semuanya sedang menikmati minuman dan beberapa cemilan yang di berikan mila pada mereka yang memilih taman belakang untuk berkumpul.
"jus buatan mama erza tidak pernah gagal"
kevin memuji dengan sedikit teriakan.membuat mila yang bisa melihat mereka dari depan tv hanya memberikan jari tanda V pada mereka.
"kau jangan kan dari tante, sesuatu yang gratis saja sudah bisa kau katakan enak" sergah jun.
Lara hanya memandang sekitar, melihat-lihat taman dengan menyeduh jus alpukat milik nya.
pandanga nya terhenti pada kamar darel yang jendela nya menghadap langsung ke taman belakang, membalikkan tubuh nya agar juga langsung menghadap pada kamar itu.
"ka Edo, bagaimana rasanya punya pacar secantik ka lara?" pertanyaan jun membuat kevin dan erza mendelikan mata nya tidak suka.
"terlalu membuat khawatir kalau sampai ada orang lain yang menatap nya" jawab edo memegang tangan lara.
sedangkan di dalam kamar nya, darel sama sekali tidak mengetahui bahwa erza dan kawan nya sudah berpindah dari dalam rumah keluar taman.
membuka laptop nya dengan sesekali melirik pada handphone nya. erza memperhatikan dan mengikuti arah pandang lara, menyipit kan matanya dan mendengus tidak suka.
"kalian pulang lah, aku mau istirahat" ucap erza pada kedua teman nya.
"ka Edo dan ka Lara terima kasih sudah berkunjung"
lara menoleh pada erza, memberikan senyum tipis nya dan mengangguk.
"ayo. biar ku antar ke dalam erza" ucap lara lembut.
"tidak usah. paman akan memeriksa ku lagi, kalian bisa langsung pulang. terimakasih atas kunjungan nya"
ke-empat nya hanya mengangguk. berjalan keluar dengan di antar oleh erza, menutup pintu setelah mereka menaiki satu mobil. mobil edo.
"oh?, teman mu sudah pulang?, mau mama pesan kan makanan" ucap mila baru keluar dari dalam kamar nya.
"tidak usah. mana paman? dia harus memeriksa bibirku"
erza berjalan menuju kamar nya, mengambil selep dan air untuk dia bawa masuk kedalam kamar darel.
"erza" panggil mila pada putra nya saat hendak membuka pintu kamar darel.
"hnggg?" sahut nya menghentikan langkah nya.
"mama mau keluar sebentar, kalau ada apa-apa minta pada paman mu"
"iyaa" erza segera membuka pintu itu, mendapati darel yang masih fokus pada laptop nya.
menutup horden kamar yang jelas saja langsung menghadap pada taman belakang. darel menoleh, sedikit bingung pada ulah yang di lakukan erza.
"kenapa? ini masih jam 3 erza"
"aku tau" jawab erza singkat.
"lalu? kenapa menutup jendela nya?" tanya darel bingung.
"aku tidak suka pemandangan di luar" jawab erza mengambil duduk di kasur darel.
"ini kamar--" untuk kali ini erza yang membuat darel menghentikan ucapanya, dengan menaruh kedua tangan di sisi kursi duduk darel, dan mendekatkan wajah nya.
"paman" panggil erza lembut.
"hmmm?" sahut darel menatap tepat pada mata erza.
"apa bibir ku sudah bisa terkena sesuatu yang sedikit kasar?"
darel tidak menjawab, mengalihkan pandangan nya pada bibir kecil erza, lalu menatap kembali pada retina anak itu.
"eeumm... tapi tidak untuk yang terlalu kasar"