7ㅡ Full Moon

37 4 0
                                    

happy reading

"Sampai kapan kita berada disini? Aku hampir tidak bisa bernapas jika berada di tempat penuh makhluk penghisap darah"

"Aku tidak tau sampai kapan, kau akan terbiasa Nala, mungkin sampai kita menemukan-"

"Aku tidak harus selalu untuk terus menerus terbiasa agar menerima keberadaan vampir di sekitarku, aku berdarah asli werewolf. Aku sendirian disini. Kenapa kau dan yang lain tiba-tiba saja setuju untuk tinggal disini? Lyn, kau tau kan yang menyebabkan ibu mu tewas karena perbuatan mereka? Ya aku tau darah vampir mu dan Quin juga mengalir di tubuh kalian berdua. Tapi berpikirlah Lyn, mereka yang menyebabkan ibu kalian tewas"

Evelyn hanya diam mendengarkan Nala.
"Nala-"
"Tinggalkan aku sendiri, pergilah"

Evelyn menghela napas, dia menepuk pelan pundak Nala. Kemudian berjalan masuk ke dalam kastil.

Nala memang sebenci itu dengan vampir. Ditambah saat tragedi tewasnya Sabrina. Andai saja dia tidak bertemu dengan anak laki-laki yang di duga salah satu dari pangeran vampir itu, dan andai saja Nala memberitahu Sabrina bahwa dia bertemu dengan anak laki-laki vampir kemudian mereka segera kabur dari sana, maka Sabrina masih hidup sampai sekarang.

"Masuklah jika tidak ingin dilihat oleh pasukan vampir tadi" suara berat terdengar di belakang Nala. Nala mendengus kesal dan berbalik.

Stevan mendekatinya dengan setia masih menunjukkan wajah datarnya.
"Masuk"

"Siapa kau berani memerintah ku? "

Stevan menghela napas.
"Ya itu terserah mu, jika ingin mati maka serahkan dirimu seperti itu"

Nala menatap malas ke arah Stevan.
"Terus terang saja, kau dan saudara mu yang menyuruh mereka untuk mengepung kami bukan? Lalu dengan berpura-pura membantu kami, dan membawa kami kesini. Saat kami lengah, kalian bunuh kami. Terutama diriku, benar-benar makhluk licik"

"Kau banyak bicara, bahkan bau mu seperti anjing yang diterlantarkan" balas Stevan, yang membuat Nala jengkel.

"Vampir sialan"

Stevan hanya diam mendengar ocehan Nala yang tidak penting baginya sambil menatap ke depan.

"Kau anak laki-laki saat bulan purnama itu kan? " tiba-tiba saja Nala bertanya tentang dirinya bertemu dengan anak laki-laki vampir pada Stevan. Ya dia rasa, anak itu adalah Stevan.

Stevan menatap Nala lama kali ini, kemudian menjawab.
"Ya"

Nala terkekeh.
"Sudah ku duga, jadi kau yang melaporkan pada yang lain kalau ada Werewolf disana? Lalu mereka membakar tempat itu"

"Tidak, bukan aku. Jikalau pun aku ingin kau mati saat itu, aku bisa saja membunuh mu langsung di dekat sungai itu"

"Lalu siapa lagi jika bukan kalian? Seorang Vampir selalu tidak pernah mengakui"

Stevan tidak menjawab perkataan Nala.
"Masuklah, kau harus tidur" Stevan berjalan mendahului Nala ke dalam Kastil.

🧛‍♀️🐺🧛‍♂️

"Kau baik baik saja?"

Evelyn tersentak saat seseorang menepuk bahu nya.

"Tidak apa apa"

Jarel duduk di samping Evelyn
"Benarkah?"

Evelyn menghela nafas, tidak mungkin ia menceritakan kisah nya kepada orang yang baru saja Ia kenal.

"Jika kau belum mau bercerita tidak apa, lagipula aku siapa. Tidak pantas mendengar ceritamu"

Suara Jarel terdengar sendu, tapi Evelyn hanya diam dan fokus menatap kedepan.

THE APHRODITE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang