Sejak tau kondisi Xiaobao, Li Lian Hua lebih memperhatikan adik yang akan dia tinggalkan. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Lian Hua memaksa Xiaobao berolahraga pagi dan sarapan bersama, Lian Hua bahkan mengancam jika dia tidak di turuti, Lian Hua akan berkata pada orang tua Xiaobao.
"Aku akan berangkat sekolah jam tujuh pagi dan kau malah mengajakku berlari jam lima pagi. Kapan aku istirahat?" Xiaobao mengeluh sambil duduk di kursi dekat taman karena dia sudah berlari cukup jauh.
"Saat pulang sekolah nanti. Ayo cepat pulang, nanti kau terlambat." Lian Hua menarik Xiaobao agar dia mau berlari lagi sekaligus pulang ke rumah.
-------
Di sekolah Xiaobao harus menahan rasa lelahnya yang sedari pagi harus menuruti Lian Hua. Dia tampak tertidur di meja karena lelah.
"Kau kenapa?" Tanya Wei Lan.
"Aku lelah, setiap pagi menuruti Lian Hua lari pagi, padahal aku harus berangkat sekolah." Jawab Xiaobao yang menegapkan tubuhnya sambil melakukan pereganggan.
"Dia seperti kakak kandungmu sendiri."
"Benar, dia bahkan lebih cerewet dari ibuku." Ejekan Xiaobao membuat Wei Lan tertawa. Saat suasana kelas sunyi karena jam istirahat tiba-tiba tidak jauh dari kelas Xiaobao ada keramaian beberapa siswa lari ke arah tersebut.
"Kau membantahku?" Ternyata saat itu Jin Shu sedang merundung murid kelas lain.
"Tapi, aku tidak membawa baju ganti." Ucap murid tersebut sambil berjongkok melihat tumpahan air minum yang tidak sengaja dia senggol dari Jin Shu.
"Itu urusanmu! Cepat lepas bajumu dan lap sekarang juga lantainya!" Jin Shu berteriak keras hingga murid itu ketakutan.
"Apa kau tidak bosan melakukan hal ini pada orang lain?" Dari belakang murid-murid yang melihat Xiaobao muncul dan memprotes Jin Shu.
"Fang Xiaobao, sekarang tidak ada yang membelamu jadi kau lebih baik diam." Ucap Jin Shu melihat Xiaobao yang tersenyum padanya. Xiaobao berjalan mendekati Jin Shu, lalu melempar kain ke arah murid yang berjongkok, dia langsung membersih lantai itu dengan kain dari Xiaobao.
"Selama ini aku tidak bersembunyi di belakangnya, kau hanya takut padaku dan menjadikan dia alasan. Kau tau sikapmu ini di sebut apa? Pengecut." Xiaobao mendekati Jin Shu sambil berkata demikian, Jin Shu tidak membalas dan Xiaobao memilih pergi dari kerumunan itu meninggalkan wajah Jin Shu yang sangat marah.
"Dia itu sangat sombong, aku heran kenapa ada orang seperti dia. Uang milik orang taunya, bukan miliknya." Gerutu Wei Lan sambil berjalan di samping Xiaobao.
"Sudahlah, jika kau terus membahasnya, kau yang bodoh." Protes Xiaobao.
"Benar juga."
--------
Lian Hua hari ini akan jalan bersama Yu Lin, dia sudah menunggu kakak Qian Lin itu di depan Bioskop tempat pertama mereka kencan.
"Maaf menunggumu lama." Yu Lin hari ini tampil berbeda, dia berdandan cantik dengan rambut yang di urai. Tapi, Lian Hua melihat rok pendek yang di kenakan Yu Lin padahal hari ini cukup dingin belum lagi masuk ke dalam bioskop.
"Hari kau sangat cantik." Puji Lian Hua.
"Terimakasih. Aku khusus menyiapkan semua ini untuk bersamamu." Jawab Yu Lin jujur membuat Lian Hua tersenyum.
"Sebelum masuk, kita beli sesuatu dulu."
"Beli apa?"
"Sudah lah, hari ini semua aku yang teraktir." Lian Hua mengulurkan tanganya agar Yu Lin menggandeng tangan Lian Hua. Dengan senang hati dan wajah yang berseri Yu Lin menyambut tangan Lian Hua dan pergi ke tempat yang Lian Hua tuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
(FF) Attention - END
FanfictionWarning! NOT BL ⚠️ only Bromance ⚠️ Mereka sama-sama anak tunggal yang mempunyai keluarga yang berbeda. Rumah mereka berdampingan sejak Fang Xiaobao menjadi tetangga Li Lian Hua. Tapi, sayang sikap mereka bertentangan. Li Lian Hua adalah seorang Gur...