No Mercy

18.7K 78 5
                                    

"Kalian tidak diijinkan masuk ke tempat ini!"
Bentak seorang wanita kepada beberapa orang tentara yang mendobrak pintu rumahnya.

"Hmh. Kami tidak perlu ijin."

"Ini kediaman Gubernur! Jaga sikapmu!"
Wanita itu berusaha menunjukkan kuasanya. Tapi para tentara itu malah tertawa.

"Lalu di mana Tuan Gubernur sekarang?"

"Dia---"
Wanita itu tidak bisa menjawab, karena dia memang tidak tahu di mana suaminya berada saat ini semenjak pergi pagi tadi.

Tentara itu mendekat, dan terus mendekat memojokkan wanita itu hingga menghimpit dinding, sementara rekan-rekannya yang lain menggeledah ruangan.

"Ingin kuberi tahu?" Tanya tentara itu.

"Kau! Apa yang kau lakukan pada suamiku!"
Meskipun terancam, wanita itu tidak gentar.

"Kau yakin ingin tahu?"

Wanita itu menggigit bibir. Dia tahu jika jawaban dari pertanyaannya adalah sesuatu yang tidak dia inginkan.

"Hahahaahhaahaha!"
Tentara itu tertawa terbahak-bahak melihat ketakutan dan kecemasa di sorot mata wanita itu.

"Berhenti!!"
Wanita itu terakihkan, seketika dia mendorong tentara yang menghimpitnya lalu bergegas menaiki tangga ke lantai 2 saat melihat tentara yang lain hendak membuka sebuah ruanagn, melupakan beban yang ada di tubuhnya. Perutnya yang besar berguncang naik turun ketika menapaki anak tangga dengan tergesa-gesa.

"Tidak ada apa-apa di ruangan ini!"
Wanita itu menyeruak untuk menghalangi pintu dengan badannya, terengah-engah.

"Terima kasih sudah memberi tahu kami tempat persembunyian mereka Nyonya."
Kata tentara yang ditinggalkan tadi sambil menapaki anak tangga perlahan. Dia memberikan kode kepada anak buahnya untuk membuka pintu.

"Akh!"
Wanita itu didorong mengingkir dengan kasar hingga perutnya membentur pagar pembatas lantai 2.

Pintu pun dibuka.

Puluhan wanita hamil terlihat ketakutan saling merapatkan diri di ruangan itu.

"Wah wah, lihat ini, banyak ikan sekali jaring."

"Jangan mmh.. ganggu kami! Penjaga akan segera datang kemari dan membunuh kalian semua!"

"Hahahahaha! Maksudmu orang-orang yang berjaga di depan sana?"

"....."

"Bagaimana mungkin mereka bisa datang kemari jika sudah tidak memiliki kepala? Hahahahaha!"
Semua tentara itu tertawa.

Nyonya rumah itu tidak bisa berkutik. Dia tahu hari seperti ini akan tiba cepat atau lambat sejak invasi negara musuh mereka menyerang. Sebisa mungkin dia menyelamatkan orang-orang untuk bersembunyi di rumahnya. Rumahnya adalah tempat paling aman di kota itu karena dijaga oleh banyak tentara keamanan. Dia mengutamakan wanita, anak-anak, dan orang tua untuk diselamatkan. Mereka disembunyikan mereka di beberapa ruangan dalam rumahnya.

Para wanita hamil itu mulai menjerit ketika tentara menarik mereka keluar satu per satu.

"Uugh!"
Tentara memukul perut seorang wanita yang melawan, lalu menusuknya dengan bayonet. Wanita yang lain bergidik ngeri melihatnya.

"Aaaggh! Aaakh!"

Bayonet itu tetap ditancapkan di sana, seakan sedang menikmati rintihan kesakitan yang muncul dari mulut wanita hamil itu.

"Hentikan!"
Nyonya rumah berusaha menghentikan dengan tertatih. Tapi dia kemudian ditendang dari belakang. Hingga terjatuh. Perutnya tergencet lantai, dia menjerit kesakitan. Dua orang tentara kemudian membalik badannya lalu menginjak kedua tangannya agar tidak dapat bergerak.

Melahirkan (Oneshot - Jadul version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang