crazy guy

129 14 5
                                    

;

Barangkali Minhyuk belum sepenuhnya pulih. Atau mungkin kepalanya sempat terbentuk benda keras hingga bicara melantur. Maka dari itu Changbin secara sukarela meski diselipi perasaan terkejut mencoba menyadarkan laki-laki itu dari alam bawah sadarnya.

Suara nyaring menyapa indera pendengaran dua cicit Adam itu kala kulit telapak tangan bertemu dengan kulit pipi cukup keras. Baik Minhyuk maupun Changbin sama-sama terperangah. Terlebih pria dengan marga Lee itu kini merasa sepenuhnya sadar setelah tamparan yang mampir pada pipi kanannya itu mendarat apik.

Daripada marah, Minhyuk lebih seperti kebingungan hingga tak mampu mengatakan apapun selain memandang Changbin dengan penuh tanda tanya.

Changbin yang seketika sadar akan tindakannya barusan itu hanya bisa menutup mulutnya dengan kedua tangan, ia barangkali lebih kaget daripada Minhyuk sang korban saat ini. Tentu merasa bersalah sebab dari suara yang dihasilkan, tamparan barusan tidaklah pelan apalagi sopan.

"Eh!"  Changbin berusaha meraih wajah Minhyuk, meraba pipi yang masih memiliki jejak telapak tangannya itu. Lantas meringis karena mengetahui bahwa tindakannya menyebabkan permukaan kulit tersebut memerah.

"Maaf, aku tidak sengaja," cicit Changbin penuh penyesalan.

Minhyuk yang mendengar itu hanya bisa tersenyum tipis, melihat Changbin perlahan kembali seperti sosok yang ia kenal dahulu sesungguhnya memudarkan sensasi panas pada bekas tamparan tadi. Kemudian dirinya meraih tangan yang bergerak acak pada wajahnya tersebut, membuat segara pergerakan panik dari pria yang lebih muda terhenti seketika.

Minhyuk menggenggam pergelangan tangan Changbin cukup erat hingga sang empu tidak diberi kesempatan untuk menarik alih tangannya kembali.

"Bin..." panggil Minhyuk dengan nada suara lembut, sekaligus tenang.

Ibu jarinya sejenak mengelus punggung tangan Changbin sebagai bentuk meminta persetujuan serta pertanggung jawaban atas seluruh kalimat yang akan keluar dari mulutnya.

"Aku benar-benar menyukaimu kali ini. Bukan karena rasa bersalah atau apapun, aku sungguh-sungguh dengan perasaan ku. Aku menyayangimu," ujar Minhyuk.

Sekali lagi, Changbin kesulitan untuk mencari tipu daya dari sepasang pupil yang kini membulat sempurna ketika sedang memandang terhadap dirinya. Ingin rasanya Changbin berlari pergi dari hadapan laki-laki kurang ajar satu ini karena sungguh, jantung yang entah berapa lama tidak berdetak kencang itu kini melakukan fungsi yang semestinya meskipun sedikit lebih cepat.

Seharusnya rasa yang dimilikinya telah habis untuk Minhyuk, lalu perasaan macam apa yang kini tengah menggelitik hatinya? Changbin lantas merasakan sesak yang teramat sangat.

"Hyuk, anggap saja aku tidak pernah mendengar ini dan mari kita lupakan semuanya. Aku tidak mau lagi." Changbin mengalihkan pandangannya, tak kuasa jika terus dibiarkan beradu tatap dengan lelaki dihadapannya itu.

Minhyuk sama sekali tak mengindahkan isyarat Changbin agar melepas cengkraman pada pergelangan tangannya.

"Perasaan ku biar jadi tanggung jawabku, kau hanya perlu tau bahwa aku menyukaimu. Aku sama sekali tidak berharap agar bisa bersamamu Bin, tetapi biarkan aku menyayangimu."

Minhyuk yang tadinya berdiri satu langkah dihadapan Changbin itu kini membawa tubuh jangkungnya untuk bersimpuh dihadapan Changbin. Genggaman tangannya pada pergelangan tangan lelaki yang lebih muda pun telah ia lepaskan secara suka rela, kini dengan kepala tertunduk serta kedua tangan tergenggam rapi di atas pahanya.

Changbin sedikit tersentak melihat Minhyuk melakukan hal tidak lumrah begitu. Berusaha membuat pria yang lebih tua agar berhenti berlutut dihadapannya namun kesulitan sebab lelaki itu terlampau kuat. Padahal Minhyuk baru saja sembuh dari demamnya. Seo Changbin hanya mampu mengerang pasrah.

"Aku tau apa maksudmu Hyuk, tetapi bagaimana dengan Miyeon? Bukannya kalian bahkan telah merencanakan pertunangan? Tolong jangan begini, perasaan mu padaku hanya sementara saja, kau cuma terpengaruh oleh situasi kita berdua Hyuk."

Lee Minhyuk tahu bahwa Changbin pasti akan membawa Miyeon ke dalam 'negosiasi' mereka ini. Dan dirinya sama sekali tidak gelagapan karena apa yang Changbin berusaha jelaskan itu adalah tidak benar. Ia yang paling tahu perkara perasaannya.

"Kau salah besar Bin, aku yang paling tau perasaan ku. Tentang Miyeon, aku akan segera mengakhiri semuanya. Lagipula dari awal kami tidak cocok satu sama lain." Minhyuk berbicara dengan entengnya.

Dan itu cukup memancing amarah Changbin yang sebelumnya sempat ia tahan sementara mengingat laki-laki gila satu ini sedang dalam keadaan tidak fit. Pun Seo Changbin paham bahwa berbicara dengan Minhyuk sekarang ini bagaikan tengah menjelaskan bagaimana buah apel jatuh pada pohonnya kepada sebuah batu karang. Sia-sia saja.

"Lee Minhyuk, aku seharusnya tahu kalau kau memang bajingan."

Sebelum beranjak menuju kamarnya dan memusuhi Lee Minhyuk, Changbin sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada berbicara kepada Minhyuk.
"Aku tak masalah kalau kau menyakitiku dulu, tapi jangan sampai Miyeon merasakan hal yang sama. Gadis itu tidak pantas menerima semua ini dan harus terluka karena laki-laki tak punya pendirian seperti mu. Dan kau pikir aku akan luluh dengan mudahnya? Dasar laki-laki brengsek."

Selanjutnya Changbin pun pergi menuju kamarnya sendiri tanpa melihat ke arah belakang dimana Minhyuk berada masih dalam posisi bersimpuh. Pandangan kosongnya itu mengikuti tubuh Changbin yang perlahan menjauh dari jaraknya. Lee Minhyuk benar-benar kalah telak dari Seo Changbin, lagi-lagi.



;

hellaof

hellaof

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Marigold; Lee Minhyuk x Seo ChangbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang