1 : BERKENALAN

6.9K 104 0
                                    

Halo !
Namaku Adrian. Sebentar lagi ulang tahun ku yang ke 18 dan baru saja kuliah semester 1 di salah satu universitas di kota ku dengan jurusan hubungan internasional. Aku anak satu satu nya, dengan papa blasteran indo-Belanda sedangkan mama pribumi. Papa ku, bekerja sebagai arsitek, sedangkan mama ku mengurus usaha retail peninggalan kakek. Dari situ saja sudah pasti kalian tahu kehidupan kami serba kecukupan, ditambah hadirnya aku yang tanpa kakak juga adik membuat aku merasakan sangat dimanja sejak kecil.

Ada hal yang ingin ku ceritakan mengenai apa yang berbeda di keluarga kami dibanding dengan keluarga lainnya. Papa yang dari kecil hingga masa lajang nya sering berpindah pindah negara mengikuti kakek yang bekerja diluar negeri membuat pola pikir yang tertanam di orang orang penghuni rumah ini terlihat sangat berbeda dengan pola pikir orang orang indo lainnya. Ditambah Mama juga pernah berkuliah di Jerman mengambil S1 bisnis nya. Kenapa bisa kubilang sangat berbeda ? Papa dan Mama berkomitmen open relationship. Benar benar sebuah pola pikir orang orang yang ada di belahan dunia barat sana.
Kalian mungkin masih bingung apa itu open relationship. Singkatnya, mereka terikat dengan hubungan pernikahan, tapi tidak membatasi untuk bertemu atau menjalin hubungan dengan siapapun selagi tidak mengganggu ikatan pernikahan mereka dan saling terbuka. Awal nya aku mengetahui ini saat ulang tahun ku yang ke 17. Mereka terbuka pada ku saat itu, awalnya cukup mengagetkan tapi penjelasan mereka termasuk masuk akal bagi ku.

"Adrian... papa mama mau ngomong sama kamu"
"Apa tu pa?"
"Jadi, udah saatnya kamu tau supaya kalau diluar kamu ketemu papa atau mama gak salah paham. jadi selama ini papa dan mama komitmen untuk open relationship. Ini semua awalnya karena kita waktu awal hanya dijodohkan sama orang tua. Bukan berarti papa atau mama gak saling Cinta. Tapi, ini pilihan kita untuk tetap hidup sesuai yang kita mau dan komitmen papa sama mama gak sesimpel itu. Kita akan janji sampai kapan pun gak akan pisah karena papa dan mama udah cukup punya keluarga yang seperti ini, punya kamu, juga kehidupan yang kami inginkan. Jadi mulai sekarang, kalau kamu ketemu papa dan mama di luar dan kami sedang jalan dengan orang lain, atau mungkin sebelumnya sudah pernah lihat, itu semua atas sepengatahuan kami berdua. Papa mama juga gak mau karena ini kamu jadi marah sama kita. Kita sayang banget sama kamu. Juga karena ini sudah masuk ke umur mu yang sudah dewasa, papa mama mau kamu bisa selalu jujur ke kita, karena apapun itu, papa mama akan coba untuk support segala yang kamu butuhkan. Kamu juga tahu papa sama mama pernah tinggal di luar negeri, dan mungkin dari situ kita bisa sama sama punya pola pikir yang terbuka menurut kita. Kamu juga papa sekolahkan selama ini di sekolah itu juga agar lebih mengenal orang orang yang berbagai macam background..."

Mendengar penjelasan panjang lebar itu tentu saja seperti sebuah momen ulang tahun yang sangat aneh. Cukup lama aku mencerna nya. Tapi setelah kupikir pikir, papa dan mama juga selama ini gak pernah terlihat gak akur di depan ku. Jadi jujur saja, aku tidak kekurangan kasih sayang apapun dari mereka. Juga, mereka bukan tipe orang tua yang sangat sibuk dengan bisnis nya masing masing, atau sibuk dengan kehidupan nya diluar sana. Kami tetap punya quality time.

"Tapi apa orang-orang tau Pa? Ma?"
"Sejauh ini hanya kamu yang tau sayang. Karena bagi kita hanya kamu yang berhak tau semua ini dan mama harap tidak ada orang lain lagi yang tau selain kita bertiga. Kamu pasti tahu kenapa kan? Gak semua orang bisa menerima apa yang kita pilih."

Malam nya aku benar benar tidak bisa tidur memikirkan apa yang baru saja kudengarkan dari orang tua ku. Bukan karena aku marah ke mereka. Tapi aku masih mencoba mencerna semua nya.
Memang selama ini aku juga masih mencari jati diri ku. Aku sekolah di lingkungan dengan teman-teman dari berbagai kewarganegaraan. Tentu saja banyak hal yang kupelajari dari sana. Termasuk orientasi seksual. Kami cukup terbuka membahas itu di sekolah dan rasanya aku sampai sekarang masih bingung dengan apa orientasi ku. Tentu saja bingung disini berarti aku tidak benar benar straight atau menyukai lawan jenis. Aku merasa seperti itu karena pernah beberapa kali aku merasa tertarik dengan orang lain yang sama dengan ku. Meskipun hanya ku pendam selama ini karna belum begitu yakin dengan apa yang kurasakan. Dan aneh nya, selalu orang yang membuatku tertarik adalah mereka yang umur nya jauh lebih tua dari umur ku. Pernah yang menarik perhatian ku seorang guru olahraga di sekolah, kepala sekolah ku, hingga supir taksi. Aneh bukan ?

Ulang tahun ku yang ke 17 adalah momen dimana aku memasuki dewasa, begitu juga waktu dimana aku akan tamat sekolah dan melanjutkan kuliah di universitas.

Akhirnya sekitar 5 bulan setelah ulang tahun ku yang ke 17 itu, aku pun lulus sekolah. Papa dan mama tidak menuntut ku untuk kuliah di mana dan jurusan apa. Mereka tidak menjadi orang tua yang membebankan pikiran anak nya. Setidak nya itu yang kupikirkan selama ini. Akhirnya aku memutuskan untuk memilih jurusan ku ini setelah beberapa pertimbangan dan riset yang kulakukan.

Jadwal kuliah ku cukup rapi sehingga tidak menyita waktu ku untuk mengeksplor hal lain seperti melakukan hobi ku yaitu bermain musik. Aku pemain drum yang bisa dibilang lumayan. Kujadikan itu hobi sejak kecil dan di support baik oleh orang tua ku. Memang aku tidak mengikuti les apapun. Tapi ekstrakurikuler di sekolah dahulu sudah terasa cukup untuk mengasah kemampuan ku menguasai instrumen ini hingga memutuskan membuat sebuah kelompok band kecil bersama teman sekelas ku. Kami jalankan hanya sebatas hobi saja, dan sesekali perform saat ada event kecil di sekolah atau kampus.

Semester 1 ini memberikan titik awal ku mengeksplor diri dan tepat sekitar 2 bulan lalu aku benar benar menyadari aku adalah seorang gay. Gimana bisa terjadi? Sama seperti kejadian lalu lalu. Kali ini orang yang menarik perhatian ku juga lebih tua. Dosen ku. Entah bagaimana jalan pikiran ku terbentuk, tapi setiap aku tertarik dengan orang lain, yang terjadi adalah orang tersebut bertaut cukup jauh umurnya dibanding umur ku. Itu juga sampai sekarang hanya sebatas fantasi karena aku belum pernah terpikir sejauh apa yang sudah dilakukan teman teman seumuran ku. Tentu saja karena aku gak mau merasakan sesuatu yang pertama kali dengan orang yang kurang tepat.

Juga begitu aku berulang tahun ke 18, aku memutuskan untuk membicarakan orientasiku kepada mama dan papa.
"Ma, Pa... ada yang mau Adrian omongin"
"Apa itu?" Ucap mereka nyaris serentak
"Mama papa kan dah saling terbuka. Juga mama bilang Adrian juga boleh cerita apa aja ke mama papa. Jadi Adrian mau kasih tau."
...
"Adrian ngerasa kalo Adrian Gay, Ma, Pa" aku mengucapkan nya dengan hati hati karena takut respon mereka tidak sesuai dengan harapan ku. Tapi ternyata mama dan papa malah memberikan senyuman.

"Mama bangga sama kamu udah berani cerita in ini sama kita." Ucap nya sambil memeluk ku.

"Terus sekarang dah punya pacar ?" Ucap papa gamblang

"Emm... belum pa..."
"Jadi kok bisa tau kamu gay ? Atau dah pernah ...gituan?" Ucap papa santai
"Ah papa ada ada aja. Belum. Belum pernah Adrian pacaran sejauh ini" ucap ku

Malam itu saat makan malam di ulang tahun ku suasana terasa cair dan hangat. Mereka benar benar suportif.

"Papa gak bisa larang apapun yang kamu inginkan. Tapi papa tau pasti di sekolah sudah diajarkan gimana caranya agar tetap playing safe kan?"

Mama memukul lengan papa masih kaget pembicaraan ini terasa seperti hal yang tabu padahal sebelumnya mereka juga sudah blak Blakan mengaku padaku.

...........

next update : 28 Oktober

Book 29 - PETUALANGAN DENGAN BOKAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang