;Minhyuk mengambil satu langkah mundur ketika tirai yang menutupi salah satu ranjang pasien itu terbuka, memperlihatkan sosok laki-laki jangkung asing yang tadi ia kenal tanpa nama. Laki-laki itu tentu adalah Jaehyun.
Keduanya saling bertukar pandang dalam beberapa saat, berbicara melalui manik hitam yang terpaku satu sama lain hingga akhirnya pria bermarga Jung itu meminggirkan tubuhnya.
"Masuklah, aku tidak berhak ikut campur," ujarnya sembari mempersilahkan Minhyuk untuk masuk. Meskipun tadi Changbin memintanya untuk mengusir pria yang lebih tua itu.
Lee Minhyuk mengangguk pelan, lantas mengibas tirai di hadapannya agar dapat masuk menemui sosok yang masih berbaring di ranjang rumah sakit. Lalu ia melihat Changbin, sedang memejamkan matanya meski ia yakin yang lebih muda sama sekali tidak tidur.
"Aku sudah bilang untuk mengusir–" Changbin yang dapat merasakan kehadiran orang lain itu membuka mata, karena ia pikir orang tersebut adalah Jaehyun. Namun tentu saja ia salah, "–kenapa kau kemari?" tanyanya kebingungan.
"Aku yang harusnya tanya. Kenapa kau tidak mau bertemu denganku?" Minhyuk berjalan mendekat ke arah Seo, duduk di kursi yang sama tempat Jaehyun tadi. Changbin membuang muka enggan memperlihatkan mimik pucatnya.
"Dengan muka kacau begini? Aku ragu kau mau melihatnya."
Pria Lee itu membuang napas berat nan panjang. Kedua tangan yang beristirahat di atas pahanya kini mencengkram erat tanpa Changbin ketahui.
"Sejak kapan?"
"Kalau ingin tanya, katakan dengan jelas. Aku tidak mengerti." Seo masih tak mau bertukar netra, ia tak yakin mampu untuk mempertahankan sepasang manik itu untuk tidak menggenang jika keduanya saling berpandangan.
"Sejak kapan kau menderita penyakit seperti ini? Apa ini karena aku?"
Oh, pertanyaan itu cukup untuk membuat kepalanya menoleh ke sosok yang lebih tua. Dengan pupil membelalak. "Dokter memberi tahu mu segalanya? Kau bahkan bukan keluarga ku."
"Aku mendaftarkan diri sebagai wali mu, kau butuh wali untuk mendapatkan pengobatan."
Changbin mengerutkan kening, "Kenapa pula kau jadi wali ku? Apa aku meminta padamu, kurasa aku tidak mengatakan apapun soal itu."
Lee memutar bola matanya, tak habis pikir pada Changbin yang saat ini malah berbicara tentang hal lain. "Saat ini kau malah memusingkan hal lain? Kau sedang sekarat dan masih berpikir soal siapa wali mu, kau gila!"
Minhyuk berbicara dengan nada lebih tinggi, antara menahan amarah dan merasa kasihan pada sosok yang terbaring di atas ranjang putih bersih tersebut. Changbin tertegun sesaat karena ini adalah pertama kalinya Minhyuk berbicara keras padanya, meskipun bukan hal baru untuknya.
"Bukan urusan mu."
"Tentu saja urusan ku, aku wali mu."
Changbin tertawa pahit setelah mendengar pernyataan Lee barusan. Rasanya begitu pekak mendengar kalimat itu menusuk rungunya.
"Kau tau apa itu hanahaki disease? Ku pikir dokter telah menjelaskan semuanya pada mu maka seharusnya kau pergi dan tidak perlu peduli lagi. Aku benar-benar tidak butuh balasan cintamu atau apalah itu, penyakit ini hanya omong kosong." Minhyuk ingin meraih salah satu tangan Changbin, namun pemuda itu segera mengepalkan tangannya dan Lee mengundurkan niat tersebut.
"Aku takut, aku tidak mau mati. Tapi tidak akan ada artinya jika aku terus begini. Kau bilang ini urusan mu kan? Lalu jika aku minta padamu untuk mencintai ku balik, apa kau bersedia? Lihat, aku sungguh benci kematian, sama halnya seperti aku benci tentang kehidupan. Maka dari itu, apa kau mau membalas perasaan ku kembali, hmm?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Marigold; Lee Minhyuk x Seo Changbin
Fiksi Umum"marigold still has a gold, and i have none." warning! alternative universe bxb, gay, boys love crack pair Lee Minhyuk BTOB x Seo Changbin Straykids 18+ pic. from pinterest