L) Harapan

194 28 31
                                    

⚠️ Chapter agak emosional ngabrut ⚠️

Kedatangan Baekhyun dirumah orang tuanya mengejukan Hyerin dan Joonghyun, sekaligus Yoora yang berada dirumah karena Lay ada jadwal penerbangan keluar negeri.

Bukan kedatangannya yang mengejutkan sebenarnya. Namun kedatangannya yang seorang diri dengan wajah yang kalut mengejutkan mereka semua.

Pekikan girang Jun yang melihat pamannyapun diabaikan oleh Baekhyun. Pria itu beralih pada ibunya yang sedang membawa piring berisi kue jahe untuk Jun.

"Baekhyun, ada apa kau ke-" belum sempat menyelesaikan pertanyaannya Hyerin terpenjat saat putranya itu memegang kakinya dengan tubuhnya yang bersimpuh.

"Ibu maafkan aku, tapi apapun yang terjadi aku tidak akan meninggalkan Hera." Baekhyun terisak. Bahu naik turun tak beraturan dengan hebat karena tak bisa menahan isakkannya lebih lama lagi.

Yoora yang sigappun mengambil piring ditangan sang ibu yang sudah bergetar. Yoorapun sama tidak pahamnya dengan ucapan Baekhyun.

Hyerin memegang kedua pundak Baekhyun yang bergetar, "ada apa nak, katakan pada ibu. Apa yang terjadi padamu dan Hera?" Hyerin khawatir, jantungnya berdebar tepat setelah sang putra menyuarakan permintaan maaf karena tidak ingin meninggalkan sang istri.

Air mata Baekhyun berjatuhan, sesekali menimpa punggung kaki Hyerin. Kesedihan dan keputusan asaan Baekhyun membuat hatinya nyeri.

Baekhyun mendongak setelah berhasil mengontrol emosinya. Ia mengusap air matanya, berusaha untuk tidak menangis sebelum menjelaskan apa yang terjadi.

Setiap ucapan yang keluar dari bibir Baekhyun menjadi suatu pukulan tak kasat mata untuk Hyerin. Joonghyun yang baru datang bersama Jun dari halaman depanpun sama terkejutnya dengan pernyataan sang putra.

Tubuh Hyerin limbung, beruntungnya Baekhyun sigap menyanggah tubuh ibunya. Joonghyunpun ikut membantu, ia mendudukkan sang istri di sofa ruang keluarga yang lebih dekat lantas mengusap lengan sang istri yang sudah tak punya tenaga.

Sementara Baekhyun duduk bersimpuh dihadapan kedua orang tuanya. Kedua kepalan tangannya diletakkan diatas paha sedangkan wajahnya menunduk menyembunyikan rasa bersalahnya.

"Maafkan aku ayah, tapi aku tidak akan pernah bisa meninggalkan Hera. Aku tidak bisa, dan tidak ingin." Kepalan tangan Baekhyun semakin kuat sampai buku bukunya memutih.

Yoora yang melihat itu tidak bisa untuk menyembunyikan air matanya. Apa yang diucapkannya Baekhyun tentang Hera membuat hatinya sakit, sebagai sesama perempuan Yoora bahkan tidak bisa mendeskripsikan rasa sakit dan kekecewaan yang Hera rasakan.

Baekhyun mengambil tangan ibunya lalu meletakkannya dipipinya yang sembab. "Maafkan aku ibu, aku minta maaf."

"Aku tidak akan pernah berpisah dengan Hera hanya karena masalah ini. Meski ibu meminta, aku tidak akan bisa."

Tangisan Hyerin semakin histeris. Ia memeluk sang suami dengan erat sementara Baekhyun rasa bersalahnya semakin kuat. Baekhyun hanya diam. Menyesapi rasa nyeri didadanya yang begitu nyata.

Saat dirasa tangisannya sudha bisa di kontrol Hyerin menegakkan tubuhnya ia menatap sang putra yang masih bersimpuh dihadapannya. Satu pukulan ia layangkan di bahu putranya sampai pukulan itu menjadi pukulan yang bertubi tubi.

Baekhyun tak melawan, ia justru menyerahkan dirinya untuk dipukuli dengan pukulan yang tak bertenaga ini. Sampai lelah Hyerin mecengkram kedua pundak sang putra lalu meletakkannya keningnya diatas dada yang bidang namun terlihat lusuh itu.

My Beloved Wife And Her PerfectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang