"wah ternyata benar ya Hokkaido sangat indah." Teriak kegirangan Mitsuya.
"Udaranya juga sangat segar." Balas Draken.
"Kenchi kira-kira Emma sama kak Shinichiro bisa lihat aku dari Tokyo gak ya." Tanya Mikey sambil melambai-lambaikan tangannya.
Ran yang melihatnya dua orang setres itu cuma bisa menyeringai. 'dasar miskin.' tujuan Ran kesini hanya satu ya itu balas dendam.
"Cih." Dengus Ran yang gak terima dengan ucapan Mikey, Ran kesel aja dia jadi berfikiran apa Rindou juga begitu? Sudahlah yang terpenting sekarang hanya balas dendam.
Dia tidak perduli dengan semua kegiatan sekolah, lagian apa yang harus di banggakan dari Hokkaido, bagi Ran tidak ada karena di tempat ini adiknya meninggal.
"Sayang nanti kamu aku aja ke rumahku mau."
Sanzu bergelantungan manja di lengan Ran, sambil sesekali tersenyum nakal.
"Huwek... Huwek... Huwek."
Tetapi pandangan Ran malah teralihkan, sambil menahan tawa Ran harus sadar diri mereka sekarang sudah bukan lagi teman.
"Sudah berapa bulan Ko kok mual mual." Tanya inupi dengan polos sedangkan Koko langsung melotot, dia mual mual bukan karena hamil.
Lagian mana ada Alpah hamil, orang kalo main dia yang nusuk bukan ditusuk, sabar Ko sabar sama kepolosan kekasihmu itu.
"Sini gua bantu."
Dengan sigap Ran menarik Koko ke toilet umum, mungkin kebanyakan siswa yang melihat pemandangan itu mengira mereka sudah baik. Tapi kenyataannya bukan Ran menarik Koko ke toliet sebagai alasan agar dia keluar dari rombongan.
"Kenapa Ran gak sanggup kan keluar Tenjiku." Sambil tersenyum sinis Koko menatap Ran dengan tatapan merendah sementara pemuda bersurai dwiwarna itu langsung menghilang dari hadapan Koko.
"Cih sial."
Ingin sekali Koko mencari Ran, tapi lagi-lagi isi perutnya ingin keluar. Ini alasan terbesar dia tidak mau naik kendaraan murahan apalagi penuh bakteri.
***
Sementara Ran sudah berada di cafe tempat anak anak sekolahnya beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan, sambil tersenyum dia mulai mengganti gaya rambutnya.
"Kita lihat seberapa mirip aku denganmu Rin."
Ran memakai wig untuk meniru gaya rambut Rindou, dia sengaja melakukan ini terang-terangan. Karena jika teman sekelasnya tidak menyadari makan pelaku itu juga tidak akan bisa menyadari.
Bukan hanya gaya rambut, tetapi cara berpakaian juga Ran rubah.
"Ingat Ran kau adalah Rindou dan Rindou adalah kau." Merasa semua sudah siap Ran masuk ke cafe.
Tidak ada yang berubah dari tatapan teman-teman sekelasnya, semua masih sama. Sepertinya dia gagal atau dia saja yang payah saat menyamar.
Sambil menghela nafas dia duduk di pojok, tak lama pelayan datang, seperti kebiasaan Rindou Ran memesan puding coklat, tapi sayang sekali permintaannya itu bersama dengan Mikey.
"Maaf kak puding cokelatnya tinggal satu." Pinta sang pelayan.
"Itu puding Rin, lagi pula Rin yang memanggil pelayan ke sini."
Ran membela diri, sebenarnya dia sama sekali tidak tau kebiasaan Rindou, yang Ran ingat Rindou itu anaknya cerewet gak mau kalah kalo soal puding.
"Eh Loh siapa itu puding milikku."
Mikey menatap orang di sampingnya sekilas mirip orang yang dia kenal tapi kok agak beda.
"Harusnya Rin yang bilang begitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You
RandomDipisahkan oleh keadaan dan berakhir dengan takdir, Ran tidak bisa menganggap ini hanya kecelakaan, semua tidak akan terjadi jika dia selalu bersama adiknya. hidup untuk berputar putar, hidup untuk balas dendam dan hidup untuk menjadi orang lain. it...