Story 3

563 83 3
                                    

Xiaobao yang kembali ke dalam kelas langsung mengambil tasnya.

"Kau mau kemana?" Tanya Wei Lan yang melihat Xiaobao akan pergi.

"Aku ada urusan. Ijinkan aku pada Huang Laoshi." Xiaobao tersenyum sambil menepuk bahu Wei Lan. Tidak sempat membalas atau bertanya luka di sudut bibir Xiaobao, teman sebangkunya itu langsung saja pergi.

-------

Xiaobao yang membolos berjalan menuju area pertokoan, dia sempat singgah di bangku kosong di dekat taman dan duduk santai di sana. Xiaobao kemudian mengeluarkan sesuatu dalam tasnya dan ternyata itu rokok. Tanganya kemudian meraba saku celananya dan menemukan korek api. Rokok itu sudah berada di bibir Xiaobao dan tinggal menyalakanya, tapi tiba-tiba seseorang datang dan mengambil rokok itu, lalu membuangnya.

Xiaobao menghela nafas berat dan tau siapa yang datang saat melihat sepatunya.

"Kau merokok, membolos bahkan masih belum mengecat rambutmu menjadi hitam. Kau melanggar peraturan." Ucapnya kesal. Xiaobao melihat ke arahnya sambil tersenyum.

"Kau lihat aku sekarang dimana? Luar sekolah, jadi walaupun aku merokok itu bukan larangan." Jawab santai  Xiaobao pada Lian Hua yang mengikutinya. Lian Hua mengangguk paham, lalu menarik jas sekolah Xiaobao.

"Lalu apa yang kau kenakan ini? Kau memang pintar dalam pelajaran, tapi tidak di lingkungan luar sekolah." Lian Hua melepas tanganya.

"Setidaknya, jika kau ingin merokok. Kau harus melepas seragammu." Lanjut Lian Hua memprotes.

"Kau sendiri? Sedang apa di luar sekolah? Kau ini seorang guru. Dan harusnya sedang mengajar muridnya." Xiaobao masih membantah dan tetap duduk nyaman di bangku yang cukup untuk empat orang itu.

"Aku bukan kau yang suka melanggar peraturan. Aku sudah ijin sejak pagi. Selesai kelas 11-3. Aku akan pulang dan mempersiapkan berkas tadi malam yang harus aku kirim." Jelas Lian Hua.

"Kalau begitu, selamat atas kesibukan anda." Xiaobao berdiri lalu mendekati Lian Hua dan pergi.

"Tunggu....." Cegah Lian Hua. Xiaobao diam.

"Mau kemana kau? Jangan sampai pulang malam. Bibi pasti sangat cemas." Perintah Lian Hua itu sekali lagi membuat bibir Xiaobao tersenyum. Dia kemudian berbalik dan melihat ke arah Lian Hua sambil menyipitkan matanya. Karena saat itu matahari sangat terik dan tepat di atas mereka.

"Orang tuaku pergi ke Luoyang selama 3 hari. Jadi, terserah mau kemana." Setelah mendapat jawaban Xioabao langsung pergi meninggalkan Lian Hua.

Xiaobao yang kesal karena sikap Lian Hua yang membuang rokoknya, melihat ada sebuah mini market yang di dalamnya ada seorang anak kecil sedang asyik memakan Ice Cream sambil duduk dan bercengkrama dengan seorang pelayan mini market kecil itu.

Xioabao masuk ke dalam dan bermaksud untuk membeli rokok, tapi dia sadar kata-kata Lian Hua tentang seragamnya. Jadi, dia berbelok ke arah tempat Ice cream dan melihat kotak kaca itu. Xiaobao teringat sesuatu saat melihat salah satu Ice Cream yang berwarna pelangi dengan bentuk bunga teratai itu. Dia mengingat Qian Lin.

"Ada yang bisa saya bantu?" Seorang pelayan toko wanita yang tadi berbicara dengan anak kecil itu mendekati Xiaobao.

"Tidak. Aku hanya mencari permen." Jawab Xiaobao lalu pergi ke arah rak permen dan mengambil sebuah minuman soda di depan rak permen itu.

Setelah mengambil permen dan minuman, Xiaobao membayar di kasir dan di layani oleh wanita yang sama. Wanita itu memindai pembelian Xiaobao sambil melirik tag nama di seragam Xiaobao.

"Fang Xiaobao?" Batin pelayan itu.

"Terimakasih...." Ucapnya setelah Xiaobao membayar. Pelayan wanita itu masih mengingat nama yang tidak asing baginya. Dan dia ingat nama itu di sebuah cerita seseorang beberapa tahun yang lalu. Pelayan wanita itu segera keluar dan bermaksud untuk mencari Xiaobao, tapi dia sudah tidak ada.

(FF) Attention - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang