Cklek.Pintu terbuka dari luar. Menampakkan Theo dengan raut muka kusut nya. Kentara sekali jika dia sedang memiliki banyak pikiran.
"Misi dimulai! "
"Semangat buat diri gue nyelesain misi pertama ini! Gue bakal buat si Altheonjing itu luluh dan mau jadi babu gue, hahaha"
"Abang Theo abis dalimana? Tanya Jeva dengan nada cerianya, jangan lupakan pandangan berbinar saat melihat abangnya itu kembali ke ruang rawatnya.
Deg.
Theo merasakan rasa senang yang tiba-tiba membuncah dihatinya, saat Jeva dengan ceria memanggilnya. Mungkin efek karena sudah satu bulan lamanya dia tidak mendengar suara bocah didepan nya tesebut.
Membuat dirinya begitu heran dengan perasaan tak biasanya itu, sehingga membuat dia terdiam sambil menatap lekat pada manik bocah itu.
"Abang?" Panggil Jeva lagi.
Theo tersadar dari acara melamun nya dan langsung menetralkan perasaan nya kembali. Tanpa menjawab panggilan dari bocah tersebut,dia memilih duduk kembali di sofa tempatnya tadi.
"Abang malah ya, sama Jeva? " Cicit Jeva dengan nada takut-takut. Dia mencoba untuk turun dari ranjangnya, berniat akan mendekati abang sulungnya itu. Tapi sayangnya kakinya tidak sampai untuk menapak ke lantai, membuat dirinya kesusahan untuk turun dari ranjangnya.
"Auranya kek setan cuy, dingin hmm....berrr....."
"Jeva? "Beo Theo mengalihkan atensinya kearah Jeva.
"Iya, nama aku kata Helly kan Jevanio. Jadi panggilannya Jeva, bukan? "Jeva mengurungkan niatnya untuk menuruni ranjang saat abangnya berbicara.
Theo bingung, karena biasanya adiknya akan memanggil dirinya sendiri dengan panggilan Nio, kenapa tiba-tiba ingin dipanggil Jeva. Apakah amnesia adiknya ini terlalu over hingga menghilangkan semua ingatan nya, bahkan tentang dirinya sendiri pun tidak ingat sama sekali?
"Abang kenapa? Iya kan, panggilan Jeva itu Jeva? Atau dulu ada yang lain, tapi aku tidak ingat? "Jeva menaruh salah satu jarinya didagu, seolah dirinya sedang berpikir.
"Tapi sekalang aku maunya dipanggil Jeva aja, gak mau yang lain! "Gumamnya yang masih dapat didengar oleh Theo.
"Ih, kenapa lanjangnya jadi tinggi sekali? Padahal tadi pelasaan engga, deh! " Jeva yang kesal tanpa sadar mengerucutkan bibirnya. Menampilkan raut menggemaskan di penglihatan Theo.
"Mulai luluh kan lu, sebenarnya jyjyk gue harus nunjukin ekpresi kayak gini. Tapi demi bonus, gue bakal lakuin apa aja. "
"Bonus, i'm coming.... "
Theo yang melihat ekpresi itu pun, tanpa sadar melangkahkan kakinya mendekati adiknya yang kesulitan untuk menuruni ranjang.
"Orang pendek sepertimu, mending tidak usah banyak bertingkah. " Ejek Theo sambil menaikan lagi adiknya ke ranjang dan mendudukkannya kembali. Kenapa bisa adik bungsunya berasa menjadi lebih pendek dan kecil saat ini, pikirnya. Dan juga kenapa sekarang malah terlihat sangat lucu dan menggemaskan sekali di matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Be A Good Boy
Fantasy"𝙻𝚞𝚙𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚖𝚞𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚝𝚎𝚕𝚊𝚑 𝚖𝚎𝚗𝚢𝚊𝚔𝚒𝚝𝚒𝚖𝚞, 𝚝𝚊𝚙𝚒 𝚓𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚕𝚞𝚙𝚊 𝚊𝚙𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚝𝚎𝚕𝚊𝚑 𝚍𝚒𝚊𝚓𝚊𝚛𝚔𝚊𝚗 𝚙𝚊𝚍𝚊𝚖𝚞" √ ...