Turning Page 14/3

209 25 4
                                    

Gelak tawa terdengar dari ruang makan keluarga Adulkittiporn, gelak tawa yang muncul dari candaan-candaan Arm yang malam ini juga malam-malam sebelumnya entah bagaimana tidak begitu menggelitik Off, karena pria itu jarang atau bahkan tidak tertawa sama sekali menanggapinya.

Mereka bukannya tidak sadar akan hal itu, tetapi tidak ada satu dari mereka yang berani bertanya, termasuk Mild yang secara nyata merasakan perubahan pada diri kekasihnya.

Off selama enam hari belakangan begitu berbeda, irit berbicara kepadanya, tidak banyak tersenyum, dan entah hanya perasaannya saja atau tidak... menghindarinya.

"Aku akan ke Argentina untuk melanjutkan gelar magister."

Semua tawa itu diredam begitu saja, atmosfir berubah menjadi begitu canggung.

"Argentina?" tanya Arm memastikan dirinya tidak salah dengar. "Kapan?"

"Besok malam, aku sudah mengatur penerbangan."

Mild menatap terkejut. "Besok malam?" Suaranya sedikit melengking.

"Ya."

"Kau sedang bercanda, ya?" tanya Arm yang kemudian dijawab dengan ekspresi datar dari Off. "Kau tidak bercanda rupanya."

Dararat melirik khawatir ke arah Off. "Bagaimana dengan pernikahan kalian?"

Off masih berekspresi datar. "Tidak akan ada pernikahan."

"Apa?" Mild luar biasa terkejutnya. "Off, apa yang kau bicarakan?"

Off berdiri dari duduknya. "Aku tidak akan menikah denganmu, dan mulai hari ini, aku ingin mengakhiri hubungan denganmu."

Perkataan itu berhasil membuat semua yang ada di meja makan itu, termasuk Sompob yang biasanya bereaksi datar dan tenang, terkejut.

"Off?"

Off melirik tajam ke arahnya. "Aku tidak akan menikahi Mild, Ayah. Aku juga tidak mau lagi melanjutkan hubunganku dengannya."

Mild ikut berdiri. "Apa yang kau bicarakan?!" Dia mulai marah dengan betapa tiba-tibanya segala perkataan Off.

"Kau boleh meninggalkan rumah ini sekarang." Off menjawab dengan nada datar.

Dararat berdiri, kemudian menghampiri Off, menyentuh lengan putranya. "Ada apa? Kenapa tiba-tiba sekali? Apa kalian bertengkar?"

"Tidak, Bibi." Mild yang menjawab. "Aku jamin kami baik-baik saja, kami tidak bertengkar... ya, Off, kenapa? Ada apa denganmu?"

Off memasukkan tangannya ke dalam saku celana. "Aku tidak akan menikahimu, dan aku ingin mengakhiri hubunganku denganmu."

"Bukan itu maksudku!" geram Mild. "Kenapa kau mendadak seperti ini? Apa salahku?"

"Salahmu?" Ada cemoohan dalam pertanyaan Off. "Kau sungguh bertanya apa salahmu?" Masih dengan cemoohan.

"Kalian berdua bicaralah empat mata." Sompob bertitah dari kursinya. "Jangan membuat keributan di meja makan."

Off meninggalkan meja makan itu tanpa berpamitan, meninggalkan kebiasan sopan yang biasa dilakukannya. Mild mengekori dengan gusar, panik, cemas, dan takut.

"Arm, ada apa dengan mereka?"

Arm sedikit gelagapan, kemudian menggeleng. "Aku sungguh tidak tahu apa-apa, Bibi."

"Biarkan mereka berbicara empat mata, dan tunggu saja hasilnya. Lanjutkan makan kalian."

Sompob memang selalu menjadi raja di rumah itu, segala perkataannya berarti perintah.

Mild menutup pintu kamar, menguncinya. "Off, ada apa ini?"

"Sudah aku katakan tadi."

"Bukan itu maksudku!" bentak Mild.

The Love of A Heartless ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang