Terlihat Nyonya Li pagi-pagi sekali berlarian ke arah rumah Xiaobao. Xiaobao saat itu melihatnya dan langsung membuka pintu rumahnya sebelum di ketuk.
"Bibi....."
"Oh, Xiaobao? Kenapa kau tau bibi akan kemari?" Tanya Nyonya Li sambil melihat kanan kiri.
"Tadi aku melihat dari jendela. Ada apa bi?" Tanya Xiaobao.
"Hua hari ini tidak bisa masuk kerja. Badanya dari semalam demam tinggi karena alerginya. Jadi, tolong sampaikan pada Guru yang lain." Jelas Nyonya Li yang membuat wajah Xiaobao langsung cemas. Dari gerbang rumah Lian Hua, muncul Tuan Li yang sudah rapi, memakai jas dan tas kerja.
"Ibu Hua..." Panggil Tuan Li yang saat itu terburu-buru akan berangkat ke kantor.
"Kenapa ayah memakai seragam? Bukankah hari ini kita akan membawa Hua ke Dokter?" Tanya Nyonya Li yang kesal melihat suaminy akan berangkat kerja.
"Ibu Hua, tadi aku berniat akan ijin. Tapi, bertepatan dengan temanku yang mengalami kecelakaan tadi malam. Jika kita ijin berdua maka tidak ada yang menggantikan. Kau bawa Hua naik taxi. Pagi ini aku harus pergi ke Beijing." Penjelasan Tuan Li terpaksa di setujui oleh Nyonya Li. Tuan Li membawa pergi mobil mereka dan membiarkan Hua dan istrinya naik taxi. Karena Nyonya Li tidak bisa menyetir dan Hua sedang sakit, jadi mereka harus naik taxi.
Xiaobao yang mendengar percakapan mereka menuju ke arah Nyonya Li.
"Bi...."
"Iya Xiaobao?"
"Aku akan mengantar kalian ke Rumah Sakit." Tawar Xiaobao.
"Tapi, bagaimana dengan sekolahmu dan ijin Hua?" Nyonya Li masih keberatan.
"Saya bisa menelpon pihak Guru." Jawab Xiaobao.
"Oh, begitu. Baiklah. Aku akan bersiap. Kau juga harus ganti baju dan pakai baju yang hangat. Jangan lupa bawa SIM dan perlengkapan lainya. Dompet?" Xiaobao tersenyum mendengar kekhawatiran Nyonya Li. Dia hanya mengangguk untuk membalasnya.
Tepat pukul delapan pagi, Lian Hua, Nyonya Li dan Xiaobao sudah berada di Rumah sakit. Mereka sengaja berangkat pagi agar tidak terlalu ramai.
"Hua tunggu di sini dulu. Ibu akan mendaftarkanmu dulu." Nyonya Li menyuruh Lian Hua duduk di kursi tunggu. Xiaobao yang masih berdiri melihat Lian Hua memakai jaket bulu tebal, topi dan masker.
"Kenapa kau bolos?" Tanya Lian Hua melihat ke arah Xiaobao dengan suara yang sedikit serak dan tertutup masker.
"Aku sudah ijin. Selain pada Guru, aku juga mendapat ijin dari bibi untuk mengantarmu." Jawab Xiaobao. Mendengar hal itu Lian Hua sudah kalah. Dia bergumam tentang ibunya yang malah meminta bantuan Xiaobao.
"Hua.... ayo cepat masuk. Kau harus di periksa." Ajak Nyonya Li yang selesai mendaftarkan Lian Hua.
"Xiaobao, kau tunggu di sini dulu ya."
"Baik, Bi." Mereka berdua masuk ruang pemeriksaan dan Xiaobao menunggu di luar.
Xiaobao yang memakai jaket panjang hingga lutut berwarna biru tua melihat seseorang yang dia kenal sedang bercengkrama di kursi tunggu sebrang.
Xiaobao mencoba mengingat siapa orang itu dan akhirnya di sadar ketika sosok yang Xiaobao kenal sudah pergi.
"Chao Ming An?" Xiaobao sempat berlari ke beberapa arah dan mencoba mencari Ming An yang dia kenal, tapi Xiaobao tidak menemukanya.
Chao Ming An adalah laki-laki yang menyuruh Qian Lin untuk berpura-pura mendekati Xiaobao, dia juga yang berada di lokasi saat itu. Tapi Ming An hanya diam saja dan malah meninggalkan Qian Lin.
KAMU SEDANG MEMBACA
(FF) Attention - END
FanficWarning! NOT BL ⚠️ only Bromance ⚠️ Mereka sama-sama anak tunggal yang mempunyai keluarga yang berbeda. Rumah mereka berdampingan sejak Fang Xiaobao menjadi tetangga Li Lian Hua. Tapi, sayang sikap mereka bertentangan. Li Lian Hua adalah seorang Gur...