*

Sementara itu disisi lain, terlihatlah Nayeon yang sudah membawa Rosie menghampiri Sean.

"Dimana Jennie?" Tanya Sean.

"Jennie lagi sama Limario" sahut Nayeon membuat raut wajah Sean berubah.

"Ini anak kepada sepupu Jennie. Namanya Rosie. Gue titip dia kepada lo ya. Gue harus ke kelas" pamit Nayeon bergegas pergi karena dia sudah hampir telat.

Sean menatap wajah Rosie dengan teliti "Muka kita sama ya" komentarnya.

Rosie juga menatap Sean dengan tatapan sedihnya. Dia benar benar merindui Daddy nya itu "Daddy" panggilnya tanpa sadar.

"Nde?" Kaget Sean.

"Emm bisa Ochie memanggil Uncle, Daddy? Uncle sepelti Daddy Ochie. Ochie lindu Daddy" lirih Rosie dengan sedih.

"Memangnya dimana Daddy Rosie?"

"Daddy jauh dali Ochie"

Sean mula merasa iba. Dia berfikir bahawa Daddy Rosie sudah meninggal.

"Baiklah, kamu bisa menganggap Uncle sebagai Daddy kamu"

Secara reflek Rosie memeluk Sean membuat cowok itu terbeku. Ada perasaan nyaman dihati Sean bahkan dia sudah menyayangi sosok bocah yang memeluknya itu.

"Daddy, maafin Rosie. Rosie terpaksa melakukan semua ini untuk kebahagiaan Daddy sama Mommy. Daddy memang mencintai Mommy tapi cinta Mommy bukan untuk Daddy. Mianhe Dad"













  Tekan
   👇

Future ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang