Setelah selesai melakukan CT scan, akhirnya Jeva kembali ke ruang rawatnya dengan keadaan yang masih pingsan, entah berapa banyak dosis yang pengawalnya suntikan sehingga membuatnya begitu lama untuk kembali sadar.Herry sang pengawal mendekat, memperhatikan lamat-lamat tuannya. Dari ujung rambut hingga ujung kaki tanpa terlewati. Dia masih belum bisa menerima kenyataan jika tuannya melupakan dirinya.
Bagaimana bisa begitu, padahal dia yang selalu menemani tuannya dari kecil hingga saat ini. Menghiburnya jika sang tuan sedih, membantunya jika sang tuan sedang kesusahan, dia bahkan sudah bertekad rela mempertaruhkan nyawanya agar bisa melihat sang tuan tetap bahagia.
Namun apa yang terjadi sekarang, tuannya malah melupakan dirinya?! Itu tidak dapat diterima! Tidak masuk akal! Dia tidak suka!
"Eungh... " Lenguh Jeva yang akhirnya tersadar dari pingsannya.
"Dasal pengawal sialan, lo! " Umpatan pertama setelah sadar yang keluar dari mulut merah mungilnya.
Kemudian dia berdiri diatas ranjangnya, memasang badan berpose seolah siap menyerang lawan. Namun setelah itu "E-ehh....ehh.... " Jeva memegangi kepalanya kala pusing menyerang akibat dirinya yang langsung tiba-tiba berdiri setelah bangun dari pingsannya.
Sang pengawal yang melihat itu berniat mendekat, dia takut tuan muda kecilnya terjatuh dan semakin berakibat fatal.
"STOP! JANGAN MENDEKAT! " Ujar Jeva berteriak namun tak menghentikan langkah Herry untuk mendekati nya.
"Lebih baik anda berbaring kembali, tuan muda kecil! Tubuh anda masih lemah, anda harus banyak istirahat! " Herry mendudukkan kembali tuannya diranjang, dan dituruti oleh Jeva dengan terpaksa karena rasa pusingnya yang tidak juga menghilang mungkin efek dari benturan di kepalanya.
"Udah, lu mending jauh-jauh sana dali gue! Gue belom maafin lu ya, kalena kejadian tadi! "
"Eh, tunggu bentar deh. Kayaknya ada yang salah dari gue. Tapi apa, ya? " Bingung Jeva dengan dirinya.
"Anda kenapa, tuan muda kecil? Anda gak kesurupan kan?! " Panik Herry melihat keterdiaman tuannya yang tiba-tiba, setelah teriak-teriak tadi.
"Enak aja kalo ngomong! Gue gak kesulupan, ya! " Balas Jeva ngegas.
"Gue cadel?! " Shock Jeva dengan mata membulat sempurna.
"Iya, tuan muda kecil kan memang sudah cadel sedari lahir. Anda lupa? "
Nah kan bener ada masalah, pantesan berasa ada yang aneh dengan dirinya.
"L-lllllllll...."
"La...."
"Lawl.... "
Jeva terus mencoba mengucapkan huruf atau kata yang ada R nya, tapi tetap saja dia tidak bisa mengucapkan nya dengan benar. Karena memang Jeva sudah cadel sedari lahir, berbeda dengan dirinya dulu.
"Pftt... " Herry tidak tahan melihat kelakuan tuan mudanya yang terlihat lucu dimatanya, dia berusaha mati-matian untuk menahan tawanya.
"JANGAN KETAWA! "
"Aghkkk.... Gue gak mau cadel! " Kesalnya.
"Tapi anda sudah cadel dari kecil, tuan muda kecil. Lebih tepatnya sedari lahir. " Jelas Herry tak tahu situasi.
"Apaan itu lagi tuan muda kecil! Mulai sekalang lo panggil gue Jeva aja! " Tekannya.
"Tapi-"
"Gak ada tapi-tapian! Kalo gak mau, gue bakal pecat lu! "Ancam Jeva pada pengawalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Be A Good Boy
Fantasy"𝙻𝚞𝚙𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚖𝚞𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚝𝚎𝚕𝚊𝚑 𝚖𝚎𝚗𝚢𝚊𝚔𝚒𝚝𝚒𝚖𝚞, 𝚝𝚊𝚙𝚒 𝚓𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚕𝚞𝚙𝚊 𝚊𝚙𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚝𝚎𝚕𝚊𝚑 𝚍𝚒𝚊𝚓𝚊𝚛𝚔𝚊𝚗 𝚙𝚊𝚍𝚊𝚖𝚞" √ ...