10. Faldien dan Nuan, mana yang lebih baik ?

77 2 0
                                    

Gua terbangun entah sejak kapan gua tertidur. Gua melihat jam pada dinding kamar rumah sakit menunjukkan jam 10 malam. Ini masih awal biasanya dalam keseharian gua yang suka begadang gua akan tidur pada jam 2 atau 3 pagi. Gua melihat sekitar dikamar VIP ini hanya ada gua sendirian. Nuan, kemana perginya dia ?

Entah kenapa, insting gua mengatakan gua harus mencarinya. Seolah gua udah terikat dan tak bisa lari darinya, ~~Kenapa gua mencari keberadaan orang yang telah menculik gua, apa yang sebenarnya gua pikirkan !" ~~. Gua berjalan dikoridor rumah sakit tak lama berjalan suara tangisan ramai menggema di ujung koridor itu bukan sesuatu yang berbau mistis itu berasal dari ruang UGD sepertinya seseorang telah meninggal. Gua berjalan menuju suara ramai tersebut dari jarak 5 meter gua melihat banyak keluarga dari pasien yang sepertinya sudah meninggal, gua mendengar mereka mengatakan bahwa anak mereka diculik oleh oknum Tentara kondisinya mengenaskan dengan luka di sekujur tubuhnya bahkan leher.

Kami memiliki kasus yang sama namun dia bernasib begitu buruk. Entah apa gua harus senang namun gua benar-benar cukup bersyukur gua masih selamat bahkan gua merasa Nuan bukan ancaman meskipun begitu jika mengingat siksaan yang Nuan lakukan itu benar-benar menakutkan. Lihatlah kaki ini bahkan belum dapat berjalan dengan benar itu karena ulahnya. Namun meski begitu bayangan wajah Nuan selalu ada dipikiran gua. Apa yang harus gua lakukan, hati gua merasa begitu cemas, seolah mengatakan untuk segera menemukan Nuan. Seraya mencari dengan berjalan sambil berpegangan di tembok gua teringat kata-kata Nuan yang mengatakan ia masih punya banyak gaun yang harus gua kenakan. ~Apa dia pergi mengambil beberapa gaun ?"

Langkah gua terhenti di ujung koridor dengan lampu sedikit redup disana berdiri dua orang yang sepertinya sedang berkelahi. Pembicaraan mereka terdengar sedikit berbisik gua mencoba mendekat hati gua mengatakan itu adalah Nuan tapi siapa orang satunya lagi. Saat jarak kami semakin dekat akhirnya gua dapat melihat siapa saja kedua orang tersebut. Benar saja itu adalah Nuan dan satunya lagi adalah Faldien. Gua tidak tau apa yang mereka bahas namun setelahnya Faldien terdengar menangis.

Andai saja waktu benar-benar bisa berputar ulang. Sudah pasti gua akan memilih untuk tidak kabur dari rumah dengan begitu gua tidak akan mengenal mereka berdua. Gua sudah menyebabkan begitu banyak masalah, bagaimana pun nasi sudah jadi bubur tidak mungkin kembali menjadi beras. Hal yang bisa gua lakukan sekarang adalah berharap hubungan dua sahabat itu akan membaik. Kehidupan mereka kembali pulih seperti sedia kala. Tiba-tiba terlintas dalam pikiran gua ini adalah waktu yang tepat untuk kabur. Jika gua menghilang apakah semua akan baik-baik saja ?

Sungguh butuh perjuangan untuk lari dari rumah sakit, tapi gua berhasil akhirnya sekarang gua berada di luar. Gua tidak percaya gua bebas sekarang. Gua tidak punya uang sama sekali gua memanggil semua kendraan yang lewat yang berkenan membawa gua pergi. Ada beberapa yang singgah ketika om hidung belang itu berkata " Dek, mau kemana ?" Gua baru sadar gua sedang cosplay jadi cewek. Gua dilanda kebingungan jika gua naik gua takut gua akan masuk mulut buaya padahal gua baru saja lolos dari mulut harimau. Gua tidak punya pilihan selain pergi saja dulu sejauh mungkin meskipun berjalan kaki, bayangkan betapa pelan dan sakitnya perjalanan yang gua tempuh dengan kaki cidera terlebih perasaan gugup dan takut yang menggebu memacu jantung berdetak lebih cepat membuat nafas gua tidak beraturan bahkan terasa sulit untuk bernafas. Gua duduk di emperan toko yang telah tutup. Gua menarik nafas dalam-dalam lalu dikeluarkan perlahan berkali-kali. Sekarang rasanya kepala gua pusing, mual dan dingin. Rasanya gua sangat ingin berbaring gua benar-benar berada dalam situasi yang sangat buruk sekarang, gua sudah diluar tapi gua masih belum bisa kabur jauh. Gua merasa putus asa jika begini cepat atau lambat Nuan pasti akan menemukan gua, gua tidak tau harus bagaimana lagi air mata pun sudah jatuh hingga ke dagu.

Tiba-tiba semua gelap, sekuat apapun gua berusaha untuk bangkit tubuh ini semakin berat dan penglihatan semakin gelap. Ya gua menyerah gua sudah jatuh ke tanah, gua berkata pada diri sendiri bukan salah gua, bukan karena gua lemah siapapun pasti akan merasa seperti ini jika disekap kekurangan nutrisi bahkan memiliki cidera dikepala dan kaki. ~Yah ini bukan salah gua !" ~~ Ucap gua seraya tersenyum sebab kini rasanya sudah sedikit lebih baik setelah berbaring. Gua memang menutup mata bahkan telah kehilangan kendali atas tubuh tapi kesadaran gua masih tersisa cukup untuk merasakan sesuatu yang bersentuhan dengan tubuh gua memegang kepala dan tubuh gua, bahkan rasanya gua di gendong lalu terdengar suara mesin mobil serta bau khas wewangian yang biasa ada di dalam mobil. Yahh pikiran gua cuma satu, ini sudah pasti Nuan.

Terdengar suara kicauan burung, harum segar dari angin yang berbau daun, ranting serta tanah yang basah. Apakah tadi malam hujan ? Gua membuka mata gua perlahan gua seraya merasakan sesuatu sedang menindih tubuh gua. Saat kesadaran gua mulai full betapa kagetnya gua ketika melihat sebuah tangan dan kaki berada di atas tubuh gua sedang memeluk gua seperti guling. Hembusan nafas terdengar ditelinga gua, saat gua memutar wajah, wajah gua bersentuhan dengan wajah yang terlihat memiliki bekas luka, namun masih terlihat tampan dan manis begitu kesan ini selalu Gua rasakan ketika melihat Faldien. Ya dia adalah Faldien, gua berada di suatu ruangan asing yang jelas ini bukan kamar rumah sakit namun tangan gua diinfus di atas meja samping ranjang juga terdapat obat-obatan serta kertas yang sepertinya resep dari dokter. Bagaimana gua bisa berakhir bersama Faldien ? Tunggu liat gua sekarang memakai piyama laki-laki. Gua tidak lagi memakai pakaian wanita. Apa Faldien mengganti pakaian gua ?

Apa Nuan tau gua bersama Faldien?

Apa mereka sudah baikan?

Apa Nuan Juga disini ?


Begitu banyak pertanyaan dikepala gua, gua juga tanpa sadar dengan panik mencari keberadaan Nuan dengan mengedarkan pandangan gua ke seluruh ruangan hingga membangunkan Faldien.

"Hei, lo udah bangun ?" Ucapnya menggeliat dan menguap.

"Apa lo merasa lebih baik sekarang ?" Tanya Faldien beranjak duduk seraya mengucek matanya.

"Gua melihat lo terburu-buru pergi saat gua bersama Nuan. Gua sebenarnya nggak tau itu lo gua cuma penasaran jadi gua ngikutin lo. Gua emang agak sedikit curiga kenapa Nuan ada dirumah sakit. Dia tidak mungkin menjenguk gua kan ? Haha ..
Sebenarnya dia bicara agak aneh itulah sebabnya gua agak curiga, feeling gua benar-benar kuat. Ternyata orang yang berdandan seperti wanita itu benar-benar lo, selera Nuan sangat buruk itu tidak berubah sejak dulu, dia sangat suka dengan pakaian seperti ini !" Ucap Faldien menjelaskan semuanya sebelum gua membuka mulut untuk bertanya.

"Apa yang terjadi ? Kenapa lo bersama Nuan kerumah sakit ? Lo tidak mungkin hamil kan ?" Tanya Faldien wajahnya yang ceria sangat menenangkan.

"Baiklah, gua akan pergi ke toilet lalu memesankan makanan, apa lo ingin ke toilet juga? Sepertinya kaki lo terluka gua bisa gendong lo jika lo mau, Hehee !" Ucapnya dengan ekspresi konyol.

"Gua bisa sendiri, lo duluan aja!" Ucap Gua.

"Baiklah !" Ucapnya beranjak pergi.

Gua tidak tau apakah ini baik atau buruk. Gua tidak merasakan adanya ancaman di dekat Faldien. Mungkin Faldien bisa membantu gua untuk pulang ke kampung halaman gua. Setelah Faldien keluar dari Toilet dia terus bicara tiada henti sembari memesan makanan melalui pengiriman cepat. Gua pun bertanya dengan nyaman pada Faldien tanpa sedikit pun curiga ~Apa lo bisa mengantar gua pulang ke kampung halaman gua, jika tidak tolong pinjami gua uang ongkos naik bus, gua akan ganti lo bisa tulis rekening lo setelah sampai rumah gua akan langsung ganti !" ~~ ucap gua tapi ekspresi Faldien langsung berubah. Ekspresi dingin dan serius, dia mengatakan hal yang membuat gua merasa sedikit ketakutan. Takut akan mengalami hal yang sama dari awal lagi dengan orang berbeda.

"Nuan mengakui semuanya tadi malam, dia menculik lo, menurut lo siapa yang lebih baik antara gua dan Nuan ? Tidak perlu berburu-buru. Gua janji tidak akan melukai lo seperti yang dilakukan Nuan , gua akan bersikap lebih baik dari Nuan, asalkan lo bersikap baik. Bukankah kita rekan ? Gua suka cara lo memperlakukan gua saat kita syuting dulu. Ayo kita lakukan lagi !" Ucapnya, berjalan mendekat semakin dekat hingga wajahnya begitu dekat dengan wajah gua, senyuman yang mirip seringaian itu tidak nampak menyeramkan tapi entah kenapa itu membuat gua merasa benar-benar ketakutan. Gua harap hal buruk ini segera berakhir..




NEXT. . .

Monstrous ways (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang