The Love of A Heartless Man 20/1

295 23 3
                                    

"Aduh!"

The Five People You Meet In Heaven terlempar hingga beberapa jauh, sementara Gun yang mengaduh ria sudah terduduk karena jatuh.

"Duh," aduhnya sekali lagi, kemudian ia berdiri kembali. "Pakai jatuh segala."

Ia mendekati salah satu tulisan paling terkenal Mitch Albom yang tengah dibacanya tadi, yang sudah tergeletak di antara rimbunan rerumputan.

"Brain!" Gun menoleh mendapati Off yang muncul beberapa saat kemudian dengan raut panik. "Kau terjatuh?"

"Iya," kata Gun, memungut kembali bukunya.

Off menapak naik. "Bagaimana bisa kau terjatuh?"

"Terpeleset."

Off mengulurkan tangannya. "Kemarilah, aku bantu kau turun."

Gun menggeleng. "Markah Blue Star jatuh. Aku mau mencarinya terlebih dahulu," katanya.

"Biar aku bantu."

Off menghampiri Gun yang sibuk mencari-cari markah bukunya di sela-sela rerumputan yang tumbuh pada bidang miring jalan menuju bukit Beech, salah satu tempat favorit Gun, tempat ia biasa membaca sembari menikmati pemandangan melihat atap-atap rumah di desa wisata.

"Aduh, ke mana, ya?" Gun menyingkap-nyingkap rerumputan itu. "Bukunya terjatuh di sekitar sini, markahnya ke mana?"

Off melakukan hal yang sama dengan Gun, membantu mencari hadiah pertama yang dia berikan ketika mereka sudah resmi berkencan dulu.

"Ouch!"

"Ada apa?" Off merespon cepat.

Gun membuka telapaknya, ternyata itu terluka, dan karena itulah rasanya sakit saat tertusuk ujung rumput. "Ternyata telapakku terluka, mungkin karena aku tadi mendaratkannya terlebih dahulu agar bokongku tidak terbentur saat jatuh."

Off meraih telapak Gun yang ternyata memang terluka, atau tergores-gores lebih tepatnya, dan berdarah. "Kita pulang sekarang."

"Bagaimana dengan markahnya?" Gun tidak mau kehilangan markah itu.

"Aku akan meminta bantuan Isaiah dan Emma untuk mencarinya... naik ke punggungku."

Off terdengar serius, dan Gun menduga pria itu marah, dan kalau Off sudah marah, lebih baik baginya untuk patuh saja.

Ia naik ke punggung Off, dan membiarkan pria itu membawanya turun, dan pulang ke rumah mereka yang jaraknya tidak terlalu jauh.

"Sakit sekali, Off sayang." Tidak sesakit itu sebenarnya, tetapi Gun ingin menenangkan amarah Off dengan merengek.

"Kita obati sampai di rumah."

Off mendorong pintu rumah dengan kakinya, kemudian mendudukkan Gun pada sofa, mengambil peralatan P3K untuk mengobati luka kecil pada telapak tangan Gun.

"Aku sudah pernah memberi himbaun bahwa jalan menuju bukit Beech itu sudah pasti licin sehabis hujan. Rupanya kau tidak mendengarkan aku," gerutu Off dengan nada tenang sembari menyapu-nyapu kapas yang sudah dibasahi alkohol pada telapak Gun.

Gun tersenyum bersalah. "Maafkan aku, aku kurang berhati-hati."

Off beralih ke betadine sekarang. "Aku tak pernah melarangmu menghabiskan waktu seharian duduk di bawah pohon itu, pengecualianku hanyalah jangan ke sana saat sehabis turun hujan, karena kau bisa saja terpeleset... kenapa tidak mendengarkan?" tanya Off.

"Aku tidak akan mengulanginya lagi." Karena Gun sudah kena akibatnya tadi. "Maafkan aku."

Off meniup-niup telapak Gun, tahu bahwa pasti ada sensasi nyeri dan panas sebagai efek betadine yang bekerja. "Aku tak suka kau terluka, Brain. Sedikit saja, aku tidak suka."

The Love of A Heartless ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang