Story 7

514 60 6
                                    

Xiaobao dan Lian Hua akhirnya sampai pada tempat yang mereka tuju sekitar jam 2 pagi. Terpaksa Xiaobao harus tidur di mobil karena tidak mungkin dia membangunkan warga, penginapan juga tidak ada. Tempat yang mereka tuju seperti sebuah desa, tanpa penginapan atau hotel yang letaknya tidak jauh dari area pegunungan. Mereka yang datang dari luar kota biasanya di sambut kepala desa atau warga setempat.

"Apa kita sudah sampai?" Lian Hua membuka matanya dan melihat sekeliling.

"Hm, tapi sudah jam 2 pagi. Kita tidur di mobil saja." Ucap Xiaobao lalu posisikan dirinya tidur.

"Kita bisa tidur di tempat Tuan Ma. Dia tadi mengatakan akan menungguku walaupun sudah larut malam." Jelas Lian Hua. Xiaobao bangun dan menatap Lian Hua bingung.

"Sebenarnya siapa Tuan Ma? Kenapa kau kelihatan akrab denganya?" Tanya Xiaobao.

"Dia, adik dari kakekku. Bisa di bilang dia kakekku, kami kurang akrab dan jarang bertemu." Penjelasan Lian Hua malah langsung membuat Xiaobao mengarahkan pandanganya ke tempat lain karena kesal. Jika Lian Hua bilang dari awal, dia tidak perlu buru-buru.

"Baiklah. Dimana rumahnya?" Xiaobao membenarkan posisinya dan siap mengemudi.

"Kau mau kemana?"

"Kau bilang ketempat Tuan Ma?"

"Rumahnya di depan mobil kita. Itu hanya berjarak beberapa meter. Mobilmu tidak bisa kesana. Jalanya kecil. Taruh saja di sini." Sekali lagi Xiaobao merasa sangat kesal karena di permainkan Lian Hua. Tapi dia menahan hal itu. Lian Hua melepas sabuk pengamanya setelah melipat selimat yang dia gunakan. Kemudian Lian Hua membuka pintu mobil.

"Hati-hati, kakimu masih sakit." Xiaobao mengingatkan.

"Aku tau." Li Lian Hua hanya menurunkan kakinya pelan dan dia juga masih bisa berdiri sendiri, tapi Xiaobao langsung berlari ke arah Lian Hua dan membantunya.

"Pelan-pelan......"

"Tasku...."

"Aku akan kembali nanti. Kita ke tempat Tuan Ma dulu." Lian Hua setuju dan membiarkan Xiaobao memapahnya menuju rumah Tuan Ma.

Saat mereka berada di teras depan seseorang langsung membuka pintu sebelum di ketuk.

"Xiao Hua?" Panggil Tuan Ma.

"Kakek?" Sapa Lian Hua yang berjalan pelan ke depan kakeknya.

"Apa yang terjadi? Kenapa kakimu? Dan kenapa kalian datang semalam ini?" Pertanyaan yang cukup banyak itu membuat Lian Hua tersenyum.

"Nanti aku jelaskan. Kita masuk dulu. Xiaobao kau ambil tas saja. Aku bisa masuk sendiri." Xiaobao mengangguk lalu kembali ke arah mobilnya untuk mengambil tas sedangkan Lian Hua masuk ke dalam rumah Tuan Ma.

Lian Hua duduk sambil melepas jaketnya. Dia melihat ruang tamu Tuan Ma yang kecil, tapi sangat rapi dan bersih.

"Kakek masih tinggal sendiri?" Tanya Lian Hua.

"Tentu saja. Siapa yang akan menemaniku? Sejak nenekmu meninggal, kakek sendirian dan sudah terbiasa hidup sendiri." Tuan Ma berbicara sambil ke arah dapur yang tidak jauh dari ruang tamu miliknya. Ada 2 kamar di rumah itu dan salah satunya yang di huni oleh Tuan Ma.

"Oh iya, apa yang terjadi pada kalian?" Tuan Ma membawa dua cangkir teh hangat dan dia taruh dalam meja bersamaan dengan Xiaobao yang datang.

Lian Hua menjelaskan kisah yang cukup panjang, tapi di persingkat olehnya.

"Begitu, baiklah. Kalian ingin mandi? Makan? Atau istirahat?" Tawar Tuan Ma.

"Aku ingin langsung istirahat kek." Jawab Lian Hua.

(FF) Attention - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang