07

490 61 5
                                    

Matahari sudah hampir tenggelam, tidak terasa hari sudah begitu sore. Setelah menyelesaikan kegiatan bersih-bersih,menata tempat tidur dan buku yang berserakan ke tempatnya, [Name] beralih menyapu lantai dari sudut ke sudut menggunakan sapu lidi - nggak lah,makin lama selesainya kalau pakek sapu lidi.

Saat sedang asyik menyapu, pertanyaan acak muncul dalam benak gadis itu,enggan menyia-nyiakan kesempatan dengan adanya Senku dirumahnya,ia mengutarakan pertanyaan yang ada dalam pikirannya. "Senku" panggilnya.

"Ha?" Sahut sang pemilik nama, ia memalingkan wajah hingga sepenuhnya menghadap ke arah [Name].

"Ehm...kalau misal kita bawa api ke kutub Selatan, apinya beku nggak?" Ucapnya sambil bersandar di gagang sapu.

"Sepertinya otakmu tertinggal di dalam rahim" celetuk Senku mendengar pertanyaan [Name] dengan alis yang mengkerut.

Syok berat hingga matanya terbelalak,[Name] menghentikan kegiatannya. "Hah? Emang otak bisa ketinggalan di luar tubuh janinnya?"

Tepat saat itu juga Senku memukul pucuk kepala [Name] menggunakan gulungan kertas yang ia pegang. "Aku tidak serius"

'Puakk' suaranya memekak.

"Tentu saja apinya akan padam,suhu rata rata tahunan pada musim panasnya saja dapat mencapai -28 celcius, bahkan pada saat musim dingin suhunya mencapai -60 derajat Celcius. Mungkin kau akan mati kedinginan tepat sesaat setelah api itu padam jika pergi kesana tanpa persiapan apapun,atau bahkan sebelum itu."

"Hah? " Karena setting-an otaknya yang memang lelet,sedikit susah bagi [Name] mencerna kata kata Senku barusan. "-60 derajat Celcius Itu suhunya tinggi apa rendah?" Gumamnya.

"Suhu minus itu suhu rendah, semakin besar angka minusnya maka akan semakin dingin suhu udaranya, hal dasar seperti itu saja kau tidak mengerti?"

"Bukan masalah hal dasar, butuh waktu buat otakku mengerti"
"Tapi, yang ku tanyain itu apinya beku apa enggak, bukan padam, maksud ku.. Kalau misal kita bawa api ke kutub Selatan dan apinya beku kan jadi bisa lihat tampilan api yang beku, api yang beku itu kayak gimana? Apa es yang beku bisa membentuk api? Atau jadinya kotak? "

"Hal mudah pun kau buat susah!?, oh astagaa" Senku mengorek kupingnya dengan tatapan kesal.

Belum selesai berperang dengan pikirannya, suara ketokan pintu mengganggunya. Tunggu, ketokan pintu?. [Name] keluar kamar untuk mengecek, siapa yang datang sore sore begini? Padahal ia tinggal sendirian,apa orang tua asuhnya berkunjung? Atau temannya berniat mengganggu quality time nya bersama Senku?

Sampai tepat ia berdiri di balik pintu rumah, terdengar suara dari luar, "Atas nama kak [Name]? Permisi".

Hah? Batinnya bertanya-tanya, " Iya?" Ia membuka pintu, tampak seorang pemuda ber helm menyodorkan keresek berisikan jagung. "Pesanannya kak" Ucap pemuda itu.

"Eh? saya nggak pesan apa apa kak" Ucapnya panik, tentu saja. Daritadi dia terus fokus membersihkan kamar karena pintah Senku.

Pemuda itu tampak mengecek smartphonenya "Tapi ini atas nama kak [Name] di alamat xxxxx, jangan pura pura ya kak, agar kedua belah pihak sama sama untung" Ucapnya lagi.

Enggan bertikai hanya karena suatu kesalahpahaman, [Name] mengiyai pesanan tersebut. "Yaudah deh kak, berapa harganya? "Ucapnya sambil mengambil uang cadangannya di selipan sofa, bukan untuk disembunyikan, melainkan berjaga jaga jika ada pengamen atau paket yang datang tiba tiba.

Setelah selesai membayar, ia pun menutup pintu dan menguncinya sambil terus berpikir siapa yang memesan jagung yang kini ia bawa, apa prank dari temannya? Lagipula tidak ada siapa lagi selain dia yang tinggal dirumah.

Other Universes (senku x reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang