Jam sudah menunjukkan pukul 3 pagi namun Jennie masih belum tidur gara gara khawatir dengan sosok sang anak yang masih demam itu.
"Eung hiks Daddy~" Rosie merengek dengan tidak nyamannya tanpa membuka matanya.
Jennie menghela nafasnya dengan kasar. Dia sudah kehabisan ide. Suhu badan Rosie masih saja sama walaupun dia sudah melakukan skin to skin.
Akhirnya Jennie memutuskan untuk menghubungi Sean. Dia yakin Rosie membutuhkan sosok Sean saat ini.
"Jen? Kenapa kamu menelfon aku jam segini? Kamu baik baik saja!?"
"Erm Sean, bisa kamu datang ke apartment aku? Rosie demam dan aku butuh bantuan kamu"
"Kirim alamatnya. Aku kesana sekarang"
Setelah panggilan dimatikan, Jennie langsung mengirim alamat kepada Sean.
Setelah 30 menit menunggu, sosok Sean akhirnya tiba. Raut wajah cowok itu benar benar kelihatan khawatir membuat Jennie yakin ikatan batin diantara Rosie dan Sean cukup kuat.
"Kamu tidak membawa Rosie kerumah sakit?" Tanya Sean.
"Tadi aku sudah menghubungi Dokter kok. Aku juga sudah melakukan skin to skin tapi suhu badan Rosie tetap saja sama" sahut Jennie "Bisa kamu melakukan skin to skin sama Rosie?" Pintanya.
Dahi Sean mengernyit "Kenapa harus aku?"
Jennie menggigit bibir bawahnya dengan ragu "Rosie kangen sama Daddy nya dan aku fikir kamu bisa menjadi peran Daddy kepada Rosie untuk sementara waktu bukan?"
"Dimana Rosie?" Tanya Sean.
"Ayo ikut aku"
Mereka berjalan memasuki kamar Jennie. Sean langsung menghampiri Rosie "Rosie" panggilnya mengusap kepala sang anak.
"Eungh hiks Daddy" isak Rosie membuka matanya lalu bocah itu langsung memeluk leher Sean.
"Sebentar ya" Sean melepaskan pelukan Rosie lalu dia bergegas membuka bajunya sendiri.
Setelah itu, dia menggendong Rosie membuat dirinya langsung merasakan suhu tubuh Rosie yang panas itu.
Jennie pula hanya diam membeku ketika melihat tubuh polos Sean. Pipinya tiba tiba terasa panas.
"Kalau kamu mengantuk, kamu tidur saja. Biar aku yang menjaga Rosie" ujar Sean menyadarkan Jennie dari lamunannya.
"Aku tidak mengantuk. Lagian aku khawatir sama Rosie" ujar Jennie berganjak duduk disofa.
Sean ikut duduk disamping Jennie dengan Rosie yang tidur didadanya itu.
"Kita seperti keluarga ya" ujar Sean memecahkan keheningan.
Jennie menggigit bibir bawahnya "Kita memang keluarga" batinnya.
"Akhir akhir ini kamu akrab banget sama Limario. Kalian punya hubungan?" Tanya Sean yang kini sudah menatap Jennie.
"L-Limario sudah melamar aku dan kita akan menikah seminggu dari sekarang"
Deg
"Secepat itu?" Lirih Sean.
"Ini yang terbaik untuk masa depan aku" sahut Jennie "Bagaimana sama kamu? Apa kamu sudah punya pacar?"
Sean tersenyum tipis "Aku mencintai orang yang tidak mencintai aku. Menyakitkan bukan?"
Jennie bungkam. Dia tahu sosok yang dicintai oleh Sean itu adalah dirinya namun dia tidak bisa membalas perasaan itu. Sejujurnya, walaupun dia setuju untuk menikah dengan Limario, dia masih mempunyai rasa kepada Sean.
KAMU SEDANG MEMBACA
Future ✅
FanfictionRosie yang datang dari masa depan untuk menyelamatkan kehidupan Jennie Shipmom📌 Chaennie📌 Fanfiction📌