5

74 11 0
                                    

Suasana di kelas benar-benar hening, yang terdengar hanya suara sang guru yang sejak tadi berupaya membagikan materi pada siswa-siswi di kelas. Seperti biasanya di les terakhir semua siswa terlihat tak bersemangat karena hari sudah semakin siang, banyak dari mereka yang mengantuk dan juga merasa lapar. Semuanya pun terlihat ogah-ogahan mendengarkan materi penjelasan dari guru didepan mereka.

Termasuk Nevan, meskipun pandangannya tertuju pada guru didepannya tapi pikirannya sama sekali bukan pada materi yang sedang dijelaskan. Nevan sedang memikirkan Nara, entah sedang apa gadis itu. Akhir-akhir ini Nevan sedikit terganggu dengan kedekatan Nara dan Arka. Bahkan sekarang Nara suka terang-terangan menceritakan Arka didepan keluarganya. Tentu saja Nevan tak suka dengan hal itu, apalagi kedua orang tuanya yang terlihat tertarik dengan Arka meskipun sampai sekarang Arka belum pernah mereka temui.

Nevan merasa kesulitan mengawasi Nara karena mereka berada di sekolah yang berbeda. Walaupun sebenarnya Nevan bisa saja loncat kelas karena kecerdasan yang ia miliki setara dengan anak SMA. Namun Nevan lebih memilih menunggu, ia tak ingin terburu-buru memasuki sma dengan tubuh sekecil ini. Sampai saat itu tiba, ia pastikan Nara tidak akan didekati oleh siapapun termasuk Arka.

Tin... Tinn..

Bel pulang telah berbunyi, pembelajaran berakhir dan semua siswa mengemas bukunya masing-masing.

"Van, aku pulang bareng kamu ya. "

"Hari ini jangan dulu ya Tam, aku mau langsung ke sekolah kak Nara. "

"Mau ngapain? "

"Mau sekalian jemput dia. "

Nevan melihat gelagat aneh Tama, tentu saja ia tak akan membiarkan hal itu terjadi, sesuatu yang sedang dipikirkan temannya itu.

"Kalo gitu.. "

"Kamu gak usah ikut. Mulai hari ini sampe seterusnya aku akan langsung ke sekolah kak Nara sepulang sekolah. Itu artinya kamu gak usah bareng aku lagi, kamu pulang sendiri. " tegas Nevan.

Tama yang mendengar itupun langsung terdiam, padahal ia juga ingin bertemu Nara.



...



Setelah menunggu hampir satu jam bersama supir, Nevan bisa melihat siswa-siswi berhamburan keluar dari sekolah. Sepertinya bel sudah berbunyi, mungkin sebentar lagi Nara juga akan keluar. Ia memutuskan untuk turun dari mobil dan mencari keberadaan Nara.

Saat memasuki lingkungan sekolah, seluruh perempuan menatap ke arahnya. Bukan karena seragam SMP yang ia kenakan, melainkan karena ketampanannya yang sangat tidak wajar. Meskipun masih SMP, tapi visualnya tak perlu diragukan, dia memang tampan. Nevan tak berniat membalas tatapan kagum dari kebanyakan siswa perempuan itu, ia berjalan melalui mereka sambil memasang tampang datar yang justru terlihat imut dimata mereka.

Dari kejauhan Nevan melihat Nara berjalan bersama Arka, ia berjalan lebih cepat untuk menyusul keduanya.

"Kak Nara! "

Nara berbalik saat mendengar suara Nevan memanggilnya.

"Nevan, kamu ngapain kesini? "

"Aku kesini mau jemput kak Nara. "

"Ini adik kamu Ra? "

Nevan menatap tajam Arka yang berdiri tepat di sebelah Nara.

"Iya Ka, ini adik aku Nevan. Nevan ini Arka teman aku. "

Nara memperkenalkan keduanya, Nevan sama sekali tak merespon Arka yang tersenyum padanya.

"Ehhmm maaf ya Arka, Nevan emang kayak gini. Tapi kalo udah akrab dia anaknya baik kok. "

I'm Your SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang