6 : Pancing

5.1K 75 1
                                    

Hari ini, sekitar jam 11.30 malam, papa masuk kembali kekamar ku. Aku membiarkan kamarku tidak dikunci akhir akhir ini.  Mama sudah tidur sejak jam 10 tadi.

Dia menggoyang lengan ku. Aku pura pura tidur saat ini.

"Ayo lah,,,, jangan dicuekin begini. Gak pernah kamu cuek in papa begini dari dulu" ucap nya
"Udah ah sana. Ngantuk. Mau tidur" ucap ku  ketus.
Beberapa hari ini aku benar benar cuek in papa. Sementara dengan mama aku biasa saja agar mama tidak mengetahui gelagat ku.

"Kamu marah karna papa gak mau?"

Aku gak balas.

"Tapi papa gak bisa. Ini salah"

Setan didalam diri ku masih berkecamuk.
"Yaudah kalau memang salah. Sana, papa keluar aja." Aku membalikkan badan ku ke arah nya dan bangkit dari posisi ku lalu mencoba mendorong papa keluar kamar.

Dia tidak membalas sedikit pun dan hanya mengalah seolah tenaga nya tidak  ada. Aku tahu dan yakin perasaan papa karena selama ini dia tidak pernah marah atau keras padaku.

Begitu sedikit lagi  papa keluar dari pintu kamar ku karna dorongan ku yang terus kulakukan, papa mendekap ku.
Aku dipeluk nya.
Ku coba memisahkan diri dari dekapan nya tapi tangan  papa erat mendekap ku dan satu hal yang bisa kulakukan.  Aku menangis.  Hal yang gak pernah kulakukan didepan papa, apalagi aku yakin dia merasa ini karena nya.

Cukup lama aku didekap nya.
"Apa yang harus papa buat supaya kamu gak marah lagi sama papa?"  Dia berbisik
Aku masih menangis dipelukannya.
Dia memegang kedua lengan ku dan menatap ku. Meskipun aku mencoba menutup wajah ku yang benar benar kelihatan bodoh hanya karena nafsu ku semata. Aku bukan pria yang kelihatan lemah sebelumnya, tapi karena selalu dimanja dengan sikap papa mama seumur hidup ku membuat ku tidak se urakan anak nakal lainnya.

"Papa coba lakuin yang kamu mau..." ucap nya lagi

Mendengar itu aku sedikit tercekat. Kaget.  Apa benar apa yang baru saja kudengar?

"Kamu mau apa yang pertama kamu rasakan?" Ucap nya lagi
Ku lihat nanar mata papa. Tampak terasa dia serius kali ini juga penuh rasa harap aku merespon nya seperti  orang yang sedang kehilangan apa yang dimiliki nya.

Aku gak menjawab.

"Ayo lah... jangan diem gini. Papa gak mau kamu diemin papa begini." Dia  memohon padaku

"Kalo papa gak mau juga gak apa. Adrian gak mau maksa. Adrian gak mau.."

*cup*
Entah setan dari mana yang hinggap dikepala papa sampai bibir nya mendarat di bibir ku.
Gak begitu lama, tapi setidak nya 3 detik bibir itu menempel. Seperti nya itu ciuman pertama ku di bibir setelah sekian lama tidak kurasakan. Dulu rasanya saat aku masih SD papa masih memberikan ciuman itu tanda sayang nya pada ku.

"Kamu mau ciuman pertama mu sama papa?" Ucap papa lagi. Padahal dia baru saja mengambil nya.
Dia menarik ku menuju kasur ku kembali. Lalu menatap ku.
Air mata ku di seka nya. Persis seperti anak kecil yang habis menangis. Padahal aku sudah kuliah. Seorang pria. Pemain drum pula.

"Sekarang kamu mau gimana? Papa bantu sebisa papa" ucap nya
Mendengar itu seperti sebuah pernyataan dalam mimpi. Aku masih tidak percaya. Tapi salah nya aku sudah terlanjut mengeluarkan air mata seperti anak kecil barusan. Akan sangat aneh jika aku menuntut papa berbuat lebih.

Kurasa papa sedikit mengerti dan mendekapku dengan posisi kami yang duduk di tepi ranjang. Aku gelendotan di dada nya seperti saat aku masih anak-anak dahulu. Kurasa memang insting nya sebagai orang tua, dia benar benar bisa membuat ku tenang dan merasa aman sekarang.

Dia mendekap cukup lama sampai merasa aku sudah tidak emosional seperti tadi.  Yang pasti dipikiran ku masih rasa saat papa mendaratkan bibir nya di bibir ku.  Aku menginginkan nya lagi. Tapi rasanya sangat malu. Padahal jika diingat,, aku sudah terlanjut gak tau malu sejak awal mengaku dan meminta papa.

"Jadi kamu belum pernah kissing sebelum nya?" Papa memulai lagi dialog nya seakan terlihat ingin sekali berbicara karena kucuekin beberapa hari ini.

Aku menggeleng pelan sambil melihat nya.

"Berarti tadi papa yang pertama?" Tanya nya

"Tapi apa itu namanya kissing pa?" Aku mulai berbicara

Dia tampak tersenyum mendengar ku mulai  merespon pertanyaan nya sekarang. Tidak seketus tadi.
"Sebentar" ucap nya sambil berjalan menuju pintu kamar ku, menutup nya rapat dan mengunci.

Tiba tiba jantung ku berdegup kencang. Apa papa benar benar akan melakukan apa yang kubayangkan ?. Dia kembali duduk di sebelah ku.
"Mau tau gimana rasanya ciuman beneran?" Ucap nya
Aku tidak mengangguk, tapi juga tidak menggeleng.
Papa mengangkat dagu ku, di pandangi nya wajah ku. Melihat nya sedekat itu malah membuat ku benar benar grogi rasanya.
"Papa kasih tau. Kamu ikutin." ucap nya lagi.
Lalu perlahan wajah nya mendekat ke wajah ku hingga bibir nya kembali mendarat diatas bibir ku.  Kali ini kepala nya sedikit miring. Dan begitu pas bentuk bibir nya mendarat sempurna, kurasakan bibir nya sedikit membuka sambil mencoba membuka bibir ku. Aku berdegup kencang sekali, tapi papa melakukannya dengan sangat santai. Dan untuk pertama kali nya, kurasakan lumatan di bibir ku. Apakah begini rasanya?
Aroma mint dari mulut papa terasa segar sekaligus membuat jantung ku berdesir. Dia melumat sedangkan aku mencoba mengikuti gerakan bibir nya. Mata nya tertutup disana sambil tangan nya yang satu menahan punggung ku. Papa benar benar melakukannya  padaku!
Aku mulai tenggelam dalam ciuman yang diberikan papa hingga tangan ku ikut memegang lengan atas nya, dan semakin lama terasa permainan bibir papa berubah menjadi lumatan yang semakin basah. Lidah nya menoba masuk kedalam bibir ku menyapu dalam nya hingga bertemu dengan lidah ku. Reflek aku merespon nya juga hingga kami saling berpagutan. Aneh sekali,  apa papa benar benar mau mencium ku atau hanya terpaksa? Tapi disaat saat seperti ini yang kurasakan adalah lumatan nya semakin intens hingga tangan papa sekarang memegang baju ku dibagian depan. Aku ikut gila karena permainan lidah nya sampai terasa tangan papa menggerayang masuk kedalam baju ku dan akhirnya meraba raba perut dan dada ku. Dia benar benar melmperlakukanku seperti dia sedang mencumbu pacar nya saat ku intip kemarin. Bahkan dengan tidak sengaja aku mendesis perlahan saat papa menemukan puting ku yang rata tapi berhasil di pilin nya perlahan.

Rasanya cukup lama kami saling berpagut dan papa menggerayangi area dada ku sampai dia pun akhirnya melepas lumatan bibir nya, membuka mata nya dan memandangi ku sambil tersenyum.
"Gimana?" Tanya papa
Aku tersipu. Malu menjawab bahwa aku menikmati yang dilakukan papa barusan tapi ku yakin papa sudah tahu jawabannya apa.
Di cium nya lagi tipis bibir ku.
*cup* sekali.
Lalu tersenyum
*cup* dua kali
Lalu tersenyum lagi
Dan *cup* tapi kali ini kubalas melumat nya dan disaat yang sama papa tidak melepas ciuman itu.
Kami saling berpagutan lagi. Bodoh amat pikirku. Aku benar benar ingin menikmati nya.


Next update : 18 November


Halo, untuk kalian, versi full ebook ini sudah tersedia si karyakarsa dengan cara mengakses : karyakarsa.com/clementid

Dan cari kode : book 29 

Terdapat juga berbagai macam judul lain. Kalian bisa cek semua nya disana. 



Semua ebook di password, dan password nya terletak di depan nama file pdf (yang didalam kurung) 

Book 29 - PETUALANGAN DENGAN BOKAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang