6. Pura-pura bodoh🤫

200 20 0
                                    


"Mau membantah, hmm? " Theo menunjukkan smirk andalan miliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Mau membantah, hmm? " Theo menunjukkan smirk andalan miliknya.

Jika sudah begini, yang bisa Jeva lakukan hanya harus menurut, supaya hidupnya aman. Karena ancaman Theo dan anggota keluarga lainnya adalah mutlak, tidak bisa dibantah, setaunya dari ingatan Jeva asli. Jika berani membantah, maka siap-siap hukuman menanti. Karena mereka tidak akan pernah main-main dengan ucapan mereka.

"Aaaa." Ucap Theo sambil menyodorkan beberapa butir obat kedepan mulut adiknya.

Jeva dengan amat sangat terpaksa menerimanya. Do'akan saja semoga dia tidak tersedak atau mungkin bisa sampai muntah nanti. Karena sebenarnya dirinya saat menjadi Jeka dulu, tidak bisa meminum obat tablet karena saking jarangnya dia sakit. Jikapun sakit maka maid dirumahnya akan memberikan dirinya obat syrup, karena sudah terlalu paham dengan kepribadian anak majikannya yang tidak bisa meminum obat kapsul atau tablet.

Tapi sekarang harus terpaksa meminum obat tablet tersebut, karena diawasi oleh titisan dakjal didepannya.

"Uhuk.... Uhuk.... " Nah kan, baru aja akan menelan obat itu dia langsung tersedak dan berakhir dengan batuk-batuk. Yang otomatis membuat apapun yang berada di mulutnya keluar lagi. Apalagi setelah rasa pahit dari obat terasa di lidahnya, membuat Jeva ingin segera memuntahkan kembali obat-obat tersebut.

Aneh. Satu kata yang kembali terlintas dipikiran Theo sekarang. Bukannya adiknya dulu tidak ada masalah jika meminum obat tablet, kenapa sekarang keliatannya sang adik sepertinya tidak bisa untuk hanya sekedar menelan obat tersebut.

Setelah batuknya berhenti, Theo pun menyodorkan segelas air lagi pada adiknya. Yang langsung diminum rakus oleh Jeva, karena masih merasakan pahit dilidah nya.

"Kenapa bisa tersedak, baby. Bukannya kamu dulu tidak masalah jika meminum obat tablet? " Theo yang gatal dengan banyak pertanyaan di otaknya pun, langsung mengeluarkan pertanyaan yang mengganggu dalam otaknya tersebut.

"Iya gitu? Tapi kenapa sekalang susah sekali? " Definisi pertanyaan yang di jawab dengan pertanyaan.

Theo yang melihat adiknya yang seperti lebih bingung dan aneh dari dirinya pun memikirkan jalan keluar untuk pertanyaan keduanya tadi. Dia tidak ingin adiknya berpikiran lebih, yang nantinya malah membuatnya semakin sakit.

"Abang akan meminta dokter memberikan obat syrup padamu nanti"

"Herry! "Hanya dengan menyebutkan namanya saja, Herry seolah langsung paham dan keluar meninggalkan ruangan untuk meminta obat syrup pada dokter yang menangani tuan kecilnya. The real lelaki dengan tingkat kepekaan yang tinggi.

"Sekarang lebih baik baby kembali ke ranjang untuk istirahat, sambil menunggu Herry mengambil obat. " Theo kembali menggendong tubuh kecil dan ringan adik bungsunya itu.

"Aku baru menyadari ternyata tubuh adik bungsuku seringan ini, apa maid di mansion tidak memberikan adikku makan selama ini?! "

"Awas saja kalian, jika ketahuan memperlakukan adikku dengan tidak baik! "

To Be A Good BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang