DE 11

4.8K 305 2
                                    

di saat dua temannya sedang makan di kantin Erza justru datang dengan tidak membawa apa-apa di tangan nya.

"kenapa? kau tidak makan?" tanya jun memberikan satu suapan nasi yang diterima erza dengan kasar.

"mau pesan di luar?" juga dengan kevin yang memberikan satu suap dan tetap di terima erza dengan sama kasar nya.

"dia bisa memakan sendok ini dengan gigi nya itu" jun berucap sambil memberikan air pada erza.

"aku tidak naf--"

"ohh? jangan bilang paman mu dan ibu veny menjalin hubungan"

mendengar ucapan jun, erza segera menoleh pada dua orang yang baru masuk kedalam kantin. meringis tidak suka pada paman nya yang jadi pusat perhatian dan seramah itu pada guru baru itu.

"tidak cocok. aku tidak akan merestui nya" sergah erza memberikan tanda silang di tangan nya.

"paman mu tidak butuh restu dari mu, erzaaa" jun memberikan sesendok makan lagi.

terlalu kuat erza menggigit membuat giginya harus menahan ngilu dan menggigit kuat bibir bawahnya tanpa sengaja.

"Akhhhh-- kau!!" erza memegang mulut nya.

"kau yang kasar, kan aku hanya menyuapi mu" ucap jun khawatir.

"ohh? erza-- darah nya, yakk bodoh" kevin dengan cepat membantu erza menutup mulutnya.

juga jun dengan cepat mengambil tisu untuk menahan darah yang keluar dari mulut erza.

"ayo ke UKS" jun menarik tangan erza, namun anak itu hanya menggeleng dan menahan air matanya.

"itu sakit bodoh.. ayo ke UKS, darahnya terlalu banyak erza" ucap kevin sedikit emosi.

darel melihat sebelum luka itu di tutup oleh erza dan kedua teman nya, menyimpan nampan nya di meja dan menoleh pada veny yang menyenggol lengan nya.

"itu bukan luka yang kecil, pergilah ke UKS deluan. nanti ku bawakan makanan mu"

darel mengangguk, berjalan keluar kantin untuk ke UKS, meninggalkan veny yang kembali fokus dengan makan nya.

erza menoleh pada paman nya yang keluar dari kantin, semakin menggigit kuat bibir nya dan membuat darah itu semakin deras mengalir.

"YAKK!!! kau ini, kau kenapa bodoh?" jun memukul pelan pipi erza ketika tau teman nya makin menggigit bibir nya.

Edo yang baru masuk ke dalam kantin sama sekali tidak di gubris oleh erza, anak itu justru menatap tidak suka pada veny yang sama sekali tidak melirik padanya.

"dia kenapa?" Lara bertanya pada jun dan kevin ketika sampai di hadapan ketiganya.

"dia menggigit bibirnya kak, lihat lukanya" ucap jun masih menutup mulut erza yang berdarah.

"bawa ke UKS" ucap lara yang hendak pergi namun menahan langkah nya mendengar jawaban kevin.

"mungkin dia malu karena paman nya yang menjadi dokter di UKS kak"

Lara berbalik, menatap pada erza dan Edo, setelah edo datang dengan cepat lara mengambil nampan di tangan kekasih nya, membuat yang melihat nya bingung.

"ayo kita bawa dia ke UKS, dia melukai bibir nya" ucapan lara membuat edo melirik pada erza.

"Erza ayo" edo menarik pelan tangan erza, namun anak itu mengeraskan tubuh nya dengan hanya menatap kebawah pada meja kantin.

"erza. ka Edo memanggil mu" ucap kevin menyenggol bahu temannya.

bukan nya menjawab erza menggigit lagi bibir nya, membuat kevin terpaksa memegang kedua pipi teman nya itu.

𝗗 & 𝗘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang