aku baik baik saja

176 16 2
                                    

"Hiks kak Ran Rin takut."

Suara familiar terdengar, suara yang dia rindukan suara yang begitu ingin dia dengar kembali.

"RIN KAU DI MANA RIN."

Tanpa sadar Ran berteriak, dia terus terus berjalan memanggil adiknya.

Sepi dan hampa Ran terus berjalan di ruang serba putih, ruangan itu seperti ruang tanpa ujian. Kemanapun dia berjalan hanya nuansa putih yang dia lihat, dan gilanya disitu benar-benar putih.

Bahkan dia tidak menyentuh tembok sama sekali seakan memang ini ruang hampa, sejauh mata memandang Ran hanya bisa terus berjalan, bukan dia bukan berjalan melainkan berlari.

Ran berlari seperti orang gila, dia berteriak histeris terus memanggil adiknya.

"RIN JAWAB KAKAK! KAU DI MANA."

"RINDOU."

"DEK KAU DI MANA."

"RIN JAWAB KAK."

"RIN AKU MOHON JAWAB."

"RIN KAKAK MINTA MAAF."

"RIN TOLONG JANGAN SEPERTI INI."

"RIN."

"RINDOU HAITANI."

"HIKS RIN~"

Semakin keras Ran berteriak, semakin hilang suara Rindou yang dia dengar.

"Rin kakak mohon Rin."

Lelah dan putus asa, meras tidak berguna membuat Ran terkulai lemas tidak berdaya. Dia tidak menyangka akan berada di titik serendah ini, hanya satu yang dia inginkan.

Ran ingin memutar kembali masa-masa indah bersama adiknya.

"Rin jawab kakak Rin."

"Kak Ran cukup Rin tidak mau."

Entah sejak kapan sosok pria bersurai dwiwarna dengan gaya ubur-ubur berdiri di depannya, dengan wajah sendu.

Sosok itu memegang kedua pipi Ran, sambil memiringkan kepala dia tersenyum.

"Rin maafin kakak."

"Kak Ran tidak salah Rin yang salah."

Rindou memeluk Ran, dia menepuk nepuk pundak Kakak, dengan tubuh bergetar Rindou berusaha berkata.

"Jadi Rin mohon jangan terus menyalahkan diri sendiri hiks, Rin gak mau kak Ran terluka gara-gara Rin hiks, Rin mohon kak Ran berhenti."

Rindou melepas pelukannya dia menatap kakaknya, berusaha meyakinkan kalo dia baik-baik saja.

"Tidak Rin aku aku."

Ran menggapai tangan Rin, dan betapa terkejutnya dia melihat kondisi Rindou penuh darah, tak kuat melihatnya.

Dia langsung mengalihkan pandangan, Ran juga baru Sadar tubuh Rindou terus mengalirkan darah.

"Apa yang kau maksud baik-baik saja Rin."

Ran yang tidak mengerti isi pikiran kakaknya langsung memeluk adiknya tapi tubuh itu seakan menjauh.

"Rin..."

"Ran kau siuman."

Subuh kain basah jatuh, sambil mengatur napas dia memandang sosok didepannya.

"Mitsuya."

"Hiks aku sangat khawatir tiba-tiba saja kau demam hiks..."

Refleksi pria bersurai Lilac itu memeluk Ran dengan kuat, Ran juga bisa merasakan pundaknya mulai basah.

Who Are YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang