Just The Two of Us 6/3

322 25 3
                                    

"Disculpe, tenemos una reserva a nombre de Off Jumpol Adulkittiporn, nos quadaremos seis noches, dei miércoles a lunes. Quisiera ver la habitación." (Permisi, kami punya reservasi atas nama Off Jumpol Adulkittiporn, kami akan menginap enam malam, dari Rabu sampai Senin. Aku mau lihat kamarnya)

Gun tanpa sadar menggigit ujung kuku jari telunjuknya mendengar Off berbicara kepada resepsionis hotel, meski dia tidak mengerti apa-apa, tetapi sungguh, mendengar pria yang sedang setengah memunggunginya itu berbicara bahasa Spanyol membuatnya dijalari perasaan aneh... gelisah.

"Sí, alojamiento y desayuno." (Iya, kamar dan sarapan)

Mungkin karena Off sudah disekolahkan di sekolah internasional sejak kecil, ia tidak sedikit saja menampilkan aksen Thailand saat berbicara bahasa asing.

Kegelisahan itu kian terasa, ditambah pemandangan punggung datar Off yang entah bagaimana sangat menarik.

Gun menggeleng. "Jangan aneh-aneh, Atthapan."

"¿a qué hora se sirve el desayuno?" (Sarapannya jam berapa?)

Wanita di meja resepsionis itu mendapatkan pengabaian total dari Gun, seakan dia tak ada di sana.

"¿me podría despertar a las 8.00, por favor?" (Tolong hubungi aku jam 8.00)

Off yang bisa berbahasa Spanyol, Gun yang merasa bangga. Tentu saja, dia punya kekasih yang serba bisa seperti itu, dia harus berbangga diri dan hati, sebenarnya kalau dia mau menyombongkan hal itu juga tidak masalah.

"Love, ayo, kamar kita sudah disiapkan."

Gun sedikit gelagapan, Off memecah aktivitas mengagumi yang dilakukannya. "Bukankah hotel ini terlalu mewah?" Pertanyaan basa-basi.

"Kalau ada yang lebih mewah dari ini, aku jamin aku akan membawamu ke sana, Precious."

Artikan saja sendiri.

Gun tersenyum, tersanjung. "Kau sangat suka menghabiskan uang untukku."

"Uang salah satu keunggulanku, kau boleh tenang, Precious."

Gun berkedik bahu tak acuh. "Aku tenang, pastikan saja kau tidak jatuh miskin, aku suka uang soalnya."

Kejujuran adalah segalanya.

Kejujuran yang membuat Off tanpa sadar tertawa lepas. "Kita akan berkelimpahan hingga seribu tahun, Hope. Aku akan berusaha-sebentar."

Ia kembali ke meja resepsionis yang belum cukup jauh dari mereka.

"¿me puede recomendar un buen restaurante?" (Bisakah kau merekomendasikan restoran yang bagus?)

Satu-satunya yang Gun pahami adalah saat wanita di meja resepsionis itu menyebut Senorita Cafe and Restaurant. Membuatnya menyimpulkan bahwa Off pasti sedang bertanya tentang restoran, ditambah memang sudah mendekati jam makan malam.

"Gracias." Off sudah selesai sepenuhnya berurusan dengan resepsionis itu. "Brain, ada restoran di lantai empat hotel ini, kau mau kita dinner di sana atau kita cari restoran lain?"

Dengan mempertimbangan dirinya yang sudah sedikit pegal karena perjalanan, Gun memilih untuk makan di tempat yang paling dekat saja.

"Kalau begitu kita ke kamar dulu untuk beristirahat, pihak hotel akan menelpon nanti."

Gun gagal memahami kenapa Off memilih kamar berfasilitas selengkap itu, dia masih dapat menerima keberadaan ruang tamu dengan televisi yang lebih lebar dari miliknya di rumah, juga sebuah piano yang terletak di sudut ruangan, tetapi meja makan dan dapur?

The Love of A Heartless ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang