Story 5

560 67 12
                                    

Xiaobao perlahan membuka matanya karena tirai jendela kamarnya tidak tertutup. Matahari memang belum muncul, tapi cahaya dari luar mengusik tidurnya.

"Kepalaku sakit sekali." Keluh Xiaobao sambil memegangi kepalanya. Xiaobao yang turun dari tempat tidur melihat ada bubur di atas laci kecil dekat kamarnya. Xiaobao memegang mangkok  kecil itu masih terasa hangat. Sebelum berdiri ponsel Xiaobao berbunyi, di layar tertulis 'Xiao Hua'

"Ada apa kau menelponku?" Xiaobao langsung bersikap dingin.

"Inikah balasan orang yang membantumu tadi malam?" Balasan Lian Hua membuat Xiaobao diam.

"Sudahlah. Makan bubur itu, jika kau masih merasa tidak enak badan, istirhatlah. Jangan lupa beri pesan pada wali kelasmu. Tapi, jika kau merasa lebih baik cepat siap-siap berangkat sekolah." Nasehat panjang lebar Lian Hua membuat Xiaobao menarik nafasnya.

"Kau sendiri?"

"Aku hari ini masih ijin."

"Kau masih sakit?"

"Tidak. Hanya flu ringan. Ini semua karena kau, aku belum sembuh total. Tapi, harus mengendarai mobil dan menemanimu di tepi jalan tengah malam." Jelas singkat Li Lian Hua. Xiaobao masih mencoba mengingatnya dan dia baru sadar, saat mabuk Xiaobao memang meminta mobil Lian Hua berhenti dan dia malah tidur dan menangis di depan Lian Hua.

"Aku akan berangkat. Terimakasih tadi malam dan terimakasih untuk buburnya." Xiaobao langsung mematikan ponselnya.

Lian Hua yang saat itu berdiri melihat ke arah jendela memandang Xiaobao yang saat itu memakan bubur yang di buat oleh Lian Hua.

"Masih saja bersikap dingin. Apa dia lupa tadi malam dia menangis di depanku?" Sindir Lian Hua, walaupun tidak di dengar oleh Xiaobao.

*****

Pagi itu Yu Lin bekerja di shift pagi, dia berulang kali melihat toko kue yang ada di sebrang mini marketnya.

"Yu Lin, kau melihat siapa?" Teman Yu Lin, bernama Chao Mu Mu mencoba melihat apa yang dia lihat.

"Kenapa dia tidak datang pagi ini?" Gumam Yu Lin.

"Ah, kau sedang merindukan laki-laki yang kau sukai itukan?" Tebakan Mu Mu membuat wajah Yu Lin memerah. Yu Lin hanya tersenyum sambil menundukan kepalanya.

"Iya, aku rasa dia sedang berada di luar kota. Jadi, tidak mampir ke toko kue hari ini. Padahal aku sudah ada shift pagi." Yu Lin termenung sedih. Mu Mu yang melihat hanya mengelus bahu Yu Lin. Saat mereka sedang berbincang, Yu Lin melihat Xiaobao yang sedang mempir ke toko kue yang dia lihat.

"Itu Xiaobao?"

"Xiaobao? Siapa? Kau mengenal anak itu?"

"Iya. Dia teman adikku dulu." Jawab Yu Lin sambil melihat ke arah Xiaoabo.

Xiaobao sendiri saat itu sedang melihat kue isi cream yang biasanya di beli sesorang, tapi sayang Xiaobao tidak menyukai kue tersebut. Akhirnya Xiaobao memilih kue yang berisi keju dan memesan beberapa buah. Setelah selesai dia pergi sambil mengendarai mobilnya dari jauh Yu Lin melihat ke arah Xiaobao dengan wajah yang masih terlihat sedih.

******

Di sekolah Xiaobao masuk ke dalam kelas tanpa membawa roti yang di pesan. Baru saja duduk Xiaobao di hampiri Wei Lan.

"Tuan Muda Fang, bagaiamana keadaanmu?" Tanya Wei Lan yang memandang Xiaobao sambil mengembangkan senyumnya.

"Kau yang menelpon, Hua?" Tanya Xiaobao kesal.

"Tidak. Dia yang menelponku."

"Itu sama saja." Xiaobao tampak kesal dan melepas rangkulan Wei Lan.

"Maafkan aku, aku tidak bermaksud demikian. Hanya saja, kau tau sendiri aku tidak bisa membantah Hua laoshi." Wei Lan terlihat menyesal sambil memasang wajahnya yang sedih. Xiaobao melirik dengan ekspresi yang cukup muak pada temanya itu.

(FF) Attention - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang