Kutukan Kaisar

18.3K 131 7
                                    

Lagi-lagi, istana kekaisaran kehilangan warnanya. Semua orang di dalam istana memakai pakaian dan ikat kepala putih, berkumpul di bukit pemakaman keluarga kerajaan untuk menguburkan jenazah permaisuri. Ada belasan gundukan tanah berjajar di sana, yang kesemuanya adalah--- permaisuri.. Ya, Kaisar kehilangan permaisurinya setiap tahun.. dan kali ini adalah yang kelimabelas.

Permaisuri terakhir meninggal ketika melahirkan, sama seperti mendiang permaisuri-permaisuri sebelumnya. Keluarga kerajaan dan rakyat menjadi cemas karena Kaisar tidak kunjung dikaruniai keturunan. Calon putra mahkota selalu turut meninggal bersama ibu mereka.

Semua orang mulai berpikir jika Kaisar mendapat kutukan. Rakyat kemudian berinisiatif mengadakan upacara besar untuk berdoa bersama kepada dewa untuk menghilangkan kutukan tersebut. Dalam acara itu, seorang gadis remaja ikut berpartisipasi, mengangkat dupa dan memanjatkan doa. Dia gadis yang biasanya saja, tidak ada yang istimewa dari kecantikannya, hanya seperti wanita pada umumnya yang memiliki rambut panjang dan tubuh yang langsing. Matanya tidak terlalu lebar, hidungnya pun tidak terlalu mancung, tapi kulitnya sangat bersih tanpa cacat.

Serombongan tentara berkuda kemudian lewat memecah kerumunan sambil menyebarkan selebaran. Gadis itu memungut satu. Itu adalah pengumuman pencarian calon permaisuri raja yang baru. Semua orang mulai heboh membicarakan selebaran tersebut. Ini adalah kali pertama dalam sejarah, rakyat jelatan diperbolehkan mencalonkan diri untuk menjadi ibu bagi garis keturunan kaisar.

Di tempat lain, Kaisar sedang duduk di singgahsananya sambil memijit kening.

"Tidak apa-apa Nak, ini demi kelangsungan kerajaan kita.. Yang penting darahmu mengalir dalam tubuh putra mahkota, tidak penting siapa yang melahirkannya."
Ibu Suri berusaha menghibur putranya yang nampak tertekan.

Perihal kematian berturut-turut permaisuri sebelumnya telah terdengar di seluruh penjuri negeri, bahkan sampai ke negeri tetangga, sehingga pra bangsawan dan kerajaan tetangga pun enggan memberikan putri mereka kepada Kaisar, karena takut kehilangan. Sehingga Ibu Suri pun terpaksa mencanangkan sebuah gagasan yang membuat Kaisar merasa kehilangan harga diri, mencari calon permaisuri dari rakyat jelata.

------------------------

Tidak ada kriteria khusus, yang penting Kaisar menyukainya dan mampu melahirkan, maka siapapun dapat diangkat sebagai permaisuri. Jalanan dipadati oleh barisan para wanita yang hendak mengajukan diri. Mereka tidak takut akan kutukan, bisa masuk ke dalam istana saja sudah cukup.

Panjangnya antrian membuat istana tidak dapat menampung semuanya di dalam aula kerajaan, sehingga Kaisar memutuskan dia sendiri lah yang akan keluar untuk memilih calonnya. Kaisar menaiki kudanya berjalan menyusuri jalanan utama, melihat satu persatu ke arah para wanita yang berbaris mengular. Setiap wanita yang ditunjuk dimasukkan ke salam tandu dan dibawa masuk ke dalam aula kerajaan.
.
.
.
.
.
20 orang wanita sudah terpilih, sekarang tugas tabib kerajaan untuk menyeleksinya, memastikan bahwa kesemua wanita itu bersih dari penyakit serta dapat mengandung putra mahkota.

Dari 20 orang wanita, hanya tersisa 5 yang dinilai sempurna oleh tabib. Kelima wanita itu kemudian diminta untuk menunjukkan seluruh bagian tubuh mereka kepada Kaisar tanpa ada sehelai benang pun yang melekat. Satu per satu bergantian masuk ke dalam bilik Kaisar.

Kaisar melihat kelimanya tanpa menunjukkan sedikitpun perubahn ekspresi. Ibu Suri mulai gusar.

"Anakku, bagaimana? Yang mana diantar kelima wanita tadi yang kau sukai?"

"Jika aku memiih, bukankah itu sama saja dengan memberikan hukuman mati bagi mereka?"

"Jangan berkata begitu. Bagaimana bisa kaisar bijaksana sepertimu termakan omongan rakyat mengenai kutukan? Leluhur kita tidak pernah melakukan dosa besar, tidak mungkin kutukan melekat padamu. Di kondisi ini kau harus bisa menunjukkan diri kepada rakyat bahwa kau adalah seorang pemimpin yang tegar dan tidak percaya takhayul murahan. Apa jadinya jika rakyat mempercayai pemimpin mereka adalah seseorang yang dikutuk? Kau harus jadi panutan. Tunjukkan kepada mereka jika kutukan buruk itu tidak ada."

Melahirkan (Oneshot - Jadul version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang