mungkin

194 14 4
                                    

"BERANI-BERANINYA KAU DATANG."

Takeomi yang mengira Ran adalah Rindou tanpa pikir panjang langsung melayangkan pukulan kearah Ran, tapi sorry sebelum pukulan itu mengenai Ran. Ran terlebih dahulu mengeluarkan banton, yang langsung mengarah ke dagu Takeomi.

Alhasil Takeomi di buat meringis kesakitan, akibat ulah pria bersurai dwiwarna itu.

"Rindou, kenapa kalian memanggil ku dengan nama Rindou?"

Ran kaget kenapa kelurga Sanzu seperti benci sekali dengan adiknya, tapi dia tidak boleh gegabah mengaku sebagai kakak dari Rindou.

"Kak Omi."

Sanzu menarik Takeomi mudur, dia tidak ingin rencana hidupnya berantakan gara-gara kakak tolol.

"Dia Ran bukan Rindou."

Semua yang ada di sana sontak sok.

"Ran."

"Iya dia Ran."

Tapi kenapa dia mirip sekali dengan Rindou, bahkan tidak ada perbedaannya. Seperti dua cermin hanya saja gaya rambut mereka berbeda.

"Lagian bukanya sih tolol itu sudah meninggal."

Kali ini Ran merasa panas di hati, sepertinya keputusan Ran mendekati Sanzu itu tepat. Sanzu adalah kunci utama untuk mengetahui apa yang terjadi dengan Rindou, tepatnya dia adalah boneka bagi Ran.

"Uhuk ngomong ngomong siapa Rindou?"

Dengan menahan nyeri di dada Ran berusaha semampunya supaya tidak menangis menyebut nama sang adik.

"Dia anak bermasalah yang membuat Sanzu pindah sekolah."

'Rin maafkan kakak.'

Sambil tersenyum Ran menyembuhkannya amarah serta kesediaannya, dia akan melakukan apapun demi adiknya, tak terkecuali itu menjatuhkan nama baik adik tercinta.

"Wah apa dia anak bermasalah?"

Tanpa menaruh curiga sedikitpun, keluarga Akasih itu malah membeberkan semua kebusukan Rindou. Padahal itu tidak nyata, untung Ran cerdik.

"Wah apa ada video boleh aku minta."

Awalnya ibu Akasih ingin memberinya secara cuma-cuma, namun Takeomi langsung mencegah.

"Ran kita baru kenal jadi kami belum begitu percaya dengan kamu."

Mendengar kata kata itu, Ran tertawa terbahak-bahak sampai seisi ruangan mendengar. Sambil menyeringai dia berkata.

"Seorang pem bully tidak takut dengan siapapun." Ran menepuk pundak Takeomi.

Sanzu yang berada di sana langsung mencairkan suasana, dengan sigap dia menyuruh Ran mandi serta ganti baju.

"Oke karena ini permintaan mu manis."

Dengan tipu dayanya Ran sengaja menaruh handphone di meja tanpa password. Kalo mereka pintar mereka tidak akan terperangkap, karena itu hanya handphone buat belajar, kalo yang privasi tentu saja di bawa.

"Sanzu bisa kau antar aku."

Sambil tersenyum manis dia mengusap kedua pipinya pria bersurai pinky itu, seperti terhipnotis Sanzu hanya bisa mengangguk.

Setelah itu mereka pergi ke kamar Sanzu.

***

Dan betul prediksi Ran Takeomi langsung membuka handphone Ran, Tampa rasa curiga dia membuka semua prifasi Ran, mulai dari pesan hingga foto dan dokumen.

Semua tidak ada kaitannya dengan Rindou.

Takeomi juga menemukan foto keluarga Ran, di situ Takeomi tersenyum. Karena mengira Ran anak itu anak semata wayang, padahal itu hasil editan, chat semua normal.

Who Are YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang